Selasa, 25 Oktober 2022

 

PSSI Abaikan Rekomendasi Tim Independen Tragedi Kanjuruhan

Anonim :  Jurnalis Majalah Tempo

MAJALAH TEMPO, 23 Oktober 2022

 

 

                                                           

PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menolak rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan agar merombak kepengurusan dengan mengadakan kongres luar biasa. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh, menilai desakan perombakan pengurus sekadar rekomendasi. “Pelaksanaan kongres harus sesuai dengan statuta,” katanya, Kamis, 20 Oktober lalu.

 

Salah satu rekomendasi TGIPF adalah PSSI harus menggelar kongres luar biasa. Selain itu, pengurus PSSI dan semua jajaran Komite Eksekutif diminta mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang diperiksa polisi pada Kamis, 20 Oktober lalu, juga menolak mundur.

 

Pengurus PSSI juga mempertahankan Akhmad Hadian Lukita sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, perusahaan penyelenggara liga. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh, mengatakan posisi itu akan tetap dipegang Akhmad Lukita hingga ada putusan berkekuatan hukum tetap. “Itu bagian dari asas praduga tak bersalah,” ucapnya.

 

Dalam rekomendasinya, Tim Gabungan Independen menduga polisi berupaya mengganti rekaman kamera pengawas atau CCTV di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menangkap berbagai momen serbuan gas air mata yang menewaskan 132 orang. Bahkan ada rekaman CCTV berdurasi tiga jam yang telah dihapus.

 

Rekonstruksi yang digelar polisi pada Rabu, 19 Oktober lalu, juga penuh kejanggalan. Salah satunya tak ada tembakan gas air mata ke tribun penonton. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menyatakan rekonstruksi itu didasarkan pada keterangan saksi dan tersangka.

 

Para anggota keluarga korban tragedi Kanjuruhan diduga juga mengalami intimidasi. Devi Athok, bapak dari dua korban tewas, mengatakan rumahnya kerap didatangi orang yang mengaku dari kepolisian. Ia akhirnya memutuskan mencabut izin autopsi anaknya.

 

Sekretaris Federasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Andy Irfan menjelaskan, keluarga korban beberapa kali disambangi perwira polisi serta pejabat kelurahan  dan kecamatan. “Keluarga seakan-akan didorong untuk tak mengajukan permohonan autopsi,” ujarnya. ●

 

Sumber :    https://majalah.tempo.co/read/nasional/167245/pssi-abaikan-rekomendasi-tim-independen-tragedi-kanjuruhan

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar