Pesona
Karisma Jokowi
Mohammad
Takdir Ilahi ; Mahasiswa Pascasarjana UIN Yogyakarta
|
TEMPO.CO,
07 Mei 2014
|
Harus
diakui bahwa kepribadian kandidat dinilai bakal menjadi penentu dalam pemilu
presiden 2014 di Indonesia. Kondisi itu dikenal sebagai personality politics,
yang menjadi salah faktor penting yang dapat menentukan hasil akhir dari
kompetisi besar ini. Karakter personality politics sangat erat dengan sosok
kandidat yang mampu menjadi daya tarik dan mempengaruhi seseorang untuk
menjatuhkan pilihan pada pemilu presiden mendatang.
Sosok
yang paling berkarisma (dan) mampu menggugah perhatian warga adalah yang akan
terpilih menjadi pemimpin Indonesia. Jadi, faktor ideologi, representasi
agama, etnis, kekerabatan, kelas sosial, ataupun platform partai politik
sekalipun, tidak lagi menjadi penentu utama dalam mempengaruhi pemilih.
Saya
melihat potret personality politics yang berlangsung di Indonesia sebenarnya
dapat kita saksikan langsung dari beberapa kandidat yang mendeklarasikan diri
atau masih menunggu perkembangan politik selanjutnya. Namun, untuk konteks
pemilu presiden 2014, saya menilai Joko Widodo atau Jokowi sebagai salah satu
di antara yang paling memenuhi kriteria, sebagai cermin atau manifestasi personality politics.
Hal ini
tidak bisa lepas dari gaya kepemimpinan Jokowi yang mampu menyentuh hati
masyarakat dengan turun langsung ke lapangan guna menyerap aspirasi
masyarakat secara luas. Melejitnya popularitas Gubernur DKI Jakarta Jokowi
ternyata mampu menggugah dan menjadi daya tarik warga, terutama dari kalangan
miskin yang tinggal di kawasan kumuh. Jokowi akhirnya dikenal warga sebagai
sosok yang merakyat, tak elitis, populis, fleksibel, dan mampu mendengarkan
keluhan-keluhan semua golongan tanpa terkecuali.
Karisma
(charisma) menjadi kekuatan utama
Jokowi dalam meraih simpati dan dukungan bila dibandingkan dengan tokoh-tokoh
lainnya. Pengaruh karisma Jokowi dalam teori sosiologis--sebagaimana
dijelaskan oleh Max Weber--lebih ditekankan pada kemampuan seorang tokoh atau
pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Pengaruh karisma
sangat menekankan akan pentingnya kekuatan dan kepekaan dalam membaca
fenomena sosial, sehingga ia bisa diterima dengan baik oleh seluruh
masyarakat.
Konsep
karisma dalam teori sosiologis mengacu pada orang yang berwibawa karena
mempunyai pengaruh luar biasa dan memberikan inspirasi bagi setiap orang
untuk mengikuti apa yang menjadi pesan-pesan moralnya. Saya memahami
karakteristik karisma muncul bersamaan dengan situasi lingkungan yang
mempengaruhinya, yaitu adanya seseorang yang memiliki bakat yang luar biasa,
sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis atau persoalan, adanya
sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan yang
bersifat transendental dan supranatural, serta adanya bukti yang berulang
bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan.
Pesona
karisma Jokowi dibandingkan dengan kandidat lain memang tampak lebih unggul.
Pandangan sosiologis memperlihatkan bahwa kekuatan karisma sebagai sebuah
konsep kepemimpinan memiliki karakter tersendiri untuk mempengaruhi
pengikutnya agar terkesima oleh apa yang menjadi nilai penting dari visi dan
misinya. Dan ciri pemimpin karismatik itu ada pada sosok Jokowi, yang bakal
menjadi kandidat utama dalam pemilu presiden 2014. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar