Selasa, 04 September 2012

Waspadai Pelecehan Intelektual


Waspadai Pelecehan Intelektual
Endang Sukara Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
KORAN TEMPO , 04 September 2012


Harus kita syukuri, budaya meneliti di Indonesia sudah mulai marak sampai ke anak-anak sekolah dan mampu menorehkan prestasi pada ajang lomba tingkat internasional.
Tidak terbantahkan bahwa ilmu pengetahuan adalah fondasi bagi kemakmuran suatu bangsa. Negara yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi terbukti makmur sekalipun tidak memiliki cukup sumber daya alam. Peluang Indonesia menggapai puncak kemakmuran sangat besar, asalkan ilmu pengetahuan menjadi budaya yang dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bertanah air. Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak mudah ditandingi. 

Harus kita syukuri, budaya meneliti di Indonesia sudah mulai marak sampai ke anak-anak sekolah dan mampu menorehkan prestasi pada ajang lomba tingkat internasional. Lembaga penelitian terbesar dan tertua di Indonesia, LIPI, awal Agustus tahun ini juga berhasil menjadi bagian dari Top 20 Lembaga Penelitian Terbaik Dunia menurut Webometrik. Kondisi ini harus terus dipelihara agar ilmuwan Indonesia terus meningkatkan prestasinya dan mampu memberikan sumbangan lebih nyata bagi terwujudnya cita-cita bangsa, menjadi bangsa yang adil dan makmur.

Meski demikian, suasana ini terusik dengan adanya publikasi di African Journal for Agricultural Research (AJAR) Volume 7, Nomor 28, halaman 4038-4044 terbitan tanggal 24 Juli 2012 dengan judul "Mapping Indonesian Paddy Fields Using Multiple-Temporal Satellite Imagery", yang ditulis oleh Nono Lee bersama Agnes Monica dan Inul Daratista, yang mengaku berasal dari "Institute of Dangdut" yang beralamat di Jalan Tersesat No. 100, Jakarta, 10000, Indonesia. Tulisan ini dikategorikan oleh AJAR sebagai full-length research paper. AJAR sendiri merupakan jurnal ilmiah yang mempunyai reputasi di regional Afrika. Jurnal ini bukan jurnal sembarangan karena memiliki DOI: 10.5897/AJAR12.148 dan ISSN 1991-637X-2012 Academic Journals. 

Kepala PDII-LIPI, Sri Hartinah, dan timnya melakukan penelusuran dan menemukan bahwa artikel yang ditulis oleh Nono Lee, Agnes Monica, dan Inul Daratista itu ternyata diambil dari tulisan Arika Brdhikitta dan Thomas J. Overcamp dengan judul "Estimation of Southeast Asian Rice Paddy Areas with Different Ecosystem from Moderate-Resolution Satellite Imagery" (science direct), yang dipadukan dengan tulisan Abdul Karim Makarim (Central Research Institute for Food Crops, Jalan Merdeka 147, Bogor, Indonesia) yang berjudul "Bridging the Rice Yield Gap in Indonesia".

Syukurnya, informasi ini sudah sampai ke pengelola AJAR. Beberapa akses link dan indeks ke artikel ini mulai hilang. Di daftar isi AJAR, artikel ini sudah tidak tertera. Halaman yang memuat tulisan ini pun sudah tidak ada meskipun masih ada di DOAJ (Directory Open Access Journal ). Sangat beruntung bahwa database sitasi Thomson Reuters baru sampai pada AJAR tahun 2011. PDII juga menemukan bahwa, selain di AJAR, artikel yang mirip dimuat di Scholary Journal of Agricultural Science dengan penulis Nono Lee dan pejabat palsu dengan afiliasi Technology Medan, Jalan Tersesat. Pelacakan yang dilakukan oleh PDII juga menemukan blog milik http://fathulwahid.wordpress.com yang juga menulis ihwal dua artikel tersebut. Ini merupakan pelecehan intelektual.

Ilmuwan peneliti juga harus sangat berhati-hati memilih jurnal ketika hendak mempublikasikan hasil penelitiannya. Sekarang ini banyak jurnal yang asal terbit dan kurang bertanggung jawab. Telah banyak jurnal internasional dan nasional yang dimasukkan ke daftar hitam (blacklisted). Daftar jurnal yang masuk daftar hitam itu dapat diunduh di alamat: http://kepegawaian.ub.ac.id/wrp-con/uploads/2012/Blacklisted-Publishers-and-their-Respective-Journals.pdf. 

Jeffrey Beall, seorang pustakawan Auraria Library di Universitas Colorado Denver, Amerika Serikat, telah melakukan tinjauan terhadap berbagai sumber elektronik (akses terbuka). Beall sebagai pribadi berhasil membuat daftar jurnal dan penerbit yang perlu dipertanyakan (questionable journals/ publishers). Daftar ini dapat dilihat dalam situs http://scholarlyoa.com. Daftar ini terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2012. Beall merekomendasikan agar tidak berhubungan atau melakukan transaksi dengan jurnal dan penerbit tersebut. Beall juga menyarankan agar ilmuwan peneliti tidak memasukkan naskah, menjadi anggota editor, maupun menjadi dewan anggota redaksinya. Karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal ini harus dievaluasi ekstra, terutama jika akan digunakan sebagai alat untuk promosi, angka kredit, apalagi jika akan dipakai sebagai rujukan dalam proses pengambilan kebijakan. 

Modus pelecehan terhadap ilmuwan yang juga perlu diwaspadai adalah bertebarannya undangan dari penyelenggaraan kegiatan seminar. Panitia penyelenggara menawarkan bantuan atau grant tiket pesawat dan biaya akomodasi kepada pembawa makalah dengan cara diganti pada saat seminar dilaksanakan. Ternyata seminar itu bohong, demikian juga hotel tempat menginap yang direkomendasikan oleh penyelenggara. 

Melihat kenyataan ini, ada baiknya ilmuwan peneliti di seluruh Tanah Air meningkatkan kewaspadaannya. Janganlah mudah terjebak oleh tawaran untuk mengirim naskah karya tulis ilmiah ke suatu jurnal, jangan pula mudah terbujuk untuk membantu mereka sebagai editor atau dewan editor jurnal ilmiah, dan jangan mudah terpancing jika diundang untuk turut serta dalam kegiatan ilmiah, seperti seminar di luar negeri. 

Ilmuwan peneliti Indonesia harus terus menjaga kredibilitasnya dengan berpegang teguh pada etika peneliti. Sebagai informasi, LIPI sudah menerbitkan Pedoman Etika dan membentuk Komisi Etika Peneliti. Upaya LIPI ini dapat pula dilakukan lembaga penelitian lain dan perguruan tinggi yang melakukan penelitian. 

Saat yang sangat tepat bagi ilmuwan peneliti di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas output penelitiannya, menuliskannya dalam jurnal ilmiah yang kita miliki. Dengan tulisan yang kredibel dan tepercaya, hasil penelitian yang dipublikasikan menjadi rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dan proses pengambilan kebijakan politik maupun investasi. Selamat berjuang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar