Jutaan Dollar
untuk Fisikawan Fundamental
|
Salomo Simanungkalit ; Wartawan Kompas
|
KOMPAS,
15 Agustus 2012
Bongkar dahulu misteri Alam
Semesta sampai kepedalamannya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu. Janji
baru ini, terhitung per 31 Juli 2012, bolehlah dipegang kaum fisikawan yang
kesukaannya ialah hukum-hukum dasar alam, dan yang merenungkan hukum-hukum itu
siang dan malam.
Pada hari itu Yayasan Milner
yang bermarkas di Rusia mengawali kiprahnya membagi 3 juta dollar AS—sekitar Rp
29 miliar— kepada fisikawan yang dinilai berhasil membuka mata pengetahuan anak
manusia menyelami jagat raya hingga tingkat paling dalam dan mampu pula
menjangkitkan gairah dalam fisika fundamental itu kepada publik.
Dalam kesempatan perdana ini
Fundamental Physics Prize, demikian nama penghargaan itu, diberikan kepada
sembilan fisikawan yang boleh jadi—karena besarnya nilai uang hadiah
ini—menenung mereka mendadak menjadi fisikawan kaya raya.
Alan H Guth, guru besar
fisika di Massachusetts Institute of
Technology, yang memperoleh kusala itu untuk gagasannya mengenai inflasi
kosmik semula mengira 3 juta dollar dibagi sembilan. Begitu melihat rekeningnya
yang sehari sebelumnya hanya 200 dollar bertambah dan menjadi gendut, ia
terkaget-kaget.
”Tiba-tiba tabungan saya
3.000.200 dollar,” katanya kepada The
New York Times. ”Memang ada potongan 12 dollar untuk biaya transfer, tapi itu
gampang sekali diabaikan.”
Fundamental
Physics Prize, dengan demikian, merupakan penghargaan
akademik yang paling tinggi nilai uangnya untuk saat ini. Ia menumbangkan
Hadiah Nobel yang 1,2 juta dollar AS, kadang-kadang dibagi untuk dua atau tiga
pemenang dalam satu kategori, bahkan Hadiah Templeton bagi mereka yang menyumbangkan
pemahaman baru akan dimensi spiritual kehidupan yang didaku sebelumnya paling
tinggi: 1,7 juta dollar AS.
Adalah Yuri Milner pendiri
yayasan yang dipersembahkan untuk memajukan pemahaman anak manusia mengenai
Alam Semesta sampai pada level terdalam itu dengan menganugerahkan hadiah
tahunan bagi karya-karya yang membuat terobosan-terobosan saintifik. Yayasan
Milner juga mewajibkan para penerima kusala mengomunikasikan subyek keahlian
mereka kepada masyarakat seluas-luasnya melalui ceramah publik.
Berusia 50 tahun, Yuri
Milner pengusaha sukses Rusia. Ia mendirikan perusahaan investasi Digital Sky Technologies (DST) serta
menanamkan modal pada perusahaan Face-
book, Zynga, Twitter, Spotify, ZocDoc, dan Groupon. Majalah Fortune
menempatkan Milner pada urutan ke-46 daftar 50 pengusaha terkemuka dunia
sepanjang tahun 2010 dan merupakan satu-satunya dari Rusia.
Pengusaha yang Fisikawan
Pada tahun yang sama majalah
bisnis Rusia, Vedomosti,
menabalkannya sebagai Tokoh Bisnis 2010.
Bahwa ia terpanggil membagi kekayaannya kepada fisikawan fundamental (khusus
mempelajari asal-usul Alam Semesta, partikel elementer, inovasi matematika
untuk merumuskan hukum-hukum alam), itu tak terlepas dari riwayat sekolahnya.
Milner menyelesaikan sarjana
dalam fisika teori pada 1985 di Universitas Negeri Moskwa. Kemudian ia bekerja
di Institut Fisika Lebedev, yang berada di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan
Rusia, dan satu departemen dengan fisikawan penerima Nobel, Vitaly Ginzburg.
Sempat jadi kandidat doktor fisika partikel, tapi ini tak diselesaikannya,
Milner bersahabat baik dengan fisikawan nuklir Soviet dan pejuang hak asasi
manusia, Andrei Sakharov.
Latar sebagai fisikawan
teori ini pula yang menjelaskan mengapa karya-karya yang mendapat Fundamental Physics Prize tidak harus
terbukti secara eksperimental. Itu yang membedakan kusala(?) ini dengan Hadiah Nobel untuk Fisika yang memprasyaratkan
”terbukti secara eksperimental”. [Itu sebabnya Einstein tidak mendapat Nobel
karena Teori Relativitas, melainkan memperolehnya melalui Efek Fotolistrik.]
Gagasan-gagasan fisika yang
indah dan menakjubkan, seperti mahakarya seni, tetapi belum dapat
dipertanggungjawabkan secara eksperimental mendapat tempat leluasa dalam Fundamental Physics Prize sebab, kata
Milner, ”this intellectual quest to
understand the universe really defines us as human beings.”
Empat fisikawan yang bekerja
di Institute for Advanced Study di
Princeton—Nima Arkani-Hamed, Juan Maldacena, Nathan Seiberg, dan Edward
Witten—mendapat kusala ini untuk teori-teori mereka memadukan partikel
elementer dan interaksi yang ada di Alam Semesta dengan perangkat matematika
yang dikenal sebagai ”teori string”.
Ini pun belum ada pertanggungjawaban eksperimentalnya.
Pemenang lain adalah Andrei
Linde, fisikawan Universitas Stanford yang berkutat dalam inflasi kosmik;
Alexei Kitaev, fisikawan California Institute of Technology yang
bertungkus-lumus dalam komputer kuantum; Maxim Kontsevich yang temuan
matematika abstraknya berguna bagi fisikawan membongkar kekusutan teori string; dan Ashoke Sen, ahli teori string dari Institut Riset
Harish-Chandra di India.
Kesembilan penerima Fundamental Physics Prize perdana ini
dipilih sendiri oleh Milner. Namun, untuk tahun depan para penerima kusala itu
akan menjadi komite seleksi. Demikian seterusnya untuk tahun-tahun mendatang:
penerima di masa lalu diundang anggota komite penyeleksi.
Di Indonesia Penghargaan
Ahmad Bakrie untuk Sains tercatat telah dianugerahkan kepada tiga fisikawan
fundamental dan seorang matematikawan fundamental dalam lima tahun terakhir:
Jorga Ibrahim, LT Handoko, Pantur Silaban, dan Tjia May On.
Fisikawan fundamental
mendadak kaya raya?
”Saya pikir hadiah seperti (Fundamental Physics Prize) sangat
membantu memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa fisika fundamental itu
penting. Tidak hanya tinju kelas berat yang layak mendapat hadiah sebesar ini,”
kata Alan H Guth kepada The New
York Times. ”Namun, tentu saja, tidaklah sehat apabila Anda memasuki fisika
demi uang.” ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar