Kegagalan
Meuthie Ganie-Rochman; Ahli
Sosiologi Organisasi; Mengajar di UI
SUMBER : KOMPAS, 07
Mei 2012
Baru-baru
ini, dengan mengundang para ahli dari sejumlah negara, Radio BBC membahas ihwal
kegagalan sistem dalam suatu negara mengantar pada perbaikan atau kegagalan
lebih jauh.
Wilayah
yang dibahas adalah dunia diplomasi, institusi negara, dan dunia rancang
bangun. Pembahasan merefleksikan apa yang terjadi dalam kurun puluhan tahun dan
menyangkut negara berkembang dan maju serta negara demokratis dan tak
demokratis.
Dari
diskusi itu ada beberapa pokok pikiran yang sangat penting bagi semua bangsa
tentang bagaimana suatu bangsa memperbaiki kesejahteraannya. Ekonom terkemuka
asal Turki, Daron Acemoglu, mengungkapkan istilah yang efisien untuk menggambarkan
keadaan institusi di banyak negara berkembang: institusi ekstraktif.
Terminologi
itu untuk menggambarkan keberadaan institusi negara atau institusi lain yang
berpangkal pada institusi negara, yang mendistorsi penyedotan dan penggunaan
sumber daya masyarakat untuk kepentingan elite. Melalui wewenang kenegaraan,
institusi menyedot, mengarahkan, dan mendistribusikan kembali uang yang
diperolehnya ke ”masyarakat”. Sebenarnya ini merupakan fungsi negara di mana
pun. Disebut ekstraktif karena kegagalannya memberi kembali dengan cara yang
menyejahterakan masyarakat.
Dikaitkan
dengan kegagalan, institusi ekstraktif tak memberikan program pembangunan yang
memfasilitasi kemajuan masyarakat: pengetahuan, peningkatan kapasitas sosial,
infrastruktur ekonomi yang dibutuhkan. Dana yang diambil dari masyarakat
digunakan untuk menjaga keberadaannya sendiri, dibagikan, dan ”didelegasikan”
di lingkaran elitenya. Sedikit sisanya untuk rakyat dan tanpa pemikiran matang
pula. Oleh karena itu, basis ekonomi formal kian menciut pada sesuatu yang
dikucurkan melalui negara, bukan perluasan ekonomi masyarakat.
Angka
statistik bisa saja menipu: tetap menunjukkan pertumbuhan. Namun, biaya
tersembunyinya sangat besar untuk kemajuan. Dengan dana publik yang
terdistorsi, masyarakat kian lemah secara ekonomi dan politik kewarganegaraan.
Laju reformasi institusi ke arah demokrasi menjadi mandek.
Karena
lemahnya institusi birokrasi dan penegakan hukum, sektor kegiatan ekonomi
ilegal terus berkembang dan berkelindan kian erat dengan para aktor yang duduk
di institusi negara (birokrat, politisi, penegak hukum) yang sudah melakukan
korupsi besar-besar tadi. Ini mengantar ”kegagalan menuju kegagalan yang lebih
besar”.
Matahari Tenggelam
Kemunculan
institusi ekstraktif terkait kegagalan di bidang lain. Politik menjadi wilayah
kata-kata (legal formal) dan mobilisasi (wilayah ilegal, nonformal). Kata
peribahasa Jerman: di negara matahari tenggelam, orang kecil (tak kompeten,
korup) jadi kelihatan besar. Mengapa? Karena mereka berkesempatan membuat
aturan hukum dan aturan main sendiri hingga adi norma baru. Di tahap ini
politik diwarnai adu argumen hukum dengan melupakan maksud hukum yang
sebenarnya: ”prinsip menentukan hukum” dan bukan ”hukum menentukan prinsip”.
Negara
matahari tenggelam ditandai ketidakjelasan ukuran, mekanisme sepotong-sepotong
dan dadakan, tak ada rancangan manajemen perubahan (harus dibedakan dengan
daftar ”akan”), lemahnya pengaruh institusi yang harus menghasilkan penilaian
dan gagasan (melalui riset). Dalam keadaan seperti itu, orang bisa melabelkan
apa saja: studi banding, membangun industri kerakyatan, pembaruan institusi,
program anti-kemiskinan, karya ilmiah, guru besar, wakil rakyat.
Sementara
itu, korupsi terus berjalan, hutan hancur, kelompok masyarakat menggunakan
kekerasan, tata kelola industri kesehatan kacau-balau, rakyat menggunakan bahan
beracun untuk makanan.
Bagaimana
memperbaiki keadaan semacam itu? Setiap organisasi atau institusi kembali pada
tujuan dan prinsipnya: partai politik untuk artikulasi pandangan tentang
kesejahteraan; birokrasi untuk memfasilitasi kemajuan dalam masyarakat; lembaga
penegak hukum untuk menegakkan keadilan; universitas jadi ujung tombak
penghasil pengetahuan; LSM dan ormas untuk memberdayakan masyarakat, bukan
mempertajam batasan sosial golongan; produsen menghasilkan barang jasa yang
baik.
Lebih
penting dari tujuan akhir adalah keadaan menjaga proses ke arah sana. Ini bukan
persoalan manajemen yang apolitis. Termasuk yang perlu dipikirkan mekanisme
akuntabilitas terhadap pihak lain. Langkah perbaikan organisasi dan institusi
dengan mengaitkan pihak lain merupakan pendekatan baru yang perlu dikembangkan.
Perbaikan
organisasi penting untuk setiap kelompok. Namun, dalam konteks negara matahari
terbenam, kredibilitas atas kondisi organisasi dan institusinya merupakan tiket
masuk untuk bisa masuk dalam perdebatan arena publik dengan harga diri. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar