Kamis, 23 Mei 2013

Merawat Kebhinekaan, Merawat Keindonesiaan


Merawat Kebhinekaan, Merawat Keindonesiaan
Majda El Muhtaj ;  Kepala Pusat Studi HAM Universitas Negeri Medan
(Pusham Unimed)
KORAN SINDO, 22 Mei 2013


Hanya dengan sikap toleran dan penghormatan yang tulus, dinamika kehidupan budaya mampu diagregasi menjadi kekuatan dan termanifestasikan dalam bentuk tanggung jawab bersama. Dalam konteks ke-Indonesiaan, tentu saja keragaman budaya bukanlah hal baru. Kesadaran kebangsaan kita dengan dinamika kesejarahan atas tafsir-tafsir budaya telah mampu menyembul menjadi kekuatan “raksasa” menghantarkan Indonesia merdeka. Tinggal apakah kemampuan itu menjadi amunisi bagi ketahanan Indonesia dalam waktu yang panjang? Inilah persoalan fundamental kebangsaan kita di tengah arus yang semakin keras memaksakan ke-Indonesiaan dalam hegemoni nir-budaya.

Budaya bukanlah hidup di ruang hampa. Budaya berinteraksi serta berakselerasi dengan ekspektasi dan terobosannya dalam menengahi beragam persoalan kebangsaan. Intoleransi dan segala jenis pemaksaan kehendak untuk menjadi ukuran kebenaran menjadi persoalan laten yang acap kali mengemuka. Di tangan penguasa yang teruji membenarkan tegaknya standar-standar kemanusiaan universal dan keberimbangan dalam menjatuhkan pilihan-pilihan rasional saja, nuktah kemerdekaan Indonesia bisa dirasakan membawa kefaidahan bagi kehidupan kemartabatan segenap anak bangsa. 

Irina Bokova Direktur Jenderal UNESCO mengingatkan kita akan pentingnya merawat keragaman budaya sebagai manifestasi kesadaran HAM. Sekalipun keragaman budaya bukanlah bagian tujuan pembangunan milenium, namun keragaman budaya adalah akselerator kunci yang sangat penting merealisasikan tujuan-tujuan pembangunan milenium itu sendiri. Kenapa tidak? Pengakuan dan dukungan keragaman budaya bisa membantu memenuhi dimensi-dimensi HAM dan ekonomi, terutama kemiskinan dan kreativitas juga menjadi solusi timbal balik isu-isu kesehatan dan lingkungan sampai pada kesetaraan gender dan pendidikan untuk semua. (recognizing and supporting cultural diversity can help to address both the economic and human rights dimensions of poverty and provide creative, cross-cutting solutions to complex issues - from health and the environment to advancing gender equality and education for all). 

Dialog dan Pembangunan 

Ekspektasi terhadap nalar dan proses dan hasil pembangunan yang memanusiakan manusia sesungguhnya cermin dari dialog budaya dan pembangunan. Dengan kesadaran terhadap keragaman budaya, dapat meningkatkan rasa identitas, inovasi dan kreativitas masyarakat. Irina Bokova bahkan dengan tegas menyuarakan, no development can be sustainable without creativity and innovation (tidak ada pembangunan yang bisa berkelanjutan tanpa kreativitas dan inovasi). 

Sebagai bangsa yang besar dengan tingkat keragaman budaya sangat tinggi, Indonesia berpeluang besar menjadi negara besar dengan segudang pemerolehan kesuksesan, khususnya menjadikan keragaman budaya sebagai akselerator pembangunan. Disyaratkan pastinya ada ruang dialogis dalam menawarkan pembangunan berikut piranti-piranti yang melandasinya, yakni akuntabilitas, keterbukaan, tanggung jawab, penghormatan terhadap HAM, dan partisipasi masyarakat. 

Dialog lintas budaya bagi Indonesia memberikan arti penting dalam pemahaman dan kesadaran atas khazanah ke-Indonesiaan kita. Di sini akan ditemukan solusi alternatif yang teruji dalam mengakomodasi dan menginternalisasi khazanah lokal dalam merespons tuntutan global dan modernitas. Masyarakat adat dengan keragaman budaya dan sistem nilainya harus diakui teruji berkontribusi merawat soliditas dan solidaritas komunitas dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, keragaman budaya yang diapresiasi tinggi dan diproteksi dengan basis konstitusional sesungguhnya mencerminkan kesadaran HAM dan relasinya terhadap pembangunan. 

Dengan kata lain, kita masih membutuhkan sinergitas pengetahuan dan kearifankearifan lokal dengan ilmu pengetahuan modern yang mampu menyelamatkan pembangunan dari pikiran dan tangantangan jahil yang despotik dan culas . Nalar pembangunan mesti diarahkan bagi pencapaian kemartabatan. Sebab, tanpa hal itu pembangunan akan sempurna mengubah spektrum hidup menjadi kaku dan tidak bernilai. 

Bahayanya, pembangunan akan berujung penistaan terhadap nilai-nilai universal. Pembangunan dalam wujudnya yang menyeramkan adalah pembangunan nir-kemanusiaan, yakni pembangunan yang menyudahi logika kemanusiaan dan merampasnya ke dalam hasil-hasil pembangunan yang semu. Dengan bersikap hormat terhadap budaya dan keragaman budaya Indonesia, pembangunan Indonesia akan berupaya menginternalisasi kesadaran kemanusiaan. 

Pembangunan yang dicirikan sebagai pembangunan seutuhnya, yakni pembangunan yang memanusiakan seluruh proses, hasil, dan dampak pembangunan bagi tegaknya kemartabatan manusia (culture is a driver of development). Ruang inilah yang sejatinya menjadi entry point proses artikulasi merumuskan butir-butir penting kesepakatan dalam sidang musyawarah perencanaan pembangunan yang digagas sejak di level desa sampai level pusat. Sejatinya, Musrenbang bisa menjadi medium sosial dalam menyusun formulasi kebijakan pembangunan berbasis masyarakat. 

Musrenbang yang kemudian menjadi cikal bakal bagi perumusan rencana kebijakan pemerintah setiap tahunnya perlu mengakomodasi muatanmuatan budaya yang dipandang laik dikembangkan dan didorong untuk menyukseskan pembangunan itu sendiri. Dengan pengakuan keragaman budaya, corak pembangunan akan mampu diwadahi melalui kebijakan-kebijakan yang akomodatif dan artikulatif melalui dialog-dialog pembangunan yang inovatif dan kreatif. Melalui tema kampanye pada tahun ini, Do One Thing for Diversity and Inclusion (lakukan sesuatu untuk keragaman dan kebertemuan), setiap kita berkontribusi bagi penghormatan keragaman budaya. 

Melalui beragam profesi, ruang dialog dan tindakan-tindakan kecil yang konkrit yang mengarahkan sikap inklusif harus benarbenar menjadi bagian dalam keseharian kita untuk menumbuhkan kesadaran kemajemukan sebagai realitas sosial yang niscaya. Harus disadari bahwa budaya bukanlah elemen periferi dalam pembangunan. Budaya adalah sarana penting untuk kohesi dan stabilitas sosial; budaya adalah sarana penting bagi kesinambungan ekonomi dan lingkungan hidup; dan budaya adalah sarana penting bagi ketahanan masyarakat. 

Kekuatan budaya sangat menopang dan menentukan arah pembangunan (the power of culture for development). Prasyarat menuju dan membawa kekuatan budaya bagi arah dan masa depan pembangunan yang menjunng tinggi kemartabatan manusia sangat ditentukan dari sejauhmana apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya itu sendiri. Maka merawat Indonesia, sesungguhnya ditandai dari sikap dan perilaku positif yang cerdas dari seluruh elemen bangsa terhadap masa depan keragaman budaya Indonesia. 

1 komentar:

  1. Saya sangat bersyukur kepada Ibu Fraanca Smith karena telah memberi saya
    pinjaman sebesar Rp900.000.000,00 saya telah berhutang selama
    bertahun-tahun sehingga saya mencari pinjaman dengan sejarah kredit nol dan
    saya telah ke banyak rumah keuangan untuk meminta bantuan namun semua
    menolak saya karena rasio hutang saya yang tinggi dan sejarah kredit rendah
    yang saya cari di internet dan tidak pernah menyerah saya membaca dan
    belajar tentang Franca Smith di salah satu blog saya menghubungi franca
    smith konsultan kredit via email:(francasmithloancompany@gmail.com) dengan
    keyakinan bahwa pinjaman saya diberikan pada awal tahun ini tahun dan
    harapan datang lagi, kemudian saya menyadari bahwa tidak semua perusahaan
    pinjaman di blog benar-benar palsu karena semua hautang finansial saya
    telah diselesaikan, sekarang saya memiliki nilai yang sangat besar dan
    usaha bisnis yang patut ditiru, saya tidak dapat mempertahankan ini untuk
    diri saya jadi saya harus memulai dengan membagikan kesaksian perubahan
    hidup ini yang dapat Anda hubungi Ibu franca Smith via email:(
    francasmithloancompany@gmail.com)

    BalasHapus