Menjalin
Komunikasi untuk Kebersamaan
Mulyono D Prawiro ; Dosen
Pascasarjana dan Anggota Senat
Universitas Satyagama, Jakarta
SUARA
KARYA, 08 Agustus 2012
Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2012 ini, alangkah indahnya
kalau kita mau meluangkan waktu untuk merenung dan melihat perkembangan dan
mengevaluasi apa-apa yang masih perlu diperbaiki. Itu, terutama terkait dengan
hubungan kita dengan keluarga, saudara, tetangga, teman, baik di lingkungan
terkecil masing-masing keluarga, maupun mitra kerja yang tinggal di tempat yang
berjauhan. Apakah kita telah menjalin komunikasi yang baik dengan mereka?
Kita tahu di mata dunia, Indonesia merupakan negara dengan sistem
kekeluargaan tinggi. Di antara sesama anak bangsa selalu hidup selalu rukun,
damai, bergotong-royong dan saling tolong-menolong. "Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh." Semboyan inilah yang
sering didengung-dengungkan. Yakni, suatu semboyan perjuangan bangsa di masa
lalu saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hal ini sekaligus
mencerminkan adanya kekompakan yang luar biasa, sehingga bangsa ini menjadi
bangsa yang besar, merdeka bersatu dan berdaulat. Seandainya kita tidak
bersatu, kemungkinan bangsa ini akan tercerai-berai dan akan menjadi negara-negara
kecil yang mudah diatur oleh bangsa lain.
Saat ini keadaannya sudah berbeda, namun kekompakan antar tim dari
dulu hingga saat ini masih terus dipupuk guna membangun bangsa ini ke arah yang
lebih baik di masa depan. Seperti di dalam organisasi maupun dalam kelompok
masyarakat, misalnya, kekompakan tim ini sangat diperlukan, karena dengan
kekompakan, hubungan saling ketergantungan antara organisasi maupun kelompok
dengan individu tidak dapat dipisahkan.
Kapan pun dan di mana pun orang bersama-sama untuk menyelesaikan
pekerjaan dan mencapai tujuan bersama, yang memerlukan adanya tim yang kuat
agar tujuan bersama dapat tercapai. Salah satu prioritas sebuah tim adalah
belajar berfungsi efektif dan efisien, sehingga secara individu maupun
bersama-sama dapat meraih sasaran yang tepat.
Para ahli komunikasi mengatakan, tidak ada satu orang pun di dunia
ini yang mampu meraih kesuksesan tanpa adanya kerja sama dengan orang lain.
Seperti halnya memimpin diri sendiri, apabila berhasil orang itu akan menjadi
pemimpin dalam arti sebenarnya sekaligus mengandung tantangan yang tak kalah
hebatnya. Hanya mereka yang mampu, mau, dan bersedia terus maju, akan jadi
pemimpin yang hebat di bidangnya. Sesuatu yang bisa dicapai semua orang.
Menurut Prajudi Atmosudirjo, tim adalah suatu kelompok yang
memiliki keikatan dan intereaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan,
pertumbuhan dan perkembangan pribadi maupun organisasi. Kerja sama tim adalah
kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan
pencapaian individu ke arah sasaran organisasi, dan itu merupakan rangsangan
yang memungkinkan orang bisa mencapai hasil yang luar biasa.
Menurut Steven Covey, kerja sama merupakan hal paling penting,
karena dengan kerja sama kita dapat membantu dan memberikan ide-ide baru untuk
mempermudah penyelesaian tugas yang diemban bersama. Kemudian, bisa terbentuk
sinergi, yang bukan hanya menguntungkan kedua belah pihak, tapi juga memberikan
hal yang lebih. Bagaikan hitungan satu ditambah satu bukan hanya dua, tetapi
bisa menjadi tiga, empat bahkan lima, dan seterusnya.
Seperti juga yang saat ini dikembangkan oleh Yayasan Damandiri
beserta mitra kerjanya, antara lain perguruan tinggi, pemda, lembaga perbankan
dan organisasi-organisasi lainnya. Dengan melibatkan puluhan ribu mahasiswa
dari berbagai perguruan tinggi, telah dibentuk dan dikembangkan pos-pos
pemberdayaan keluarga (posdaya) di seluruh Tanah Air melalui kuliah kerja nyata
(KKN) tematik posdaya.
Pembentukan posdaya, selain sebagai forum silahturahmi dan
komunikasi, juga untuk menghidupkan kembali budaya gotong-royong yang sejak
zaman nenek moyang dulu selalu diperkenalkan di Tanah Air tercinta ini. Dalam
wadah posdaya diajarkan berpikir kreatif dan inovatif, bagaimana mengembangkan
dan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah masing-masing, sehingga tujuan
bersama dapat tercapai. Selain bergotong-royong, di dalam posdaya juga
dikembangkan komunikasi yang baik antar-anggota masyarakat, baik masyarakat
yang kaya maupun yang kurang mampu. Mereka diarhakan untuk berbaur menjadi satu
kesatuan yang utuh dan kompak dan menyatukan lingkungan serta menciptakan
suasana yang kondusif, damai dan bersatu.
Beberapa perguruan tinggi yang menerjunkan mahasiswanya dalam
jumlah mencapai ribuan mahasiswa pada bulan puasa dan menjelang Idul Fitri,
kali ini sungguh merupakan pengabdian yang luar biasa. Bukan saja bermanfaat
bagi mahasiswa yang bersangkutan karena menambah pengalaman, tetapi juga bagi
masyarakat yang dikunjungi karena akan berdampak luas bagi pembangunan manusia
di wilayah bersangkutan.
Para mahasiswa diterjunkan dengan arah dan tujuan yang lebih
terfokus, karena KKN kali ini mendapat pembekalan dari pimpinan Yayasan
Damandiri dan dosen-dosen yang sangat kompeten dalam bidang pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan keluarga. Di desa-desa, para mahasiswa diimbau untuk
membantu keluarga-keluarga menanam tanaman-tanaman bergizi di halaman rumah
masing-masing. Mereka juga aktif mencari anak usia sekolah untuk didorong masuk
ke sekolah.
Sangat tepat dan membanggakan, apabila dalam suasana puasa dan
menjelang Idul Fitri, para mahasiswa bisa berbaur dengan masyarakat di desa dan
menghidupkan kembali tali silaturahmi antar-warga di pedesaan. Sehingga,
persatuan dan kesatuan bangsa tumbuh dan berkembang serta kesejahteraan yang
diidam-idamkan dapat dicapai.
KKN Tematik Posdaya menjadi forum komunikasi dan bukti nyata
kesetiaan para generasi muda bangsa untuk saling mencintai dan bekerja sama
dalam membangun bangsa. Selamat Hari Raya
Idul Fitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar