Sabtu, 28 Desember 2019

Peran Bina Damai Sinta Nuriyah

PENGHARGAAN SINTA NURIYAH
Peran Bina Damai Sinta Nuriyah

Oleh :  FATHORRAHMAN GHUFRON

KOMPAS, 19 Desember 2019


Pada tanggal 18 Desember 2019, UIN Sunan Kalijaga menganugerahkan gelar doctor honoris causa (HC) kepada ibu Sinta Nuriyah. Prestasi akademik ini semakin memperkuat pengakuan publik terhadap peran bina damai beliau yang pada tahun 2017 dinobatkan sebagai perempuan berpengaruh di dunia oleh The New York Times. Kegigihan dan konsistensi beliau dalam melakukan “hal-hal luar biasa” untuk kemaslahatan bersama menginspirasi banyak perempuan lainnya agar menjadi agen perdamaian.

Aktivitasnya yang begitu menantang untuk memperjuangkan hak perempuan dan keberagaman di Indonesia seringkali melampaui habitusnya sebagai seorang nyai yang tumbuh di lingkungan pesantren yang selama ini dikenal kental dengan nuansa hegemonic masculinity. Namun, tempaan pendidikan tinggi strata-1 yang dicecap di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, strata-2 di prodi Kajian Wanita UI Jakarta, dan pergaulannya yang lintas batas afiliasi barangkali menjadi modalitas sosial bagi dirinya untuk “pantang mundur” menjaga kerukunan beragama dan memberdayakan kaum perempuan.

Pada tahun 1997, Sinta Nuriyah mendirikan Forum Kajian Kitab Kuning (FK3) sebagai bentuk pengembangan pemikiran kritis terhadap kajian kitab pesantren yang selama ini dianggap cenderung bias gender. Melalui FK3, Sinta Nuriyah menyoal dan membaca ulang kitab Uqud al Lujjayn yang selama bertahun-tahun diajarkan di pesantren. Bahkah, dari kajian FK3 melahirkan sebuah buku berjudul “Wajah Baru Relasi Suami-Istri: Telaah Kitab Uqud Al Lujjayn” yang sempat menghebohkan banyak kalangan dan memicu kontroversi di kalangan pesantren.

Tidak berhenti di level pemikiran, Sinta Nuriyah juga mendirikan sebuah komunitas bernama PUAN (Pesantren Untuk Pemberdayaan) Amal Hayati di tahun 2000. Lembaga ini menjadi ruang aktivisme beliau untuk menggerakkan kaum perempuan agar menjadi garda depan dalam mencegah berbagai bentuk kekerasaan yang selama ini menimpa kaum perempuan. Uniknya lagi, lembaga ini menjadikan pesantren sebagai basis eksperimentasi dan eksperiensasi dalam menyadarkan kaum perempuan.

Teologi pemberdayaan

Perjuangan Sinta Nuriyah dalam melakukan pemberdayaan kaum perempuan melalui pesantren tentu menjadi pengalaman spiritualitas tersendiri. Setidaknya, melalui dua lembaga tersebut, Sinta Nuriyah ingin menyegarkan kembali spirit Al Qur’an yang tertera di surat al Baqarah (187) yang berbunyi “Hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna” (mereka perempuan adalah pakaian bagi kalian laki-laki, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka).

Secara sosiologis, diksi ayat tersebut meneguhkan sebuah asas resiprokal di mana perempuan dan laki-laki mempunyai hak kesetaraan (equality) dan hak relasional yang harus saling disadari bersama. Dengan asas resiprokal tersebut, maka laki-laki tidak boleh semena-mena memperlakukan perempuan. Akan tetapi, merujuk pada pemikiran Faqihuddin Abdul Qadir dalam buku “Qira’ah Mubadalah” keduanya harus menjunjung tinggi konsep “mu’asyarah bil ma’ruf” yaitu saling berbuat baik satu sama lain, konsep “musyawarah” yaitu atas segala tindakan yang diambil harus didiskusikan bersama, diakui bersama, dan tidak ada pemaksaan, dan konsep “taradhim minhuma” yaitu saling memberikan ridla kepada sesamanya.

Rekam jejak Sinta Nuriyah yang begitu getol memperjuangkan nasib kaum perempuan yang banyak ditempatkan sebagai posisi sub-ordinasi di lingkup kehidupan sosial, tak terkecuali dalam lingkungan pesantren yang mereproduksi ajaran-ajaran misoginis yang sangat merugikan kaum perempuan, tentu menorehkan sejarah baru dalam wajah relasi perempuan dan laki-laki.

Melalui pendekatan bina damai (peace building), Sinta Nuriyah berusaha meyakinkan banyak pihak bahwa kaum perempuan mempunyai peran sentral dalam kehidupan masyarakat. Meskipun, beban berat harus ditanggung kaum perempuan, di mana di wilayah domestik cenderung diperlakukan tidak adil dan di wilayah publik pun cenderung dikucilkan, namun kaum perempuan sesungguhnya mempunyai mentalitas lebih kuat dari pada laki-laki. Oleh karena itu, berangkat dari realitas tersebut, sudah saatnya kaum perempuan harus percaya diri untuk menebar nilai-nilai kebajikan dan menjadi penyangga di berbagai lini kehidupan.

Spirit Perdamaian

Di samping itu, peran bina damai yang diupayakan Sinta Nuriyah juga merambah pada penguatan semangat kemanusiaan. Naluri interfaith yang selama ini dilakukan menjadi benih terciptanya kerukunan beragama dalam masyarakat. Bagi Sinta Nuriyah, kerukunan beragama ibarat kebun bunga yang di dalamnya terdapat aneka rupa varian yang menyerbakkan beragam aroma. Semuanya menawarkan keindahan dengan jati dirinya masing-masing. Tak satu pun dari masing-masing bunga yang saling memaksa untuk merubah variannya menjadi varian lain. Semisal bunga mawar harus menjadi melati, atau anggrek menjadi Asoka.

Demikian pula kita yang dilingkupi beragam keyakinan dan kepercayaan. Masing-masing agama memiliki nilai kebajikan dan kebenaran yang pada wilayah privat menjadi tuntunannya dalam beribadah. Namun, pada wilayah publik agama yang dianut harus melebur pada kesepakatan bersama (ijma’) untuk menenun ikatan sosial yang berbasis kearifan lokal.

Dalam kaitan ini, Indonesia adalah sebentuk kearifan lokal yang menuntun kehidupan berbangsa setiap rakyatnya dengan kata bersama bernama pancasila. Melalui Pancasila, Sinta Nuriyah menyerukan kepada semua kalangan untuk terlibat dalam sikap saling empati (cross empathy) agar terbangun spirit perdamaian yang abadi. Setidaknya, melalui spirit perdamaian terbangun sikap inklusi dalam solidaritas kemanusiaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerahmatan.

Akhirnya, semoga penganugerahan gelar doctor honoris causa kepada ibu Sinta Nuriyah menjadi kado terindah bagi almarhum Abdurrahman yang usia wafatnya memasuki satu dekade.


(Fathorrahman Ghufron, Wakil Katib Syuriyah PWNU Yogyakarta. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.)

2 komentar:

  1. menang berapapun di bayar
    ayo segera bergabung bersama kami di bandar365*com
    WA : +85587781483

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus