Kamis, 18 Juli 2019

Menggerakkan Potensi Nyata Diaspora Indonesia

Selasa 16 Juli 2019, 15:26 WIB

Menggerakkan Potensi Nyata Diaspora Indonesia

Achmad Adhitya - detikNews

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato 'Visi Indonesia', Minggu (14/7) malam menyebut tentang potensi diaspora yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan bangsa. Hal ini jelas memberikan angin segar buat para diaspora Indonesia yang berada di luar negeri ataupun yang sudah kembali ke Indonesia. Betapa tidak menggembirakan, karena ada 7 sampai 8 juta orang Indonesia yang bekerja dan tinggal di luar negeri. Mereka berkarya di berbagai bidang dan membangun keahlian di berbagai bidang. Potensi ini sangat mungkin memberikan sebuah dorongan pembangunan besar yang sedang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini. 

Setidaknya ada tiga potensi yang bisa dijembatani dan dimanfaatkan oleh bangsa kita. Pertama adalah transfer keahlian dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan untuk masyarakat. Para diaspora Indonesia di luar negeri bersentuhan langsung dengan pengembangan teknologi saat ini dengan memanfaatkan fasilitas dari beragam institusi ataupun perusahaan.

Dengan berbagai macam infrastruktur pendukung dari luar negeri tersebut, para diaspora sudah seyogianya melakukan transfer teknologi dan keahliannya untuk kepentingan bangsa Indonesia. Para diaspora tersebut harus bisa memotret permasalahan bangsa saat ini dan mencari keahlian yang paling sesuai untuk memecahkan permasalahan bangsa saat ini, seperti pengembangan energi terbarukan, peningkatan produktifitas lahan pertanian, pembangunan infrastruktur dengan material bahan yang efisien, dan lain-lain.
Potensi kedua adalah membawa arus masuk investasi ke dalam negeri. Tak ada orang yang lebih paham peta investasi di luar negeri kecuali para diaspora Indonesia. Mereka setiap hari bekerja dan terus mencari peluang investasi atas nama institusi ataupun perusahaan tempat mereka bekerja. Pemahaman peta investasi para diaspora ini dibutuhkan oleh pemerintah, agar kita bisa menyesuaikan kebijakan yang mampu menarik minat investasi. Membangun atmosfer ekonomi yang menarik buat para investor luar negeri. Para diaspora Indonesia dapat menjadi jembatan yang bagus untuk menerjemahkan keinginan investor global saat ini.
Potensi ketiga adalah jembatan pariwisata bangsa Indonesia, para diaspora Indonesia mewakili berbagai macam budaya bangsa Indonesia di luar negeri. Mereka tidak hanya merepresentasikan bangsa Indonesia, tapi kekhasan setiap suku bangsa kita. Setiap suku bangsa Indonesia yang memiliki jenis tarian daerah, makanan, pakaian adat, dan berbagai hal lainnya adalah potensi pariwisata yang tidak terhingga. Dengan dirangkulnya diaspora, disinergikannya kekuatan mereka, dan difasilitasinya mereka di luar negeri untuk mengembangkan budaya, maka bangsa Indonesia memiliki 7 sampai 8 juta duta pariwisata yang terus bekerja mempromosikan kepentingan bangsa.

Ketiga potensi diaspora ini dilirik oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya. Ini tentu mendapat sambutan luar biasa dari para diaspora Indonesia yang memang masih kental nasionalismenya, namun masih kesulitan mencari peluang bersinergi dengan pemerintah. Harus diambil langkah cepat yang strategis agar antusiasme ini tidak hilang. Perlu dibuatkan ruang-ruang aktualisasi yang memungkinkan para diaspora ini menerjemahkan visinya untuk pembangunan bangsa. Langkah strategis harus segera dibangun.
Pemerintah dapat menghubungkan para diaspora Indonesia di luar negeri dengan kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi bangsa saat ini. Pelibatan mereka secara terukur pada proyek-proyek pemerintah yang sedang dijalankan, dapat langsung menempatkan para diaspora dengan tantangan langsung yang dihadapi saat ini. Hal ini penting agar para diaspora memahami masalah yang dihadapi di lapangan dengan kompleksitas sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Diaspora Indonesia dituntut dapat dengan cepat menyesuaikan ritme kerjanya dengan kebutuhan riil di Indonesia.
Hal ini juga memberikan ruang aktualisasi diri yang langsung untuk para diaspora Indonesia, sehingga mereka merasa menjadi bagian utuh dari kerja pembangunan bangsa Indonesia dan tidak lagi menjadi kosmetik ataupun pelengkap dari kampanye pembangunan.
Pemerintah juga perlu untuk kiranya melibatkan para diaspora Indonesia ini dalam membuat cetak biru pembangunan bangsa untuk 10 atau 20 tahun ke depan. Hal ini dapat membuat cetak biru bangsa Indonesia dapat masuk dalam konteks persaingan internasional yang kompleks. Para diaspora Indonesia dapat menempatkan arah pembangunan Indonesia yang kompetitif dan memiliki daya saing dengan bangsa dan negara lain.

Persaingan antara satu-dua negara akan mampu memberikan sentimen positif ataupun negatif secara global. Kita harus bisa melihat ini sebagai sebuah peluang, dan para diaspora Indonesia di luar negeri memiliki kemampuan memotret dan memprediksi arah tantangan global saat ini dan apa yang dibutuhkan ke depan.
Pidato 'Visi Indonesia' Presiden Jokowi tersebut seperti membangkitkan semangat para "Garuda Indonesia" di luar negeri yang rindu untuk menumpahkan semangatnya dalam kerja kerja nyata untuk bangsa. Presiden Jokowi sudah membuka pintu dan peluangnya, maka kita sebagai bangsa dan sebagai diaspora harus mampu menyambut peluang dan tantangan tersebut. Saatnya diaspora Indonesia menjadi salah satu motor aktif pembangunan bangsa ke depan.

Achmad Adhitya, PhD ; Pendiri Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dan Wakil Ketua IDST The Habibie Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar