Black Campaign
Produk Lokal
Irfa Puspitasari ; Departemen Hubungan
Internasional FISIP Universitas Airlangga
SUMBER : SUARA
KARYA, 16 Mei 2012
Indonesia seharusnya mampu merambah pasar teknologi setelah selama
ini sudah menguasai bahan mentah minyak dan gas, dan mineral tambang. Indonesia
juga sudah cukup menguasai pasar tekstil. Modalitas Indonesia saat ini terutama
ada pada kekayaan mineral dan alam, serta pangsa pasar yang sangat besar.
Penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia.
Yang perlu dikuasai Indonesia saat ini tentunya adalah pangsa
pasar teknologi yang lebih maju seperti otomotif, pesawat, kapal, teknologi
informasi seperti laptop, PC dan perangkat terkait, tentu saja dengan tetap
mengingat untuk mengembalikan kembali ketahanan pangan.
Untuk menjawab tantangan ini, letak kuasanya ada pada masyarakat.
Negara yang diwakili oleh pemerintahan sekarang semakin tidak berdaya dan tak
kuasa melepaskan diri dari tuntutan globalisasi pasar bebas. Peran negara dalam
hal ini adalah mempermudah pendanaan produksi, fasilitas distribusi seperti
sarana transportasi, serta pengawasan pasar akan bahaya produk dumping.
Peran masyarakat perlu lebih besar daripada negara dalam
menguatkan diri untuk menerima white campaign produk dalam negeri daripada black
campaign-nya. Sering kali black campaign lebih manjur daripada white campaign.
Dalam artian, mempengaruhi pelanggan untuk membeli lebih sulit daripada
mempengaruhi pelanggan untuk tidak membeli suatu merk. Marilah belajar dari
kesalahan produksi mobil Timor dan prospek laptop.
Profesional
Mobil Timor sangat bagus kualitasnya. Kemunculan produk ini tahun
1996 merupakan suatu langkah awal menuju kemandirian dan penguasaan Indonesia
atas pangsa pasar teknologi otomotif. Sayang sekali, produksi otomotif mobil
ini terganjal karena adanya dua black campaign.
Pertama, karena spare part-nya masih menggunakan spare part dari
Korsel. Sehingga, sifat produksi ini adalah perakitan atau asembling. Kedua,
karena produksinya diserahkan kepada anak Soeharto, sehingga tingkat
pencampuran antara kekerabatan dengan profesionalisme industri sangat tinggi.
Kecemburuan sosial dari pihak lain pun mendorong kegelisahan pada masyarakat.
Black campaign dari segi politik ini terwujud dalam bentuk tudingan cacat
politik.
Dalam industri otomotif, tidak bisa langsung serta merta
komponennya murni produk dalam negeri. Ibaratnya bayi, tiap industri yang baru
berdiri memiliki waktu untuk proses belajar dan pendewasaan hingga bisa
sepenuhnya mandiri. Spare part mobil Timor masih menggunakan spare part dari
dari Korsel.
Sebagai jawaban atas black
campaign berupa pencatatan politik. Adalah bahwa setiap rezim, entah di
negara mana pun memiliki ciri khas tententu dengan kelebihan dan kekurngan
masing-masing. Kelemahan India yang tingkat pemusatan politik pada kuasa
keluarga Nehru, tidak serta merta menggagalkan negara ini untuk memproduksi
mobil Bajaj dan mobil lainnya dalam negeri.
Branding laptop sangat mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu
barang. Dari mulut ke mulut, apalagi dari promosi penjualnya, bisa kemudian
konsumen lebih memilih merk A daripada merk B. Yang bahaya adalah apabila ada
black campaign suatu produk atau merk.
Entah itu berdasar pada kenyataan atau tidak, entah kesalahan
terletak pada suatu komponen atau sebagian besar komponen. Bisa juga membuat
pilihan pasar jatuh pada produk tertentu. Semakin banyak yang diketahui oleh
penjual di konter sebenarnya cukup membantu suatu penjualan. Misalnya, penjual
yang mampu membedakan antara keluaran terbaru dan lama, akan lebih bisa membuat
pembeli jatuh hati pada suatu produk.
Saat ini, white campaign
di pasaran Hi Tech Mall Surabaya
mendukung pemasaran Toshiba dan Asus. Bersamaan dengan itu, black campaign
kedua produk ini juga banyak dibicarakan bloggers di internet.
Yang diperdebatkan adalah lebih buruk mana, layanan purna jual
seperti perbaikan untuk produk Asus dan Toshiba. Kalaupun diranking, sebenarnya
Toshiba bisa dikatakan saat ini ranking satu, diikuti dengan Asus, dan HP.
Kemudian Lenovo. Harga Toshiba menjadi semakin bagus, seiring dengan banjirnya
peminat yang menyukai produk ini karena layanan purna jual dalam hal garansi
perbaikan, dan spare part-nya banyak ditemui. Asus disukai karena baterainya
relatif tahan lama.
Yang paling tragis justru Axioo dan Zyrex yang menempati posisi
pilihan paling akhir dalam setiap rekomendasi produk. Banyak konsumen yang
mendengarkan black campaign produk ini. Bahwa, semakin murah harga barang,
semakin rendah pula kualitasnya. Seperti spare part-nya susah dicari, sering
rusak dan tidak tahan lama. Hal ini belum tentu benar.
Produk rakitan Indonesia ini, kelebihannya adalah sangat murah.
Nilai ekonomis ini didapatkan dari lokasi pabrik dalam negeri, sehingga nilai
transportasinya minimum. Lain halnya dengan produk lain yang harus mengimpor.
Selain itu, harga Zyrex murah, karena nilai gaji karyawan rendah. Upah regional
di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan upah di negara-negara Asia
Tenggara, apalagi Asia Timur lainnya.
Sebagian besar produk laptop, PC, printer yang tersebar di
Indonesia, baik itu merk lokal seperti Axioo dan Zyrex, ataupun produk Jepang
seperti Toshiba atau produk Korea seperti Samsung, kebanyakan adalah rakitan
dari China berikut juga komponen-komponennya. Bahkan Lenovo, Dell, Vaio, dan HP
pun banyak memindahkan pabriknya ke China. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar