Kamis, 17 Mei 2012

Black Campaign Produk Lokal


Black Campaign Produk Lokal
Irfa Puspitasari ;  Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga
SUMBER :  SUARA KARYA, 16 Mei 2012


Indonesia seharusnya mampu merambah pasar teknologi setelah selama ini sudah menguasai bahan mentah minyak dan gas, dan mineral tambang. Indonesia juga sudah cukup menguasai pasar tekstil. Modalitas Indonesia saat ini terutama ada pada kekayaan mineral dan alam, serta pangsa pasar yang sangat besar. Penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia.

Yang perlu dikuasai Indonesia saat ini tentunya adalah pangsa pasar teknologi yang lebih maju seperti otomotif, pesawat, kapal, teknologi informasi seperti laptop, PC dan perangkat terkait, tentu saja dengan tetap mengingat untuk mengembalikan kembali ketahanan pangan.

Untuk menjawab tantangan ini, letak kuasanya ada pada masyarakat. Negara yang diwakili oleh pemerintahan sekarang semakin tidak berdaya dan tak kuasa melepaskan diri dari tuntutan globalisasi pasar bebas. Peran negara dalam hal ini adalah mempermudah pendanaan produksi, fasilitas distribusi seperti sarana transportasi, serta pengawasan pasar akan bahaya produk dumping.

Peran masyarakat perlu lebih besar daripada negara dalam menguatkan diri untuk menerima white campaign produk dalam negeri daripada black campaign-nya. Sering kali black campaign lebih manjur daripada white campaign. Dalam artian, mempengaruhi pelanggan untuk membeli lebih sulit daripada mempengaruhi pelanggan untuk tidak membeli suatu merk. Marilah belajar dari kesalahan produksi mobil Timor dan prospek laptop.

Profesional

Mobil Timor sangat bagus kualitasnya. Kemunculan produk ini tahun 1996 merupakan suatu langkah awal menuju kemandirian dan penguasaan Indonesia atas pangsa pasar teknologi otomotif. Sayang sekali, produksi otomotif mobil ini terganjal karena adanya dua black campaign.

Pertama, karena spare part-nya masih menggunakan spare part dari Korsel. Sehingga, sifat produksi ini adalah perakitan atau asembling. Kedua, karena produksinya diserahkan kepada anak Soeharto, sehingga tingkat pencampuran antara kekerabatan dengan profesionalisme industri sangat tinggi. Kecemburuan sosial dari pihak lain pun mendorong kegelisahan pada masyarakat. Black campaign dari segi politik ini terwujud dalam bentuk tudingan cacat politik.

Dalam industri otomotif, tidak bisa langsung serta merta komponennya murni produk dalam negeri. Ibaratnya bayi, tiap industri yang baru berdiri memiliki waktu untuk proses belajar dan pendewasaan hingga bisa sepenuhnya mandiri. Spare part mobil Timor masih menggunakan spare part dari dari Korsel.

Sebagai jawaban atas black campaign berupa pencatatan politik. Adalah bahwa setiap rezim, entah di negara mana pun memiliki ciri khas tententu dengan kelebihan dan kekurngan masing-masing. Kelemahan India yang tingkat pemusatan politik pada kuasa keluarga Nehru, tidak serta merta menggagalkan negara ini untuk memproduksi mobil Bajaj dan mobil lainnya dalam negeri.

Branding laptop sangat mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu barang. Dari mulut ke mulut, apalagi dari promosi penjualnya, bisa kemudian konsumen lebih memilih merk A daripada merk B. Yang bahaya adalah apabila ada black campaign suatu produk atau merk.

Entah itu berdasar pada kenyataan atau tidak, entah kesalahan terletak pada suatu komponen atau sebagian besar komponen. Bisa juga membuat pilihan pasar jatuh pada produk tertentu. Semakin banyak yang diketahui oleh penjual di konter sebenarnya cukup membantu suatu penjualan. Misalnya, penjual yang mampu membedakan antara keluaran terbaru dan lama, akan lebih bisa membuat pembeli jatuh hati pada suatu produk.

Saat ini, white campaign di pasaran Hi Tech Mall Surabaya mendukung pemasaran Toshiba dan Asus. Bersamaan dengan itu, black campaign kedua produk ini juga banyak dibicarakan bloggers di internet.

Yang diperdebatkan adalah lebih buruk mana, layanan purna jual seperti perbaikan untuk produk Asus dan Toshiba. Kalaupun diranking, sebenarnya Toshiba bisa dikatakan saat ini ranking satu, diikuti dengan Asus, dan HP. Kemudian Lenovo. Harga Toshiba menjadi semakin bagus, seiring dengan banjirnya peminat yang menyukai produk ini karena layanan purna jual dalam hal garansi perbaikan, dan spare part-nya banyak ditemui. Asus disukai karena baterainya relatif tahan lama.

Yang paling tragis justru Axioo dan Zyrex yang menempati posisi pilihan paling akhir dalam setiap rekomendasi produk. Banyak konsumen yang mendengarkan black campaign produk ini. Bahwa, semakin murah harga barang, semakin rendah pula kualitasnya. Seperti spare part-nya susah dicari, sering rusak dan tidak tahan lama. Hal ini belum tentu benar.

Produk rakitan Indonesia ini, kelebihannya adalah sangat murah. Nilai ekonomis ini didapatkan dari lokasi pabrik dalam negeri, sehingga nilai transportasinya minimum. Lain halnya dengan produk lain yang harus mengimpor. Selain itu, harga Zyrex murah, karena nilai gaji karyawan rendah. Upah regional di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan upah di negara-negara Asia Tenggara, apalagi Asia Timur lainnya.

Sebagian besar produk laptop, PC, printer yang tersebar di Indonesia, baik itu merk lokal seperti Axioo dan Zyrex, ataupun produk Jepang seperti Toshiba atau produk Korea seperti Samsung, kebanyakan adalah rakitan dari China berikut juga komponen-komponennya. Bahkan Lenovo, Dell, Vaio, dan HP pun banyak memindahkan pabriknya ke China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar