Inovasi
Sistem Pembayaran
Achmad
Deni Daruri ; President Director Center for Banking Crisis
|
KORAN
SINDO, 07 Mei 2014
|
Makin
majunya perekonomian serta teknologi informasi mendorong sistem pembayaran
untuk terus berinovasi. Inovasi sistem pembayaran terjadi secara bersamaan
dengan perkembangan perbankan dan bank sentral, bukan sesuatu yang terjadi
dengan sendirinya.
Sollow
mengatakan “There is no evidence that
God ever intended the United States of America to have a higher per capita
income than the rest of the world for eternity.” Amerika Serikat unggul
dalam inovasi karena dukungan yang sangat positif bagi kegiatan inovasi dalam
perekonomiannya. Sistem inovasi merupakan himpunan lembaga-lembaga pasar dan
nonpasar di suatu negara yang memengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan
difusi teknologi (OECD, 1999).
Inovasi ini telah membuat efisiensi dan keefektifan dari sistem pembayaran
yang membuat kepercayaan aktor-aktor ekonomi dalam masyarakat juga semakin
meningkat. Regulator sistem pembayaran menginginkan struktur biaya dalam
sistem pembayaran yang semakin menurun dengan adanya inovasi ini.
Belajar
dari pengalaman inovasi di Eropa dan Amerika Serikat, maka negara sedang
berkembang dapat belajar dalam menciptakan inovasi sistem pembayaran yang
berpotensi menciptakan skala ekonomi dalam perekonomian. Yang menarik
diperhatikan adalah keterkaitan pasar dengan inovasi pembayaran itu sendiri
di mana hanya sedikit dari inovasi pembayaran yang memengaruhi pasar. Bukan
hanya itu, sebagian besar inovasi pembayaran diperuntukkan hanya bagi pasar
domestik dan sedikit sekali yang diperuntukkan untuk pasar internasional.
Selain itu ada kecenderungan yang meningkat dari inovasi bagi proses
pembayaran.
Kebijakan
financial inclusion merupakan sumber pendorong utama dari munculnya inovasi-inovasi
ini. Arnold, et al. (2001 dan 2003) mengistilahkannya sebagai ”sistem riset
dan inovasi nasional” (national
research and innovation system), yaitu keseluruhan aktor dan aktivitas
dalam ekonomi yang diperlukan bagi terjadinya inovasi industri dan komersial
dan membawa kepada pembangunan ekonomi. Serta yang terakhir adalah dengan
semakin banyaknya teknologi baru yang dikembangkan oleh sistem nonperbankan
maka semakin banyak inovasi pembayaran yang berasal dari perusahaan
nonperbankan.
Sistem
inovasi merupakan keseluruhan faktor ekonomi, sosial, politik, organisasional
dan faktor lainnya yang memengaruhi pengembangan, difusi dan penggunaan
inovasi (Edquist, 2001). Jadi,
sistem inovasi pada dasarnya menyangkut determinan dari inovasi. Dengan
demikian, sistem inovasi sebenarnya mencakup basis ilmu pengetahuan dan
teknologi (termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan, aktivitas penelitian
dan pengembangan, dan rekayasa), basis produksi (meliputi aktivitas-aktivitas
nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan bisnis dan nonbisnis serta masyarakat
umum), dan pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat serta proses pembelajaran
yang berkembang.
Lebih
lanjut, sistem inovasi merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama
memainkan peran penting dalam memengaruhi kinerja inovatif (Nelson dan Rosenberg, 1993). Metcalfe
(1995) mengatakan bahwa sistem inovasi merupakan sistem yang menghimpun
institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun
individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi- teknologi baru dan
menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan
mengimplementasikan kebijakankebijakan untuk memengaruhi proses inovasi.
Dengan demikian, sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembagalembaga
yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan
(mentransfer) pengetahuan, keterampilan dan artifak yang menentukan teknologi
baru.
Keberhasilan
inovasi pembayaranterjadiakibatketerlibatan langsung inovator dalam sistem
pembayaran sehingga aturan sistem pembayaran tidak boleh membatasi
keterlibatan langsung ini. Edgar Dale dalam studi penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya
mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Terkait dengan proses belajar itu,
selama ini aktivitas penelitian dan pengembangan (litbang) biasanya dilakukan
oleh suatu unit, lembaga, atau pusat khusus yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, perguruan tinggi, atau lembaga negara.
Dalam
konteks bisnis, penelitian dan pengembangan biasanya merujuk pada aktivitas
yang berorientasi ke masa yang akan datang dan untuk jangka panjang baik
dalam bidang ilmu maupun dalam bidang teknologi. Metode yang dipakai dalam
kegiatan litbang biasanya menggunakan teknik riset ilmiah yang standar tanpa
mengharapkan hasil yang pasti (bentuk riset ilmiah murni) atau untuk
mendapatkan prakiraan hasil yang mempunyai nilai komersial dalam waktu dekat.
Selama ini ada hambatan dalam inovasi sistem pembayaran, yaitu pada kemampuan
sistem teknologi informasi.
Hilbert
dan Lopez mengidentifikasi kecepatan eksponensial perubahan teknologi
(semacam hukum Moore) di mana perkembangan teknologi untuk menghitung
kapasitas informasi per kapita untuk sebuah inovasi pembayaran meningkat
sekitar dua kali lipat setiap 14 bulan antara 1986–2007. Sedangkan kapasitas
per kapita di dunia komputer yang dipakai umum pada periode yang sama
meningkat dua kali lipat setiap 18 bulan. Inovasi ini didukung oleh
perkembangan kapasitas telekomunikasi global per kapita yang meningkat
kemampuannya dua kali lipat setiap 34 bulan, sementara kapasitas penyimpanan
dunia per kapita yang dibutuhkan sekitar 40 bulan untuk menggandakan (setiap
3 tahun).
Dengan
adanya teknologi broadband, trafik
data per kapita telah mencapai dua kali lipat sekitar setiap 12,3 tahun yang
memungkinkan perkembangan produk-produk pembayaran tanpa kabel (nirkabel).
Dunia sistem pembayaran harus berterima kasih kepada dua peraih hadiah nobel
Fisika yang telah menjadi dari inovasi teknologi pembayaran yaitu Alferov dan
Kroemer dengan penemuannya berupa heterostruktur semikonduktor yang dapat
digunakan dalam kecepatan tinggi dan juga optoelektronics (elektronika optis)
yang merupakan revolusi penting dari teknologi inovasi pembayaran dunia satu
abad ke depan.
Dengan
hambatan di bidang teknologi yang mulai bisa diselesaikan, maka ke depan maka
inovasi sistem pembayaran yang kian cepat adalah suatu keniscayaan. Semua
aktor yang terkait dengan sistem pembayaran di dalam negeri harus menyesuaikan
langkahnya agar terus melaju seiring perkembangan inovasi sistem yang kian
kompleks namun di sisi lain memudahkan pemakai jasanya. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar