Rabu, 08 Mei 2013

Parpol dan Tanggung Jawab Etika Politik


Parpol dan Tanggung Jawab Etika Politik
Syahrul Kirom   Master Filsafat UGM Yogyakarta
MEDIA INDONESIA, 08 Mei 2013


PESTA politik dan sistem demokrasi secara langsung di Indonesia dengan biaya yang sangat tinggi semakin menyuburkan sikap dan nalar pragmatis dari kalangan partai politik (parpol) dan elite politik yang mengutamakan jalan pintas untuk kepentingan individu. Paradigma demokrasi yang seperti itulah menyebabkan adanya banyak penyimpangan kekuasaan, demi kepentingan baik individu maupun kelompoknya. Realitas itu menunjukkan parpol bukan dijadikan sebagai alat untuk mengabdi kepada bangsa atau pun mengatur tata pemerintahan menjadi lebih baik, melainkan alat untuk melakukan korupsi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Pertanyaannya secara filosofis yang perlu diajukan, kenapa makna politik mengalami pergeseran paradigma yang melenceng begitu jauh dari maksud dan tujuan politik sehingga kita bisa melihat bagaimana kondisi perpolitikan di Indonesia menjelang Pemilu 2014 semakin karut-marut dan tidak mampu membawa suatu perubahan dan kemajuan bangsa Indonesia? Hal itu disebabkan para elite politik tidak mampu dan mengerti secara esensial apa itu tujuan politik secara komprehensif?

Aristoteles dalam The Nichomachean Ethic (1998) menyatakan secara komprehensif bagaimana manusia harus menjalankan kewajiban prinsip-prinsip dan ajaran etika politik dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Politik sendiri secara etis merupakan suatu ilmu dan seni untuk mencapai kekuasaan demi kepentingan seluruh umat manusia. Bukan atas nama kepentingan individu, kelompok, maupun parpol.
Karena itu, pemahaman yang tidak utuh tentang tujuan politik dan dibentuknya parpol akan menyebabkan kehancuran peradaban bangsa Indonesia. Adanya parpol dibentuk ialah sebagai upaya untuk mencari wakil rakyat yang duduk di DPR maupun DPRD sehingga aspirasi seluruh rakyat Indonesia dapat tersampaikan, bukan aspirasi kelompok parpol saja. Itu yang perlu diperhatikan kepada elite politik.

Diperlukan etika

Fenomena untuk mementingkan parpolnya sendiri nampak jelas dalam sikap dan perilaku elite politik dalam menentukan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Pada akhirnya, telikungan antarparpol untuk menjatuhkan akan terjadi.
Akibatnya persoalan-persoalan kebangsaan semakin tidak dapat diselesaikan. Elite politik hanya sibuk mengurus dan mementingkan parpol.

Karena itu, etika politik perlu dijalankan dalam roda de mokrasi menjelang Pemilu 2014. Sebagai upaya mewujudkan pemem rintahan yang adil, demokratis, dan beradab. Dengan begitu, elite politik harus belajar dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika politik serta prinsip-prinsipnya.

Franz Magnis Suseno menyatakan satu prinsip dasar yang diandaikan ialah bahwa manusia--apriori dan prima facie--harus bersikap baik dan tidak buruk terhadap siapa saja dan apa saja yang ada. Jadi kita apriori mengambil sikap yang mendukung, membela, menyetujui, memajukan, melindungi, memberikan ruang perkembangan daripada merusak, menyiksa, mencekik dan membatasi hak rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip itu perlu diimplementasikan elite politik dan para politikus sekarang ini. Hal itu sebagai wujud dari penge jawantahan dalam prinsip kesejahteraan umum--yang punya rele vansi politik tinggi-yang bertujuan bahwa semua tindakan dan kebijaksanaan para politikus, elite politik, dan pejabat birokrasi harus demi keuntungan yang sebesar-besarnya dari orang sebanyak banyaknya, asal tidak melanggar hak dan keadilan.

Pada dasarnya, prinsip keadilan ialah bagian etika politik, yang mengatakan kita wajib untuk memperlakukan semua orang dengan adil, artinya untuk menghormati hak-hak masya rakat Indonesia dan memberikan perlakuan yang sama dalam situasi yang sama. Prinsip keadilan itu ialah sikap para elite politik untuk bisa meng hormati siapa pun bahkan terhadap dirinya sendiri.

Dengan demikian, prinsip itu juga berarti telah menuntut tanggung jawab manusia ter hadap dirinya sendiri bahkan demi tujuan tertentu. Selain itu demi tujuan yang baik, ia jangan pernah membiar kan dirinya dimanfaatkan orang lain sebagai alat saja, dengan diperas, diperkosa, atau diperbudak siapa pun untuk bisa memperoleh kekuasaan dengan jalan yang kotor.

Keutamaan-keutamaan moral dalam politik perlu dijun jung tinggi dalam perpolitikan di Indonesia. Dengan selalu mengedepankan keutamaan moral seperti kejujuran, keadilan, kesejahteraan, dan pengabdian terhadap rakyat. Yang sesungguhnya akan membangun perilaku para politikus dan elite politik, untuk mengendalikan terjadinya perilaku korupsi yang saat ini marak dilakukan oleh wakil rakyat.

Itu sebabnya etika politik telah memberikan landasan yang positif sebagai rambu-rambu untuk tidak melakukan perbuatan yang buruk. Ketika kita melakukan yang baik, jelas itu akan berimplikasi yang baik pula pada diri sendiri. Menjadi berpengendalian diri untuk tidak korupsi. Dengan mengendalikan diri merupakan nilai-nilai dari etika politik. Menjadi pemberani dengan melakukan tindakan-tindakan yang berani dalam pemberantasan korupsi adalah suatu kebaikan.

Nilai moral

Di sisi lain, hal itu juga diperkuat dengan apa yang terjadi dalam negara Indonesia. Penegak hukum menjadikan warga negara baik dengan cara mengajarkan secara berulang-ulang kebiasaan baik dengan selalu menegakkan hukum seadiladilnya. Ini merupakan tujuan dari penegak hukum. Jika ia tidak berhasil melakukan itu, penegakan hukum dianggap gagal. Di sinilah sebuah UU yang baik dibedakan dari yang buruk.

Etika politik pada dasarnya mengajarkan pada sikap-sikap politik yang lebih etis, dengan selalu mengedepankan nilainilai moralitas, kejujuran, keadilan, dan kesejahteraan, yang dengan sangat tegas melarang adanya sikap memanipulasi, mengibuli, dan menyalahgunakan kekuasaan.

Hal itu merupakan salah satu pelanggaran dalam esensi etika politik. Kebaikan dalam berpolitik harus diwujudkan dalam setiap parpol dan bahkan dalam menentukan setiap kebijakan pemerintah.

Sementara itu, koalisi antarparpol harus juga dijadikan langkah awal dalam merajut nilai-nilai etis dalam politik, dengan satu tujuan bahwa koalisi untuk mencapai kekuasaan secara bersama harus dilandasi untuk membangun dan memperbaiki kondisi kebangsaan yang saat ini sedang dilanda berbagai musibah dan krisis keuangan global. Karena itu, kesejahteraan rakyat Indonesia harus menjadi prioritas paling utama.

Dengan demikian, dalam konteks perpolitikan di Indonesia menjelang Pemilu 2014, persoalan yang baik harus dikedepankan, baik dalam arti mampu membawa politik ke dalam sistem demokrasi yang lebih adil dan bermartabat.

Dengan demikian, tujuan politik ialah yang baik bagi manusia. Baik bagi seluruh bangsa Indonesia. Perpolitikan di Indonesia akan lebih maju manakala elite politik mampu menjalankan peran dan fungsi sebagai abdi negara dalam melakukan kebijakan-kebijakan demi kepentingan rakyat Indonesia. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar