Menggarap
Potensi Perempuan
Siti Muyassarotul Hafidzoh ; Ibu Rumah
Tangga,
Peneliti pada Program Pasca Sarjana UNY |
SUARA
KARYA, 27 Agustus 2012
Pembelajaran kecakapan hidup (life
skill) sangat krusial makna dan perannya dalam pemberdayaan masyarakat,
khususnya bagi kaum perempuan. Dengan bekal kecakapan hidup, perempuan akan
mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan diberdayakan. Dengan pengembangan
potensi itulah, kaum perempuan akan mendapatkan beragam peluang yang bisa
diambil untuk bersaing dalam kompetisi kehidupan.
Pemberdayaan perempuan melalui kecakapan hidup sudah saatnya
dikukuhkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (2011)
pernah menyatakan bahwa dari potensi produk domestik bruto (PDB) dunia yang
mencapai 60 triliun dolar AS, perempuan dapat berkontribusi sekitar 10 triliun
dolar AS. Mantan Menteri Perdagangan RI ini mencontohkan ketika perempuan
dikasih modal Rp100 ribu, bisa dipastikan bahwa ia akan menggunakan 90 persen
untuk pengelolaan rumah tangga. Namun, jika Rp100 ribu ini dikasih ke
laki-laki, pasti akan digunakan untuk kepentingan sendiri.
Oleh karenanya, lanjut Mari Elka, potensi ekonomi kreatif dalam
diri perempuaan harus digarap secara serius. Presiden Direktur BNI Gatot
Suwondo (2011) menilai bahwa perempuan mendapat kesempatan bisa kredit pasti
akan memanfaatkannya dengan baik daripada harus membayar lunas. Selain itu,
perempuan juga terkenal paling rajin membayar kredit. Ini bukti, lanjut Gatot,
bahwa perempuan merupakan aset SDM yang sangat berharga. Peningkatan kualitas
hidup bagi kaum perempuan merupakan keniscayaan untuk memberdayakan potensi
besar yang melekat dalam diri perempuan.
Pembelajaran kecakapan hidup menjadi media sangat strategis dalam
upaya pemberdayaan kaum perempuan. Banyak pendapat dan literatur mengemukakan
bahwa pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja
(vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas.
WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai keterampilan
atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tanangan dalam
kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan di sini mencakup lima jenis, yaitu:
(1) mengenal diri, (2) berpikir, (3) sosial, (4) akademik, dan (5) kejuruan.
Jadi, kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat
membekali perempuan dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan
kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap termasuk fisik dan
mental, serta kecakapan mengelola kreativitas menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan.
Meningkatkan mutu pembelajaran kecakapan hidup bagi perempuan
perlu dilandasi prinsip belajar untuk memahami sesuatu (learning to know), mengerjakan sesuatu (learning to do), menjadi diri sendiri/ mandiri (learning to be), dan hidup bersama
masyarakat (learning to live together).
Model peningkatan ini merupakan upaya menjadikan perempuan semakin berdaya
diri, sehingga bisa memberikan kontribusi besar bagi kehidupan.
Berangkat dari sini, pembelajaran kecakapan hidup dapat
diprogramkan bagi perempuan di Indonesia. Kaum perempuan mempunyai peran besar
dalam pengembangan industri kreatif. Usaha mikro banyak diminati oleh perempuan
dengan pertimbangan bahwa usaha ini dapat menopang kehidupan rumah tangga dan
dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri. (Sumampouw, 2000)
Meskipun sulit untuk memisahkan peran perempuan dan laki-laki
dalam usaha mikro, dan belum ada angka pasti mengenai tingkat keterlibatan
perempuan dalam usaha mikro, diperkirakan porsinya cukup besar dan sebanding
dengan porsi perempuan dalam usaha kecil, yaitu sekitar 40%. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan: 2011)
Kiprah perempuan dalam perekonomian keluarga dan nasional menjadi
salah satu bagian penting dalam pembangunan secara keseluruhan. Seiring dengan
bertambahnya pendapatan perempuan atau akses perempuan terhadap sumber-sumber
daya ekonomi melalui usaha ini, maka kemampuan dan kesempatan mereka bernegosiasi
dalam rumah tangga pun meningkat. Posisi tawar mereka berubah dan pendapat
mereka mulai diperhitungkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam
rumah tangga.
Menggerakkan potensi kreatif kaum perempuan sangat penting, karena
potensi kecakapan hidup yang akan dikembangkan memiliki prospek yang cerah
dalam industri kreatif, yakni kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat. Dengan
warisan budaya melalui seni dan karya kreatif merupakan cara penting untuk
membangun modal ekonomi dan budaya dari waktu ke waktu.
Indonesia kaya dengan budaya, setiap daerah mempunyai kekayaan
budaya yang khas. Ini potensi yang sangat besar. Makanya, pemerintah bersama
masyarakat dan kaum perempuan harus bergerak bersama 'menjemput bola', sehingga
potensi kreatif budaya bangsa bisa dikelola dengan baik, sementara perempuan
bisa menjadi aktor penting di dalamnya.
Di sinilah pentingnya melakukan pembelajaran kecakapan hidup yang
berpotensi untuk pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan ini menjadi
agenda serius masyarakat, sehingga kaum perempuan mampu berperan dalam sebagai
salah satu penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta
menyediakan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor non-formal
di tengah masa transisi menuju konsolidasi ekonomi Indonesia.
Ini bukan berarti perempuan mengambil-alih peranan suami dalam
fungsi ekonomi keluarga, melainkan perempuan menjadi penguat suami untuk
menstabilkan ekonomi keluarga, sehingga suami tidak harus terkuras tenaganya.
Kalau suami dan istri saling sinergi, maka keluarga bisa harmonis dan bahagia.
Di sinilah kerja sama sangat penting, sehingga perempuan menjadi sosok yang
memberikan manfaat dan berkah bagi keluarganya. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar