BAHASA
Cincin Palapa dll
Oleh : L WILARDJO
KOMPAS, 12 November 2019
Jaringan
internet di seluruh Indonesia–meliputi Paket-paket Barat, Tengah, dan
Timur–diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Jokowi di Istana Negara,
Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019. Nama “Palapa Ring” itu baik sebab pinggir
terluar dari jaringan sistem komunikasi itu, yang dapat dianggap sebagai
bingkai dari keseluruhan jaringan itu, seperti cincin, lengkungan yang temu-gelang. Dengan sistem
interkoneksi telekomunikasi itu kita semua, bangsa Indonesia, dipersatukan.
Jadi sesuai dengan arti palapa dalam “Sumpah Palapa” Mahapatih Gajah Mada di
Kerajaan Majapahit dulu. Namun, daripada
terkesan keinggris-inggrisan, mengapa infrastruktur telekomunikasi itu tidak
kita namakan “Cincin Palapa” saja?
Jadi ada
alasan mengapa baik tol maupun–terutama– langit dalam sebutan “Tol Langit”
kurang berterima. Namun, kalau nama “Tol
Langit” akan dibiarkan menjadi salah kaprah, ya, apa boleh buat! Dalam hal
kosakata–bukan kaidah tata bahasa–pengguna adalah raja. Kalau publik pengguna
Cincin Palapa itu maunya menamai jaringan telekomunikasi nasional itu “Tol
Langit”, terserahlah.
Dengan
menempatkan masyarakat pengguna bahasa sebagai raja kosakata, kita bersikap
deskriptif. Kita ikuti saja kata-kata yang “hidup” di masyarakat, kata-kata
yang lazim dipakai oleh khalayak ramai. Namun, tak demikian halnya dalam kaidah
tata bahasa. Di sini sebaiknya kita preskriptif: kita patuhi resep yang sudah
dibuat para munsyi yang ahli di bidang
ini, dan bertanggung jawab menjaga bahasa kita agar tidak berkembang liar
sehingga menjadi amburadul.
Optika ialah
cabang Fisika yang menelaah sifat-sifat dan perilaku cahaya dalam jangkau kasatmata
sampai inframerah dekat. Optika Serat ialah Optika yang memakai serat
sebagai zantara (zat antara, medium) perambatan cahayanya. Sedang serat
optik ialah serat yang berfungsi sebagai
kabel dalam telekomunikasi optika serat. Di dalam serat optik sesumbu, cahaya
yang berperan sebagai gelombang pembawa
merambat dalam lintasan siku-saki (zig-zag) di sepanjang serat itu
karena berulang-kali mengalami pantulan dakhil (internal reflection) pada
antarmuka (interface) antara teras (core) dan selubung (cladding) serat optik
itu. Pada gelombang-cahaya pembawa itulah ditumpangkan isyarat (signal) berupa denyut (pulsa)
digital yang deretannya mengandung pesan.
L Wilardjo, Fisikawan, Pendekar
Bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar