Selasa, 04 September 2012

Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan


Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan
Jeffrey D Sachs ;  Guru Besar Ekonomi Dan Direktur The Earth Institute
pada Columbia University,
Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB Mengenai Millennium Development Goals
KORAN TEMPO , 03 September 2012


Perubahan besar dalam masyarakat terjadi melalui beberapa jalan. Terobosan teknologi-mesin uap, komputer, dan Internet-mungkin memainkan peran utama. Tokoh-tokoh berpandangan jauh, seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., dan Nelson Mandela, mungkin memberi inspirasi perjuangan dalam menuntut keadilan. Tokoh-tokoh politik mungkin memimpin gerakan perubahan, seperti Franklin Roosevelt, dengan kebijakan New Deal-nya.

Generasi kita sendiri perlu mendorong lahirnya era perubahan sosial yang baru lagi. Kali ini, kita mesti bertindak menyelamatkan planet bumi dari bencana yang mengancam lingkungan, karena ulah manusia sendiri.

Kita semua merasakan tantangan ini hampir setiap hari. Gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, gunung es yang meleleh, sungai yang tercemar, dan badai ekstrem melanda planet bumi dengan laju yang dramatis akibat berbagai kegiatan manusia. Ekonomi global senilai US$ 70 triliun per tahun itu telah menekan lingkungan dengan beban yang belum pernah seberat saat ini. Kita perlu teknologi, perilaku, dan etika yang baru, yang didukung bukti-bukti yang solid untuk menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon telah menerima tantangan besar ini dari posisinya yang unik dalam persimpangan jalan politik dan masyarakat global. Pada tingkat politik, PBB merupakan tempat bertemunya 193 negara anggota untuk merundingkan dan menciptakan hukum internasional, seperti traktat mengenai perubahan iklim pada KTT Bumi di Rio de Janeiro pada 1992. Pada tingkat masyarakat global, PBB mewakili warga dunia, "kami rakyat-rakyat", seperti tercantum dalam Piagam PBB. Pada tingkat kemasyarakatan, PBB berarti hak dan tanggung jawab dari kita semua, termasuk generasi yang akan datang.

Dalam dua dekade terakhir ini, pemerintah di berbagai negara tidak mampu memberi solusi dalam mengatasi ancaman-ancaman terhadap lingkungan. Para politikus telah gagal melaksanakan dengan baik traktat-traktat yang sudah disepakati pada KTT Bumi di Rio de Janeiro pada 1992. Ban Ki-moon sadar akan pentingnya tindakan yang tegas oleh pemerintah. Tapi ia juga mengakui bahwa masyarakat madani harus memainkan peran yang lebih agresif, terutama karena banyaknya pemerintah dan politikus yang merasa berutang budi kepada kelompok-kelompok kepentingan, sedangkan tidak banyak politikus yang berpikir dalam kerangka waktu melintas dalam pemilihan berikutnya. 

Untuk memberdayakan masyarakat global agar mampu bertindak, Ban Ki-moon telah melancarkan prakarsa global baru yang berani, di mana saya berterima kasih karena bisa ikut di dalamnya. UN Sustainable Development Solutions Network (Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB) merupakan upaya besar untuk mengerahkan ilmu pengetahuan global guna menyelamatkan planet bumi. 

Gagasannya adalah menggunakan jaringan ilmu pengetahuan dan tindakan global untuk menyelamatkan planet bumi dan mengidentifikasi serta menunjukkan pendekatan-pendekatan baru yang tajam terhadap pembangunan berkesinambungan di seantero dunia. Jaringan ini akan bekerja sama dengan dan mendukung pemerintah, badan-badan PBB, organisasi-organisasi masyarakat madani, serta sektor swasta. 

Umat manusia perlu mempelajari cara-cara baru dalam menghasilkan dan menggunakan energi rendah karbon, menanam bahan pangan secara berkelanjutan, dan membangun kota-kota layak huni, serta mengelola lautan, keberagaman hayati, dan atmosfer. Tapi waktu untuk itu makin tipis. 

Kota-kota besar di dunia saat ini, misalnya, sudah dihadapkan pada gelombang panas, meningkatnya permukaan laut, badai yang semakin ekstrem, kemacetan yang parah, serta polusi udara dan air. Kawasan-kawasan pertanian perlu dibuat lebih ampuh untuk mengatasi ketidakpastian iklim yang makin meningkat. Dan, sementara satu kawasan di satu bagian dunia merancang cara yang lebih baik dalam mengelola angkutan, kebutuhan energi, pasokan air, atau pasokan pangannya, keberhasilan-keberhasilan itu harus dengan cepat menjadi bagian dari basis ilmu pengetahuan global, sehingga memungkinkan kawasan-kawasan lain dapat menarik manfaatnya dengan cepat pula. 

Perguruan-perguruan tinggi memainkan peran khusus dalam jaringan ilmu pengetahuan PBB yang baru ini. Tepat 150 tahun silam, Abraham Lincoln memberikan hibah lahan bagi pembangunan universitas-universitas untuk membantu masyarakat setempat meningkatkan produksi pertanian dan mutu kehidupan melalui ilmu pengetahuan. 

Hari ini kita perlu membangun universitas-universitas di seluruh bagian dunia untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan pengentasan warga dari kemiskinan, energi yang bersih, pasokan pangan yang berkelanjutan, dan lain-lain. Dengan terhubung bersama, dan meletakkan kurikulumnya secara daring, universitas-universitas di dunia bahkan bisa lebih efektif dalam menemukan dan memajukan solusi berbasis ilmu pengetahuan atas masalah-masalah yang kompleks.

Sektor korporat di dunia juga punya peran penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sekarang sektor korporat memiliki dua wajah. Ia merupakan gudang penyimpanan teknologi berkelanjutan, pelopor penelitian dan pengembangan, manajemen kelas dunia, serta kepemimpinan dalam keberlanjutan lingkungan. Namun, pada saat yang sama, sektor korporat juga melobi dengan agresif untuk menghambat undang-undang yang mengatur lingkungan, memotong tarif pajak, dan menghindarkan diri dari tanggung jawab mereka atas kerusakan lingkungan. Kadang-kadang perusahaan yang sama beroperasi di kedua sisi ini. 

Kita, dengan mendesak, perlu perusahan-perusahaan yang berpandangan jauh untuk ikut serta dalam Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan ini. Perusahaan-perusahaan ini menempati kedudukan yang unik untuk mendorong gagasan-gagasan dan teknologi-teknologi baru ke dalam proyek-proyek percontohan tahap awal, sehingga mempercepat siklus pembelajaran global. 

Tidak kurang pentingnya, kita perlu suatu sekelompok inti pemimpin-pemimpin sektor korporat yang disegani untuk menekan sejawat-sejawatnya menghentikan lobi anti-lingkungan dan praktek pengumpulan dana kampanye pemilihan yang telah membuat pemerintah tidak berdaya mengambil tindakan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan bergenerasi, bukan tugas jangka pendek. Penemuan kembali sistem energi, angkutan, pangan, dan sistem-sistem lainnya akan memakan waktu puluhan tahun, bukan tahunan. Tapi sifat jangka panjang dari tantangan ini jangan meninabobokan kita untuk tidak bertindak. Kita harus mulai menemukan kembali sistem kita yang produktif sekarang juga, justru karena jalan perubahan yang harus ditempuh bakal begitu panjang. Sementara bahaya yang mengancam lingkungan sudah mendesak. 

Pada KTT Rio+20 pada Juni lalu, pemerintah dari berbagai negara sepakat mengadopsi suatu sasaran baru pembangunan berkelanjutan untuk periode sesudah 2015, guna melanjutkan keberhasilan yang sudah dicapai dalam Millennium Development Goals dalam mengentaskan warga dari kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. 

Dalam era setelah 2015 nanti, perjuangan melawan kemiskinan dan perjuangan melindungi lingkungan bakal bergandeng tangan dan saling memperkokoh diri. Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon sudah memprakarsai beberapa proyek global untuk membantu menetapkan sasaran-sasaran baru setelah 2015 secara terbuka, partisipatif, dan berbasis ilmu pengetahuan.

Sustainable Development Solutions Network, yang dilancarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, tepat waktu. Tidak hanya dunia bakal mengadopsi serangkaian sasaran baru dalam mencapai pembuangan berkelanjutan, tapi juga bakal memiliki suatu jaringan kepakaran yang baru untuk membantu mencapai sasaran yang sangat penting itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar