Kamis, 24 Mei 2012

Inovasi Perkuat Daya Saing Usaha


Inovasi Perkuat Daya Saing Usaha
Joseph Henricus Gunawan ; Peneliti Sosial Ekonomi, Alumnus
University of Southern Queensland (USQ), Australia
SUMBER :  SUARA KARYA, 22 Mei 2012


Kelompok negara G-8 meliputi AS, Kanada, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Rusia yang menggelar G-8 Summit 2012, 18-19 Mei 2012 di Camp David, Maryland, AS, berkomitmen akan merevitalisasi ekonomi, memerangi turbulensi finansial serta krisis global, memacu pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja. Komunike ini dirilis menyusul lambannya pemulihan ekonomi AS dan memanasnya krisis utang yang mendera zona Eropa, terutama akibat kekacauan politik dan ketidakpastian reformasi ekonomi Yunani seiring gejolak memburuknya krisis perbankan Spanyol.

Dampak penularan krisis zona Euro dapat menguras kepercayaan di 17 negara pengguna euro, di samping membahayakan pemulihan ekonomi AS yang berpotensi mengarah pada tidak stabilnya kondisi ekonomi global. Rembesannya pun dikhawatirkan menjalar ke Indonesia meskipun dampak ke sektor riil terbatas.

Trend pengangguran di kawasan Eropa melaju melampaui ekspektasi seiring dengan krisis utang di kawasan tersebut di mana sejak 2010 demam pengangguran menjangkiti 2/3 negara Eropa. Badan Statistik Uni Eropa (Eurostat) merilis data terbaru bahwa ekonomi Eropa anjlok drastis dengan tingkat pengangguran membengkak mencapai rekor tertinggi 10,8 persen dan industri manufaktur pun ikut terpuruk. Ini merupakan level tertinggi sejak lahirnya mata uang tunggal Uni Eropa, Euro yang diperkenalkan pada 1999.

Bank Sentral Eropa mengucurkan sebanyak 300 miliar dolar AS paket dana talangan penyelamatan untuk Irlandia, Portugal, Yunani, dan Spanyol. Selain untuk membendung krisis keuangan utang negara selama 3 tahun terakhir, juga mengingat tingkat pengangguran tetap naik selama 8 bulan berturut-turut.

Spanyol memegang ranking tertinggi pengangguran di zona Eropa hingga mencapai 23,6 persen (50,5 persen di antaranya untuk usia kurang dari 25 tahun), Yunani (21,7%), Portugal (15%), Irlandia (14,7%), Jerman (5,7%), dan Austria (4,2%). Bandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2011, tingkat pengangguran terbuka Indonesia masih sekitar 8,12 juta orang dan per Agustus 2011 sebesar 7,7 juta orang, walaupun data terbaru per Februari 2012 melaporkan tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 7,61 juta orang.

Wakil Presiden Boediono menyatakan keprihatinannya atas ketertinggalan Indonesia dalam hal inovasi dengan menduduki peringkat buncit dalam kelompok negara G-20. Untuk mengantisipasi dan menghadapi ketidakpastian ekonomi global, kewirausahaan yang berinovasi perlu lebih digalakkan dan diberdayakan secara integral. Berkaitan dengan kebutuhan rakyat berarti melindungi serta memberikan ruang, kesempatan, dan membuka akses dalam bidang ekonomi (modal), pendidikan untuk tumbuh, berkembang, bermobilitas vertikal, dan berproduktivitas tinggi hingga menjadi kuat dan berdaya saing. Masyarakat pun tidak terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty) berkepanjangan, yang berujung kesejahteraan akan meningkat.

Kewirausahaan dapat dilakukan melalui pelatihan peningkatan produktivitas, daya saing, kinerja, pengetahuan metode baru, keterampilan, kualitas barang/ produk, utilitas, kapasitas, kompetensi sumber daya manusia (SDM), sikap, mental, dan perilaku. Khususnya, dalam mengomersialkan produk atau jasa serta meningkatkan jaringan usaha, berani memanfaatkan dan mengambil peluang untuk bersaing dan berdaya saing global di mancanegara.

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3 persen, sedangkan Bank Pembangunan Asia memperkirakan pertumbuhan 6,1-6,2%. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Januari-Maret 2012 mencapai 6,3%. Sektor transportasi dan komunikasi dengan laju pertumbuhan tertinggi mencapai 10,3%, kemudian pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan (3,9%), pertambangan dan penggalian (2,9%). Target dan optimisme pemerintah bahwa ekonomi Indonesia pada 2012 diyakini tumbuh 6,5% bakal sulit terealisasi karena harga pangan dunia cenderung naik dan ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi berkualitas memperkuat ekonomi domestik dan sektor primer yang berkaitan langsung dengan rakyat serta berdampak pada kesejahteraan rakyat agar kemiskinan dan pengangguran dapat diminimalkan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia seyogianya tidak lagi bertumpu pada eksploitasi yang berbasis pada sektor sumber daya alam (SDA). Oleh karena itu, kemajuan ekonomi harus lebih bertumpu pada investasi tinggi untuk peningkatan bidang research and development (R&D) atau inovasi untuk mendongkrak nilai tambah.

Ke depan, mewujudkan inovasi yang mampu membuat akses pemasaran dan distribusi ke pasar hingga potensial, penguasaan dan adopsi teknologi baru untuk inovasi, inovasi produk secara keseluruhan dengan gagasan bersifat kreasi baru yang memperbarui, memperkenalkan, mengembangkan strategi, menghasilkan, menampilkan, dan menciptakan ide kreatif sesuatu produk baru serta mendisain program untuk produk baru, semuanya merupakan kunci daya saing wirausaha.

Tanpa inovasi dengan mewujudkan ide kreatif menjadi realita, pengeluaran dana yang dipakai akan sia-sia dan hanya akan terbuang tanpa manfaat. Oleh karena itu, wirausaha perlu diperluas dengan akses yang murah agar lebih mudah memakai hasil-hasil inovasi lembaga-lembaga penelitian yang dibiayai anggaran negara. Dengan demikian, akan dihasilkan produk yang berkualitas dengan nilai tambah khusus hingga ke depan, niscaya akan lebih agresif, memacu daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas, berkelanjutan, dan berkesinambungan serta dinikmati rakyat secara langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar