Minggu, 08 Februari 2015

Pak Presiden, Segera Lakukan Langkah Penyelamatan

Pak Presiden,

Segera Lakukan Langkah Penyelamatan

Imam Prasodjo  ;  Sosiolog,
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia
KOMPAS, 06 Februari 2015

                                                                                                                                     
                                                

KONFLIK antarlembaga penegak hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang berkepanjangan membuat pengguna media sosial prihatin.

Saya terentak membaca berita yang termuat situs berita online, Jumat (6/2) pagi ini. Sungguh seperti ada mimpi terburuk akan menimpa negeri ini.

Koalisi koruptor selangkah lagi seperti akan memenangkan pertarungan. Para koruptor kakap seperti tengah menyiapkan pesta kemenangan atas matinya ”hantu” yang selalu mencemaskan langkah-langkah mereka.

Amanat reformasi yang dengan susah payah diperjuangkan sejengkal lagi seperti akan terkubur. Ironisnya ini terjadi di tengah Presiden Jokowi melawat ke luar negeri melanjutkan ”blusukan” yang menjadi trade mark-nya.

Jutaan rakyat Indonesia yang mendambakan kemakmuran nyata sebagaimana impian yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 ”memajukan kesejahteraan umum” kini benar-benar terancam. Tampak impian itu akan semakin jauh dari jangkauan.

Entah mengapa pagi ini saya merasa iba kepada bangsa ini. Jutaan rakyat yang ingin agar kekayaan negeri ini dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umum seperti tak sadar bahwa impian itu sebentar lagi akan terampas, hilang, entah kapan akan kembali.

Lihatlah, betapa hukum dengan kasatmata digunakan sebagai alat pemberangus impian itu. Framing, rekayasa kasus, saksi bohong, dan bukti palsu bertebaran membidik bertubi-tubi.

Para aktor dengan latar belakang kepalsuan dan kerakusan bersatu melakukan pelumpuhan. Inilah ayat Tuhan yang begitu jelas dipaparkan. Apakah ini pertanda bahwa kejahatan yang terorganisasi dapat melumpuhkan semua upaya kebaikan yang tak militan dan tercerai berai? Entahlah!

Namun, percayalah, lembaran sejarah kehidupan bangsa ini belum berakhir. Rakyat belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya. Demikian juga ayat-ayat Tuhan belum digelar seutuhnya. Ada misteri yang belum terungkap.

Itulah yang harus kita perjuangkan agar kebenaran selalu berada di atas kebatilan. Nasib suatu kaum memang ditentukan oleh kesungguhan upaya yang dilakukannya.

Semoga ada mukjizat turun dari langit sebagaimana dulu burung ababil datang tiba-tiba melumatkan pasukan gajah yang terlihat mahaperkasa.

Semoga Presiden membaca krisis yang melanda negeri ini untuk melakukan langkah penyelamatan sebelum ia tercatat dalam sejarah sebagai ”Presiden Terburuk dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia”.

Aku pun berdoa ”Semoga tidak!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar