Minggu, 09 Maret 2014

Perempuan Kunci Perdamaian

Perempuan Kunci Perdamaian

John Kerry  ;   Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
REPUBLIKA,  08 Maret 2014
                                                                                                                        
                                                                                         
                                                                                                             
Hari Perempuan Internasional sesungguhnya lebih dari sekadar momen yang kita tandai di almanak. Hari tersebut bukan hanya menjadi hari untuk memperbarui tekad kita untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera, namun untuk mengakui bahwa dunia tempat para kaum perempuan tumbuh adalah sebuah dunia di mana kesempatan, kesejahteraan, dan stabilitas dapat lebih berkembang.

Sebagai Menteri Luar Negeri saya menyaksikan hal tersebut setiap harinya.
Walaupun rezim Assad yang terus menjatuhkan bom barel di Aleppo dan semakin menunjukkan wajah asli rezim brutal tersebut kepada dunia, para perempuan Suriah dengan penuh keberanian dan kegigihan juga menunjukkan kepada dunia siapa mereka sesungguhnya. Kita baru saja mendengar penuturan dari beberapa perempuan yang luar biasa ini di Montreux, Swiss, bulan lalu.

Kisah mereka menggambarkan keberanian kaum perempuan Suriah lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Seorang perempuan dari Idlib bekerja sama dengan Tentara Pembebasan Suriah dan berupaya memastikan penduduk dari desanya dapat tetap tinggal di rumah-rumah mereka dan dapat meng garap tanah mereka sendiri. Seorang perempuan lainnya dari Aleppo akhirnya mampu mengangkat barikade akses yang selama ini menghalangi pemberian bantuan kemanusiaan dengan cara menawarkan makanan bagi para tentara rezim di pos penjagaan.

Saya tidak tahu harus menyebut apalagi tindakan tersebut kalau bukan keberanian yang luar biasa. Bukan hanya di Suriah, kaum perempuan memberikan harapan bagi terciptanya penyelesaian konflik. Kaum perempuan menjadi hal yang penting bagi tujuan kesejahteraan, stabilitas, dan kedamaian kita bersama. Seperti halnya mengakhiri pertempuran yang kita jalani, hal tersebut sama dengan memulai kembali pembangunan ekonomi kita. Faktanya adalah perempuan menanggung beban terberat dalam perang. Namun, suara mereka nyaris tak terdengar dalam proses perundingan damai. Hal itu harus berubah.

Negara-negara yang menghargai dan memberdayakan kaum perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan akan lebih stabil, sejahtera, dan aman. Sebaliknya, ketika kaum perempuan dikecualikan dari porses negosiasi, proses pedamaian akan menjadi lebih lemah. Kepercayaan akan terkikis, hak asasi manusia serta akuntabilitas akan sering diabaikan.

Di banyak negara, perjanjian-perjanjian dirancang oleh para kombatan dan untuk para kombatan. Sehingga, hasilnya tidak mengejutkan, lebih dari separuh perjanjian damai gagal dalam 10 tahun pertama setelah ditandatangani. Peran serta kaum perempuan dalam membangun perdamaian dan pencegahan konflik dapat mengubah tren perjanjian yang dibuat oleh para kombatan tersebut.

Jadi, bagaimana kita mencapainya?

Bukti dari seluruh penjuru dunia telah menunjukkan bahwa peran serta kaum perempuan untuk menjadi mitra yang sejajar sepertinya dapat mencegah konflik yang menyebabkan kematian dan juga perdamaian bisa diciptakan serta dilindungi. Untuk itulah, mengapa kita perlu bekerja dan mendukung keberada an kaum perempuan di area konflik dan pascakonflik di seluruh dunia.

Di Afghanistan, kami mendorong peran serta dan keterpilihan kaum perempuan di semua tingkat pemerintahan. Sekarang ini, kaum perempuan di Afghanistan lebih maju dengan cara-cara yang tidak pernah terbayangkan 10 tahun lalu.
Mereka memulai untuk membangun perusahaan, menjadi anggota parlemen, menjadi guru di sekolah-sekolah, menjadi dokter dan perawat. Mereka menjadi tumpuan masa depan Afghanistan yang kini sedang dirintis saat ini.

Sementara itu, rakyat Birma terus berusaha untuk menyelesaikan konflik yang tengah melanda bangsa ini selama beberapa dekade. Maka, Amerika Serikat turut mendukung peran serta kaum perempuan Birma dalam proses perdamaian serta prakarsa-prakarsa mereka dalam menciptakan perdamaian antarkomunitas.

Kita tahu bahwa keamanan bagi kaum perempuan adalah hal yang sangat penting dalam menunjang partisipasi mereka dalam proses perdamaian. Itulah sebabnya saat ini kami berusaha untuk menjamin akses yang setara bagi kaum perempuan untuk mendapatkan bantuan-bantuan kemanusiaan di manapun mereka berkerja.

Amerika Serikat menjadi teladan untuk hal ini. Saudara perempuan saya telah berkerja selama bertahun-tahun di Perserikatan Bangsa-Bangsa, setelah sebelumnya mengikuti langkah ayah kami untuk bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS, bahkan sebelum saya ikut bergabung. Ia adalah seorang pelopor. Tapi, ia tidak sendirian. Bukan sebuah kebetulan bahwa banyak diplomat dan juru runding kawakan di negara kami adalah perempuan, seperti Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Samantha Power, Wakil Menteri Luar Negeri Heather Higginbottom hingga pejabat setingkat direktur jenderal untuk bidang politik Wendy Sherman. Saat ini, semua posisi, kecuali satu, asisten-asisten Menteri Luar Negeri untuk urusan regional dipegang seorang perempuan.

Kami sangat bangga atas prestasi mereka. Bukan hanya karena mereka itu perempuan, tapi karena usaha-usaha dan hasil kerja keras mereka di seluruh dunia dapat membuat semua orang -- baik pria, wanita, maupun anak-anak -- merasa lebih aman.

Sebuah perdamaian bukanlah tanpa adanya konflik. Perdamaian adalah keberadaan setiap anggota masyarakat untuk berkerja sama demi menciptakan stabilitas dan kemakmuran.

Suatu negara tidak akan berhasil kecuali dengan pemberdayaan setiap warga negaranya untuk berkontribusi demi masa depan negara tersebut. Dan tidak akan ada perdamaian yang dapat bertahan jika kaum perempuannya tidak mendapatkan peranan yang penting.

Untuk itu, pada hari ini kita merayakan perjalanan panjang yang telah dicapai para kaum perempuan di seluruh dunia, dan yang lebih penting lagi kita juga ber komitmen untuk terus melanjutkan perjalanan ini hingga ke masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar