Wanita,
Isyarat Seksual, dan
Keputusan
Kesediaan Membayar dan Isyarat Seksual
Alberto Hanani ; Founder dan Managing Partner BEDA & Company
|
KORAN
SINDO, 25 Maret 2014
Telah
ada berbagai studi yang menunjukkan bahwa pengambilan keputusan pria pada
konteks ekonomi sering kali berubah, saat melihat isyarat seksual seperti
pakaian dalam maupun tubuh molek seorang model.
Namun,
apakah wanita juga terpengaruh dengan isyarat visual seperti pria?
Studi-studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa isyarat visual berupa
gambar yang terkait dengan tanda seksual tidak mengubah pengambilan keputusan
pada wanita. Studi terbaru dari Anouk Festjens menggambarkan bahwa isyarat seksual
juga berpengaruh pada pengambilan keputusan wanita, namun melalui stimulus
yang berbeda. Wanita tidak terpengaruh dengan isyarat visual seperti pria,
namun mereka terpengaruh melalui sentuhan.
Saat
mereka terpapar dan menyentuh isyarat-isyarat seksual, stimulus tersebut
memengaruhi mereka untuk mengubah keputusannya pada pilihan dengan
penghargaan yang lebih besar. Festjens menemukan keterkaitan ini melalui
sebuah eksperimen pada para wanita. Wanita dibagi dalam dua kelompok, di mana
satu kelompok meraba dan menilai tekstur kaus pria dan kelompok lainnya
meraba dan menilai tekstur celana dalam pria.
Kemudian,
kedua kelompok tersebut dihadapkan pada konteks pengambilan keputusan
ekonomis. Dari eksperimen tersebut, terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok yang menyentuh celana dalam pria dan kaus pria. Wanita yang terpapar
dan menyentuh isyarat seksual cenderung memilih pilihan yang lebih berisiko
dan memiliki penghargaan yang lebih besar. Seperti pria, wanita juga
merespons isyarat-isyarat seksual.
Festjens
juga menjelaskan bahwa wanita merespons stimulus melalui indera peraba
mereka. Sentuhan merupakan stimulus yang lebih lanjut setelah stimulus visual
melalui indera penglihatan. Dalam konteks isyarat seksual dan perilaku yang
terkait finansial, wanita terpengaruh pada stimulus berupa sentuhan. Mereka
akan mencari penghargaan berupa uang, cokelat, anggur, dan barang-barang
kegemarannya.
Berbagai
studi sudah membuktikan bahwa pria bersedia membayar lebih tinggi atas
berbagai hal saat terpapar pada isyarat-isyarat seksual. Pria terpengaruh
baik oleh stimulus visual maupun stimulus berupa sentuhan. Korelasi pada
wanita sedikit lebih kompleks. Wanita tidak merespons stimulus visual
layaknya pria.
Mereka
lebih merespons stimulus berupa sentuhan yang dirasakan oleh indera peraba
mereka. Kesediaan untuk membayar pada wanita juga berbeda untuk beberapa
produk dan tidak berlaku umum seperti pengaruh isyarat seksual pada pria.
Wanita akan bersedia membayar lebih tinggi untuk barang-barang kegemaran
mereka seperti cokelat, wine, dan perhiasan, setelah menyentuh
isyarat-isyarat seksual.
Sementara
kesediaan membayar wanita atas barang-barang netral seperti komputer,
keyboard, maupun kuris tidak dipengaruhi oleh stimulus-stimulus seksual
seperti pada produk- produk kegemaran di atas.
Implikasi bagi Para Pemasar
Memperhatikan
hasil studi dari Festjens tersebut, pemasar terutama mereka yang bergerak di
bidang ritel dapat memanfaatkan stimulus seksual berupa sentuhan dan visual
untuk memengaruhi pengambilan keputusan pria dan wanita. Festjens
menyampaikan bahwa meletakkan bagian pakaian dalam pada pintu masuk toko
dalam jangkauan sentuhan para pembeli dapat meningkatkan kecenderungan
pembelian impulsif oleh para pembeli.
Dengan
pemahaman bahwa stimulus berupa sentuhan ini memengaruhi pengambilan
keputusan ekonomis manusia, toko ritel yang berbasis offline memiliki keunggulan dibanding toko ritel yang berbasis
online. Manajer toko dapat memaksimalkan stimulus-stimulus visual dan
sentuhan guna meningkatkan kecenderungan para calon pembeli membangkitkan
keputusan impulsif dalam diri mereka.
Para
psikolog mengategorikan isyarat seksual sebagai stimulus ”panas” yang membuat
manusia dikendalikan secara emosional dibanding kemampuan analitisnya.
Stimulus seperti isyarat seksual meningkatkan hormon dopamin dan membuat kita
lebih tidak sabar, impulsif, dan lebih berani mengambil risiko.
Memahami
isyarat seksual dan membentuk stimulus yang tepat, dapat membantu pemasar
menentukan kondisi terbaik guna memengaruhi pembeli dan membuat mereka
melakukan keputusan ekonomis yang menguntungkan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar