REFLEKSI KEINDONESIAAN
Nasib ”Ngenes” Generasi Agnez
Oleh : RADHAR PANCA DAHANA
KOMPAS, 3 Desember 2019
Sebenarnya
apa itu ”darah Indonesia”, indonesian blood, istilah yang diaku tak dimiliki
penyanyi Agnez Mo(nica) dan membuatnya viral di media sosial nasional? Seperti
apa ”darah” itu? Bagaimana riwayat atau contoh-contohnya? Atau… memangnya ada
”darah Indonesia” itu?
Namun,
ketika saya tanyakan masing-masing, apa arti atau makna dari (sub)etnik yang
bersangkutan, tak satu pun dapat menjawab, terlebih secara adekuat atau
meyakinkan, bahkan bagi dirinya sendiri. Umumnya jawaban pendek dan berisi data
sangat ringkas yang bersifat geografis atau administratif. Namun, (sub)etnik
sebagai identitas, sebagai sebuah nebula gagasan, sebagai khazanah adat atau
budaya (semacam) apa, seluruh peserta mengakui: tidak paham.
Namun,
(sub)etnik sebagai identitas, sebagai sebuah nebula gagasan, sebagai khazanah
adat atau budaya (semacam) apa, seluruh peserta mengakui: tidak paham.
Karena
berbagai sebab, antara lain pendidikan formal yang sangat berorientasi pada
kecerdasan material (saintifik), serbuan dan internalisasi gaya hidup hingga
budaya global yang kian kuat belakangan, perubahan yang terjadi pada
lingkungan, rumah tangga, hingga perilaku lembaga atau figur penting yang kian
meninggalkan adab, membuat generasi ”Agnez Mo”, bahkan juga di atasnya (”X”),
mengalami amnesia total secara kultural.
Inilah yang
mungkin sejak lama para tetua di Jawa prihatin pada generasi penerusnya yang
tetap ”wong jowo… ning ilang jawane”. Situasi yang berlaku pada orang Batak
yang hilang kebatakannya dan seterusnya. Maka, secara sederhana, saya
memberikan imbauan mengikuti kenyataan aktual di atas, untuk mereka kembali
pada akar budaya atau tradisinya itu, pada realitas primer atau primordialnya.
Mengenali kembali watak, aturan, hingga penyikapan terhadap hal-hal baru yang
selalu datang dan terbiasa dijadikan sumber penyegaran ”adab” oleh para leluhur
di adat mereka masing-masing.
”Tapi kita,
kan, sekarang Indonesia, Pak?” sergah seseorang. ”Mengapa kita harus balik ke
dunia primordial, bukan justru menegaskan adab dan budaya Indonesia kita?”
Dengan sedikit pengantar, entah dimengerti atau tidak, dengan baik, saya
menjawab sergahan dan pertanyaan itu dengan sebuah pernyataan tegas, ”Maaf
saja, yang namanya (ke)budaya(an) Indonesia itu tidak, sekurangnya, belum ada.”
Arti ”Indonesia”
Indonesia
ada selama ini, mari kita jujur, masih sebagai penamaan atau ”identitas” dari
sebuah negara (modern) baru. Dan, bisa dilekatkan pada perangkat-perangkat
kenegaraan yang tercipta menyusul dari proklamasi negara baru itu. Termasuk
bahasa. Tapi adat dan budaya, sejak Polemik Kebudayaan awal 1930-an dulu hingga
hari ini, belum ada kejelasan identifikatif, formulatif, atau definitif. Belum
ada yang mampu, tepatnya kita belum mampu.
Kalaupun
kita bisa mengatakan ”saya Indonesia” sebagai sebuah acuan identitas, tetap
saja kita tidak mampu menjawab apa yang disebut identitas itu, apa makna
”Indonesia” itu. Kecuali, sekali lagi, deskripsi pendek tentang realitas
geografis atau administratif yang notabene adalah batasan atau acuan politis
sebagai implikasi dari fakta modern bangsa-bangsa di Nusantara menjadi sebuah
negara.
Jadi,
sebagaimana pemaknaan ”adab” atau ”budaya Indonesia” yang masih kabur (entah
larinya ke mana), istilah atau yang dianggap acuan oleh Agnez Mo sebagai ”darah
Indonesia” itu juga absurd, alias tidak eksis.
Ketika ada
seorang migran dari Arab, China, India, atau mana pun negeri asing berdiam
turun-menurun di negeri ini, kawin-mawin dengan sesama anggota puak atau
etniknya saja, apakah mereka ”orang Indonesia”?
Secara
kategoris-politis: betul. Namun, secara etnik, mereka tetap teguh pada
identitas etnikalnya yang Arab, India, atau China. Apa mereka punya ”darah
Indonesia”? Yang pasti, jika merujuk atau mengacu etniknya, mereka berdarah
”China”, ”Arab”, atau ”India”. Seperti Agnez yang mengaku darahnya campuran:
Jerman, Jepang, dan China. Apa pun darah itu, kita menerima mereka sebagai
bagian dari organisme bangsa ini, mereka adalah ”Kita”. Hendak secara modern
disebut ”orang Indonesia”, monggo kerso, fain-fain saja.
Apakah
mereka minoritas, seperti diaku Agnez juga banyak kalangan lain? Posisinya
mungkin sama dengan 400 suku di Papua, yang jumlahnya masing-masing sangat
sedikit, jauh lebih sedikit ketimbang ”darah asing” orang-orang Indonesia di
atas. Sama minornya dengan suku Dayak, suku Gayo, suku Solor, dan seterusnya.
Bisa jadi seluruh penghuni negeri ini adalah minoritas, setidaknya jika
berhadapan dengan suku Jawa yang dominan dalam jumlah itu.
Jadi, apa
masalahnya dengan jumlah sedikit yang secara peyoratif disebut dengan istilah
antropologis-sosiologis ”minoritas”? Kenapa harus terjebak, bahkan berprasangka
dengan kategorisasi ilmu sosial yang punya kegunaan berbeda di negeri asalnya.
Dalam adab
”asli” negeri ini yang Bahari, tidak dikenal itu istilah mulai dari definisi,
peran, hingga fungsi ”minoritas”. Banyak atau sedikit itu bukan masalah, kita
sama, karena egaliterianisme di Bahari itu niscaya. Yang menentukan strata
seseorang di adab kita ini adalah prestasi atau rekam jejaknya lewat amal atau
kemaslahatannya di tengah publik.
Alien(asi) Agnez
Jelaslah
bagi kita sekarang, Agnez Mo bukan menafikan atau mengingkari apalagi
mengkhianati keindonesiaannya, sebagai fakta sosiologis, historis, hingga
politis. Yang terjadi padanya adalah ketidakpahaman tentang makna kultural dari
dirinya sendiri. Kekeliruan paham bentuk peradaban hingga ia menjadi sumber
identitas seseorang.
Pertanyaan
menarik: mengapa penyanyi cantik yang konon punya range suara di tingkat
whistle itu, tidak paham? Tentang dirinya, adabnya, hingga budaya yang
membesarkannya di negeri ini? Jawaban termudah: ia mendapat pendidikan, dan
pengajaran di dalamnya, yang tidak mendekatkan—jika tidak kita bilang
menjauhkan atau mengalienasi—dia, juga generasinya, dari kenyataan budaya yang
ada padanya. Maka, ia mungkin berbudaya, tetapi tidak tahu dan tidak mampu
menjelaskan budayanya sendiri.
Agnez
menjadi simbol atau wakil dari generasi yang copot dari akarnya, yang sayangnya
akar yang ditinggalkannya itu punya ubi yang gemuk dan gurih.
Maka,
sebaiknya siumanlah para penanggung jawab pendidikan di negeri ini, dari banyak
kabinet dan pemimpinnya, bagaimana sukses program pendidikan yang sangat mahal
itu, adalah membuat ”urang Sunda leungit sundana”. Sukses menciptakan
generasi-generasi yang kini menjadi pengisi utama etalase kebudayaan mutakhir
dengan perilaku ajaib mereka, yang degil, mengerikan, telengas, inhuman, dan
banyak contoh yang hampir tak ada presedennya dalam sejarah kebudayaan,
peradaban di negeri ini.
Saya kurang
paham, apakah situasi ini, salah satu situasi atau problema kritis dan darurat
mahakompleks ini, bisa diselesaikan dalam satu ronde saja? Biarpun dengan
terobosan teknologis luar biasa, berbasis teknologi komputasi, internet, atau
aplikasi, misalnya? Kita semua tahu, siapa yang bertanggung jawab untuk
menjawab ini pada akhirnya.
(RADHAR PANCA DAHANA, BUDAYAWAN)
numpang promote ya min ^^
BalasHapusHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^
Halo semuanya, Nama saya Siska wibowo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
BalasHapusBeberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.
Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)
Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.
Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman
Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur
BalasHapus===Agens128 bagi uang Tunai===
Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128Agens128
Hari yang baik untuk semua warga negara Indonesia, nama saya Nurul Yudianto, tolong, saya ingin berbagi kesaksian hidup saya yang sebenarnya di sini di platform ini sehingga semua warga negara Indonesia berhati-hati dengan pemberi pinjaman pinjaman di internet
BalasHapusSetelah beberapa waktu berusaha mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan terus ditolak, saya memutuskan untuk mengajukan pinjaman secara online tetapi saya curang dan kehilangan Rp18,7 juta, kepada seorang wanita di saudi arabia dan Nigeria.
Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya Nyonya Rika Nadia (rikanadia6@gmail.com) yang kemudian memperkenalkan saya kepada Lady Esther, manajer Cabang dari Access Loan Firm, sehingga teman saya meminta saya untuk mendaftar dari LADY ESTHER, jadi saya Menjerit dituangkan dan dihubungi LADY ESTHER. melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Saya mengajukan pinjaman sebesar Rp250 juta dengan suku bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui dengan mudah tanpa tekanan dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk pengalihan pinjaman, saya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari satu setengah jam uang pinjaman telah dimasukkan ke dalam rekening bank saya.
Saya pikir itu adalah lelucon sampai saya menerima panggilan dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah Rp250 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan telah menjawab doa-doa saya dengan buku pinjaman dengan pinjaman asli saya, yang telah memberi saya keinginan hati saya.
Semoga Tuhan memberkati LADY ESTHER untuk mewujudkan kehidupan yang adil bagi saya, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) atas pinjaman Anda
Akhirnya saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya yang sebenarnya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa kepada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (nurulyudianto2@gmail.com) Salam