Jaringan Solusi
Pembangunan Berkelanjutan
Jeffrey D Sachs ; Guru Besar Ekonomi Dan Direktur The Earth Institute
pada
Columbia University,
Penasihat
Khusus Sekretaris Jenderal PBB Mengenai Millennium Development Goals
|
KORAN
TEMPO , 03 September 2012
Perubahan besar dalam masyarakat
terjadi melalui beberapa jalan. Terobosan teknologi-mesin uap, komputer, dan
Internet-mungkin memainkan peran utama. Tokoh-tokoh berpandangan jauh, seperti
Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., dan Nelson Mandela, mungkin memberi
inspirasi perjuangan dalam menuntut keadilan. Tokoh-tokoh politik mungkin
memimpin gerakan perubahan, seperti Franklin Roosevelt, dengan kebijakan New Deal-nya.
Generasi kita sendiri perlu
mendorong lahirnya era perubahan sosial yang baru lagi. Kali ini, kita mesti
bertindak menyelamatkan planet bumi dari bencana yang mengancam lingkungan,
karena ulah manusia sendiri.
Kita semua merasakan tantangan
ini hampir setiap hari. Gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan,
gunung es yang meleleh, sungai yang tercemar, dan badai ekstrem melanda planet
bumi dengan laju yang dramatis akibat berbagai kegiatan manusia. Ekonomi global
senilai US$ 70 triliun per tahun itu telah menekan lingkungan dengan beban yang
belum pernah seberat saat ini. Kita perlu teknologi, perilaku, dan etika yang
baru, yang didukung bukti-bukti yang solid untuk menyelaraskan pembangunan
ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon telah menerima tantangan besar ini dari posisinya
yang unik dalam persimpangan jalan politik dan masyarakat global. Pada tingkat
politik, PBB merupakan tempat bertemunya 193 negara anggota untuk merundingkan
dan menciptakan hukum internasional, seperti traktat mengenai perubahan iklim
pada KTT Bumi di Rio de Janeiro pada 1992. Pada tingkat masyarakat global, PBB
mewakili warga dunia, "kami rakyat-rakyat", seperti tercantum dalam
Piagam PBB. Pada tingkat kemasyarakatan, PBB berarti hak dan tanggung jawab
dari kita semua, termasuk generasi yang akan datang.
Dalam dua dekade terakhir ini,
pemerintah di berbagai negara tidak mampu memberi solusi dalam mengatasi
ancaman-ancaman terhadap lingkungan. Para politikus telah gagal melaksanakan
dengan baik traktat-traktat yang sudah disepakati pada KTT Bumi di Rio de
Janeiro pada 1992. Ban Ki-moon sadar akan pentingnya tindakan yang tegas oleh
pemerintah. Tapi ia juga mengakui bahwa masyarakat madani harus memainkan peran
yang lebih agresif, terutama karena banyaknya pemerintah dan politikus yang
merasa berutang budi kepada kelompok-kelompok kepentingan, sedangkan tidak
banyak politikus yang berpikir dalam kerangka waktu melintas dalam pemilihan
berikutnya.
Untuk memberdayakan masyarakat
global agar mampu bertindak, Ban Ki-moon telah melancarkan prakarsa global baru
yang berani, di mana saya berterima kasih karena bisa ikut di dalamnya. UN Sustainable Development Solutions Network
(Jaringan Solusi Pembangunan
Berkelanjutan PBB) merupakan upaya besar untuk mengerahkan ilmu pengetahuan
global guna menyelamatkan planet bumi.
Gagasannya adalah menggunakan
jaringan ilmu pengetahuan dan tindakan global untuk menyelamatkan planet bumi
dan mengidentifikasi serta menunjukkan pendekatan-pendekatan baru yang tajam
terhadap pembangunan berkesinambungan di seantero dunia. Jaringan ini akan
bekerja sama dengan dan mendukung pemerintah, badan-badan PBB,
organisasi-organisasi masyarakat madani, serta sektor swasta.
Umat manusia perlu mempelajari
cara-cara baru dalam menghasilkan dan menggunakan energi rendah karbon, menanam
bahan pangan secara berkelanjutan, dan membangun kota-kota layak huni, serta
mengelola lautan, keberagaman hayati, dan atmosfer. Tapi waktu untuk itu makin
tipis.
Kota-kota besar di dunia saat
ini, misalnya, sudah dihadapkan pada gelombang panas, meningkatnya permukaan
laut, badai yang semakin ekstrem, kemacetan yang parah, serta polusi udara dan
air. Kawasan-kawasan pertanian perlu dibuat lebih ampuh untuk mengatasi
ketidakpastian iklim yang makin meningkat. Dan, sementara satu kawasan di satu
bagian dunia merancang cara yang lebih baik dalam mengelola angkutan, kebutuhan
energi, pasokan air, atau pasokan pangannya, keberhasilan-keberhasilan itu
harus dengan cepat menjadi bagian dari basis ilmu pengetahuan global, sehingga
memungkinkan kawasan-kawasan lain dapat menarik manfaatnya dengan cepat pula.
Perguruan-perguruan tinggi
memainkan peran khusus dalam jaringan ilmu pengetahuan PBB yang baru ini. Tepat
150 tahun silam, Abraham Lincoln memberikan hibah lahan bagi pembangunan
universitas-universitas untuk membantu masyarakat setempat meningkatkan
produksi pertanian dan mutu kehidupan melalui ilmu pengetahuan.
Hari ini kita perlu membangun
universitas-universitas di seluruh bagian dunia untuk membantu masyarakat
menghadapi tantangan pengentasan warga dari kemiskinan, energi yang bersih,
pasokan pangan yang berkelanjutan, dan lain-lain. Dengan terhubung bersama, dan
meletakkan kurikulumnya secara daring, universitas-universitas di dunia bahkan
bisa lebih efektif dalam menemukan dan memajukan solusi berbasis ilmu
pengetahuan atas masalah-masalah yang kompleks.
Sektor korporat di dunia juga
punya peran penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sekarang sektor korporat
memiliki dua wajah. Ia merupakan gudang penyimpanan teknologi berkelanjutan,
pelopor penelitian dan pengembangan, manajemen kelas dunia, serta kepemimpinan
dalam keberlanjutan lingkungan. Namun, pada saat yang sama, sektor korporat
juga melobi dengan agresif untuk menghambat undang-undang yang mengatur
lingkungan, memotong tarif pajak, dan menghindarkan diri dari tanggung jawab
mereka atas kerusakan lingkungan. Kadang-kadang perusahaan yang sama beroperasi
di kedua sisi ini.
Kita, dengan mendesak, perlu
perusahan-perusahaan yang berpandangan jauh untuk ikut serta dalam Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan
ini. Perusahaan-perusahaan ini menempati kedudukan yang unik untuk mendorong
gagasan-gagasan dan teknologi-teknologi baru ke dalam proyek-proyek percontohan
tahap awal, sehingga mempercepat siklus pembelajaran global.
Tidak kurang pentingnya, kita
perlu suatu sekelompok inti pemimpin-pemimpin sektor korporat yang disegani
untuk menekan sejawat-sejawatnya menghentikan lobi anti-lingkungan dan praktek
pengumpulan dana kampanye pemilihan yang telah membuat pemerintah tidak berdaya
mengambil tindakan.
Pembangunan berkelanjutan
merupakan tantangan bergenerasi, bukan tugas jangka pendek. Penemuan kembali
sistem energi, angkutan, pangan, dan sistem-sistem lainnya akan memakan waktu
puluhan tahun, bukan tahunan. Tapi sifat jangka panjang dari tantangan ini
jangan meninabobokan kita untuk tidak bertindak. Kita harus mulai menemukan
kembali sistem kita yang produktif sekarang juga, justru karena jalan perubahan
yang harus ditempuh bakal begitu panjang. Sementara bahaya yang mengancam
lingkungan sudah mendesak.
Pada KTT Rio+20 pada Juni lalu,
pemerintah dari berbagai negara sepakat mengadopsi suatu sasaran baru
pembangunan berkelanjutan untuk periode sesudah 2015, guna melanjutkan
keberhasilan yang sudah dicapai dalam Millennium
Development Goals dalam mengentaskan warga dari kemiskinan, kelaparan, dan
penyakit.
Dalam era setelah 2015 nanti,
perjuangan melawan kemiskinan dan perjuangan melindungi lingkungan bakal
bergandeng tangan dan saling memperkokoh diri. Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon
sudah memprakarsai beberapa proyek global untuk membantu menetapkan
sasaran-sasaran baru setelah 2015 secara terbuka, partisipatif, dan berbasis
ilmu pengetahuan.
Sustainable Development Solutions Network, yang dilancarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, tepat waktu.
Tidak hanya dunia bakal mengadopsi serangkaian sasaran baru dalam mencapai
pembuangan berkelanjutan, tapi juga bakal memiliki suatu jaringan kepakaran
yang baru untuk membantu mencapai sasaran yang sangat penting itu. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar