Barter
Kepentingan Angie
Hifdzil Alim, PENELITI DARI PUSAT KAJIAN ANTIKORUPSI
FAKULTAS HUKUM UGM
Sumber
: SUARA MERDEKA, 17
Februari 2012
ANGELINA Sondakh memberikan keterangan bohong
dalam persidangan Nazaruddin. Tuduhan itu dilancarkan oleh kubu Nazar dan Mindo
Rosalina Manullang. Kubu Nazar berencana melaporkan Angie dengan pasal
memberikan keterangan palsu (SM, 16/02/12).
Anggapan bahwa Angie bohong tampaknya tak bisa dielakkan. Di persidangan Nazar, dia berulang kali menyatakan, ‘’saya tidak tahu’’ terhadap pertanyaan hakim, jaksa, atau pengacara Nazar dan pengacara Mindo.
Anggapan bahwa Angie bohong tampaknya tak bisa dielakkan. Di persidangan Nazar, dia berulang kali menyatakan, ‘’saya tidak tahu’’ terhadap pertanyaan hakim, jaksa, atau pengacara Nazar dan pengacara Mindo.
Dari persidangan terekam keterangan yang
ditolaknya, misalnya seputar percakapannya dengan Mindo melalui Blackberry
Messenger. Rekaman itu menyebutkan Angie minta ìapel malangî dan ìapel
washingtonî kepada Mindo. Namun di persidangan Nazar (15/02), Angie
membantahnya. Padahal, percakapan Angie dengan Mindo itu disadap oleh KPK.
Bahkan, transkrip percakapannya dimasukkan oleh penyidik dalam berkas acara
pemeriksaan Mindo.
Kengototan Angie menolak bukti rekaman pembicaraannya dengan Mindo membuat logika kita membantah. Apa benar Angie tak pernah meminta apel malang atau apel washington? Kalau benar, berarti penyidik KPK keliru me-nyidik dan mengumpulkan barang bukti untuk menjerat tersangka korupsi? Seakan-akan kita, paling tidak penulis, dibuat ‘’gila’’ oleh kesaksian Angie di persidangan Nazar. Tampaknya ada sesuatu yang janggal yang dapat dirasakan, namun belum kelihatan di permukaan.
Barter Kepentingan
Dari persidangan Mindo dan Nazar, ada keterangan yang menjelaskan dugaan mengalirnya duit PT DGI ke pejabat Kemenpora dan sejumlah anggota DPR. Salah satu pejabat Kemenpora yang terbukti menerima duit adalah Wafid Muharam, Sekretaris Menpora Andi Alifian Mallarangeng.
Adapun dugaan aliran duit ke sejumlah anggota DPR belum terbukti hingga sekarang. Untuk membuktikannya, butuh seorang perantara, yang kini belum diketahui dan sedang disidik KPK. Tapi dari persidangan Mindo dan Nazar terungkap bahwa salah satu aktor perantara itu dimainkan oleh Angie.
Jadi benarkah Angie berbohong di persidangan Nazar? Kalau berbohong, dasar apa yang kuat yang mendorongnya berbohong? Jangan-jangan wanita itu sedang barter kepentingan. Lalu apa yang hendak dibarterkan, dan dengan siapa? Setidaknya ada dua kepentingan yang mungkin hendak dipertukarkan oleh Angie. Pertama; keselamatan dirinya. Sebagaimana diketahui, kasus suap wisma atlet SEA Games XXVI di Palembang menjadi kejahatan korupsi yang terorganisasi dan sistemik. Aliran duit mengalir ke beberapa politikus, kelompok pemodal, dan partai tertentu.
Mindo, terpidana kasus suap wisma atlet, pernah menerima ancaman pembunuhan kala memberikan kesaksian di persidangan Nazar. Sampai-sampai KPK memindahkan Mindo ke tempat aman. Ancaman itu diduga berasal dari kelompok tertentu yang ketakutan aksinya terbongkar. Boleh jadi, peristiwa yang menimpa Mindo dijadikan pelajaran oleh Angie sehingga dia memilih tidak buka mulut atas segala yang dia ketahui.
Kedua; karier politiknya. Dengan menyanggah semua keterangan Mindo dan Nazar, Angie berharap posisinya di partai bisa aman. Bukanlah rahasia, persidangan Nazar mengarah ke beberapa nama penting petinggi Partai Demokrat. Sikap Angie tidak mengakui keterangan Mindo dan Nazar sepertinya jadi pilihan rasional secara politik untuk mengamankan posisinya di partai. Bayangkan, bila Angie buka mulut, bisa-bisa dia terdongkel dari kursi partai berarti karier politiknya habis. Tak ada partai lain yang mau menerima dirinya.
Seandainya Angie berbohong, penting untuk memperkarakannya secara hukum. Namun yang lebih penting adalah menyidik siapa atau kelompok mana yang melakukan pertukaran kepentingan dengan Angie. Dari sinilah semua kebu-sukan aktor pada kasus suap wisma atlet dapat terbongkar. ●
Kengototan Angie menolak bukti rekaman pembicaraannya dengan Mindo membuat logika kita membantah. Apa benar Angie tak pernah meminta apel malang atau apel washington? Kalau benar, berarti penyidik KPK keliru me-nyidik dan mengumpulkan barang bukti untuk menjerat tersangka korupsi? Seakan-akan kita, paling tidak penulis, dibuat ‘’gila’’ oleh kesaksian Angie di persidangan Nazar. Tampaknya ada sesuatu yang janggal yang dapat dirasakan, namun belum kelihatan di permukaan.
Barter Kepentingan
Dari persidangan Mindo dan Nazar, ada keterangan yang menjelaskan dugaan mengalirnya duit PT DGI ke pejabat Kemenpora dan sejumlah anggota DPR. Salah satu pejabat Kemenpora yang terbukti menerima duit adalah Wafid Muharam, Sekretaris Menpora Andi Alifian Mallarangeng.
Adapun dugaan aliran duit ke sejumlah anggota DPR belum terbukti hingga sekarang. Untuk membuktikannya, butuh seorang perantara, yang kini belum diketahui dan sedang disidik KPK. Tapi dari persidangan Mindo dan Nazar terungkap bahwa salah satu aktor perantara itu dimainkan oleh Angie.
Jadi benarkah Angie berbohong di persidangan Nazar? Kalau berbohong, dasar apa yang kuat yang mendorongnya berbohong? Jangan-jangan wanita itu sedang barter kepentingan. Lalu apa yang hendak dibarterkan, dan dengan siapa? Setidaknya ada dua kepentingan yang mungkin hendak dipertukarkan oleh Angie. Pertama; keselamatan dirinya. Sebagaimana diketahui, kasus suap wisma atlet SEA Games XXVI di Palembang menjadi kejahatan korupsi yang terorganisasi dan sistemik. Aliran duit mengalir ke beberapa politikus, kelompok pemodal, dan partai tertentu.
Mindo, terpidana kasus suap wisma atlet, pernah menerima ancaman pembunuhan kala memberikan kesaksian di persidangan Nazar. Sampai-sampai KPK memindahkan Mindo ke tempat aman. Ancaman itu diduga berasal dari kelompok tertentu yang ketakutan aksinya terbongkar. Boleh jadi, peristiwa yang menimpa Mindo dijadikan pelajaran oleh Angie sehingga dia memilih tidak buka mulut atas segala yang dia ketahui.
Kedua; karier politiknya. Dengan menyanggah semua keterangan Mindo dan Nazar, Angie berharap posisinya di partai bisa aman. Bukanlah rahasia, persidangan Nazar mengarah ke beberapa nama penting petinggi Partai Demokrat. Sikap Angie tidak mengakui keterangan Mindo dan Nazar sepertinya jadi pilihan rasional secara politik untuk mengamankan posisinya di partai. Bayangkan, bila Angie buka mulut, bisa-bisa dia terdongkel dari kursi partai berarti karier politiknya habis. Tak ada partai lain yang mau menerima dirinya.
Seandainya Angie berbohong, penting untuk memperkarakannya secara hukum. Namun yang lebih penting adalah menyidik siapa atau kelompok mana yang melakukan pertukaran kepentingan dengan Angie. Dari sinilah semua kebu-sukan aktor pada kasus suap wisma atlet dapat terbongkar. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar