Minggu, 15 Desember 2019

Seputar Tekad Kuat

PSIKOLOGI
Seputar Tekad Kuat

Oleh :  AGUSTINE DWIPUTRI

KOMPAS, 14 Desember 2019


Menjelang akhir tahun, tak ada salahnya kita mencoba mengevaluasi apa yang telah kita alami dan capai selama ini, juga masalah yang menghadang. Kita mungkin kurang menyadari, sebagian besar masalah timbul dari kurangnya tekad yang kuat.

Begitu banyak masalah yang tampaknya beragam, seperti kesehatan, kegemukan, suka menunda, dan hubungan dengan pasangan, ternyata hanya satu penyebab utamanya. Mendapatkan apa yang kita inginkan membutuhkan tekad. Agar berhasil, pertama kita harus tahu apa yang diinginkan, Kemudian menentukan untuk mendapatkannya, bahkan dalam menghadapi kesulitan yang ekstrem.

Tekad bukanlah konsep baru, tetapi kita masih belum memiliki kesadaran luas tentang bagaimana memeliharanya. Pemimpin spiritual dan aktivis Mahatma Gandhi menggambarkan tekad dengan mencatat bahwa kekuatan tidak datang dari kapasitas fisik, tetapi datang dari kemauan yang gigih.

Roy Baumeister (2011), salah satu peneliti terkemuka di bidang ini, mengatakan, orang dengan tekad kuat akan menjadi lebih sehat, bahagia, dan lebih puas dalam hubungan sosial mereka. Mereka lebih maju dalam kariernya, menghasilkan lebih banyak uang, lebih mampu menangani konflik, mengelola stres, dan mengatasi kesulitan.

Lauren Guilbeault (2019) mengartikan tekad sebagai suatu kekuatan yang memberi kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perilaku Anda. Kehendak adalah kemampuan untuk memilih tindakan sendiri sehingga Anda dapat mendefinisikan tekad sebagai kemampuan yang kuat untuk menentukan nasib sendiri.

Namun, tekad hanya tinggal tekad jika perilaku Anda mengikuti keputusan sadar Anda. Jika Anda memiliki tekad kuat, Anda menahan diri atau bertindak berani terhadap keputusan Anda, bahkan jika Anda tergoda untuk melakukan hal sebaliknya.

Persamaan kata

Untuk lebih mendalami, Guilbeault (2019) menjelaskan, ada banyak sinonim untuk istilah tekad dengan makna yang sedikit berbeda. Berikut beberapa di antaranya.

– Kontrol diri

Kontrol diri biasanya dikaitkan dengan tekad untuk menghindari atau berhenti melakukan sesuatu. Misalnya, jika Anda memutuskan untuk berhenti merokok, Anda dapat menggunakan kontrol diri untuk mengatakan ”tidak” ketika ditawari sebatang rokok.

– Dorongan

Dorongan adalah sejenis motivasi intens yang mengarahkan Anda untuk menindaklanjuti agar mendapatkan apa yang diinginkan walaupun tidak mudah. Anda mungkin memiliki dorongan kuat untuk berhasil dan dorongan itu dapat membuat Anda terus berjalan, bahkan ketika tampaknya akan gagal. Anda mungkin juga memiliki dorongan yang bertentangan. Perbedaan antara dorongan dan tekad adalah bahwa Anda memiliki sedikit kendali atas dorongan Anda. Sebaliknya, Anda harus membuat keputusan yang mantap sebelum Anda dapat menggunakan tekad Anda secara efektif.

– Resolusi

Ketika memutuskan untuk melakukan sesuatu, Anda membuat komitmen mental yang kuat untuk mewujudkannya. Resolusi hanyalah bagian pertama dari tekad. Setelah Anda membuat keputusan itu, Anda masih perlu menggunakan kekuatan mental Anda untuk menindaklanjuti resolusi Anda.

– Disiplin diri

Disiplin diri adalah sinonim yang sangat dekat dengan tekad. Namun, tekad berfokus pada kekuatan pikiran, sedangkan disiplin diri lebih tentang praktik dari tekad dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diri lebih mengenai perilakunya daripada keputusan tentang bagaimana berperilaku. Jika Anda berlari setiap hari tanpa gagal, Anda berdisiplin diri. Keputusan untuk lari dan tindakan lari setiap hari itu membutuhkan tekad.

– Kekuatan pikiran

Kekuatan pikiran adalah sinonim yang sangat sesuai dengan tekad. Itu sebabnya, sangat masuk akal untuk memasukkannya ke dalam pengertian tekad. Namun, memiliki pikiran yang kuat saja tidak akan memastikan bahwa Anda menindaklanjutinya dengan tindakan yang Anda pilih. Anda harus memutuskan untuk menggunakan kekuatan pikiran Anda agar menyelesaikan tujuan Anda.

Apakah tekad terbatas?

Relatif mudah untuk memulai sesuatu dengan tekad yang kuat. Ketika pertama kali memutuskan untuk melakukan sesuatu, Anda memiliki semangat tertentu ke arah itu. Namun, seiring berjalannya waktu, resolusi Anda mulai redup. Anda mungkin masih percaya bahwa itu adalah hal terbaik untuk dilakukan, tetapi mungkin mulai kehilangan perasaan yakin bahwa Anda dapat mencapainya.

Para peneliti bertanya-tanya apa yang akan terjadi ketika tekad kuat gagal. Mereka menemukan bukti bahwa tekad memang terbatas.

Baumeister dan Tierney (2011) menjelaskan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti setelah mempelajari ribuan orang di dalam dan di luar laboratorium. Eksperimen secara konsisten menunjukkan dua hasil, yaitu Anda memiliki sejumlah tekad terbatas yang menjadi habis saat Anda menggunakannya dan Anda menggunakan persediaan tekad yang sama untuk semua jenis kegiatan.

Pelajaran pertama—umumnya disebut sebagai penipisan ego—diilustrasikan secara indah dalam sebuah studi klasik yang disebut eksperimen lobak. Baumeister dan timnya menyajikan semangkuk lobak dan semangkuk cokelat kepada mahasiswa yang lapar. Kedua mangkuk diletakkan di depan setiap siswa. Setengah dari mereka disuruh makan cokelat, tetapi tidak lobak. Setengah lainnya diminta makan lobak, tetapi tidak cokelat.

Para peneliti berharap para pemakan lobak menggunakan sejumlah tekad yang signifikan. Untuk mencari tahu apakah itu masalahnya, para peneliti memberi setiap siswa teka-teki yang sulit untuk diselesaikan (pada kenyataannya tidak dapat dipecahkan). Yang menarik bagi para peneliti adalah berapa lama siswa akan mengerjakannya sebelum menyerah.

Hasilnya, pemakan lobak menyerah jauh lebih cepat daripada pemakan cokelat. Mereka telah menggunakan banyak tekad untuk melawan cokelat dan dibiarkan kelelahan ketika mencoba memecahkan teka-teki. Percobaan ini telah direplikasi berkali-kali dan hasilnya selalu sama.

Jika Anda baru saja selesai melakukan sesuatu yang membutuhkan banyak tekad, Anda telah menghabiskan banyak kekuatan tekad Anda secara keseluruhan. Hanya ada sekian banyak tekad yang tersedia di ”tangki” Anda. Setelah menggunakan semuanya, Anda kehilangan kemampuan untuk mengatur sendiri tugas yang akan datang.

Kita mungkin mengalami hal ini juga dalam kehidupan kita. Ketika kita pulang setelah seharian penuh stres di tempat kerja, apa yang lebih mungkin kita lakukan: hal yang mudah atau yang sulit? Menonton TV atau berolahraga?

Pelajaran kedua adalah bahwa kita menggunakan cadangan tekad yang sama untuk hampir semua hal. Tidak ada sumber terpisah untuk bekerja, yang lain untuk berolahraga, yang lain untuk diet, atau yang lain untuk bersikap baik kepada anak Anda.

Tidak peduli dalam hal apa Anda melakukan pengendalian diri, Anda menggunakan sumber energi yang sama untuk menghadapi makanan yang menggoda, anak yang mengganggu, lalu lintas yang macet, atau atasan yang banyak menuntut. Bagaimana dengan Anda?


Selamat mengevaluasi diri di akhir tahun ini. ***

2 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajopk.club....^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus
  2. menang berapapun di bayar
    ayo segera bergabung bersama kami di bandar365*com
    WA : +85587781483

    BalasHapus