Gila. Jadilah Indra Itu. Bah
Dahlan Iskan ; Mantan CEO Jawa Pos
|
JAWA
POS, 14 Desember 2015
UMUR Indra Gunawan sudah 25 tahun,
tapi kuliahnya belum selesai. Indra nyangkut di semester XII untuk prodi yang
sangat bergengsi: fisika material.
Boleh dikata, Indra sudah nyaris
lulus. Tinggal satu kedipan lagi.
Tapi, ketika saya tanya, lewat
SMS, apakah bertekad akan menyelesaikannya, Indra hanya mengirim simbol ini:
????.
Sebenarnya Indra tidak mengalami
kesulitan apa-apa. Baik uang maupun otak. Kesulitannya hanya satu: waktu.
Kini Indra sangat sibuk dengan
risetnya, penemuannya, dan cita-citanya. Otaknya sangat cemerlang. Sejak SMA
di Medan, Indra sudah memenangi olimpiade fisika.
Oh, ada kesulitan satu lagi:
tanggung jawab. Indra merasa harus bertanggung jawab untuk dana penelitian
yang diberikan teman saya yang kaya dan dermawan: Sandiaga Uno. Saat itu
Indra lagi meneliti beberapa material yang kalau dikomposisikan dengan benar
bisa berpengaruh pada perubahan struktur molekul bahan bakar. Ini penelitian
di bidang hemat energi yang sangat serius.
Penelitiannya itu sebenarnya sudah
selesai. Dua tahun lalu. Indra sudah menemukan material yang dicarinya selama
bertahun-tahun itu. Sejak dia masih di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan.
Dia juga sudah menemukan komposisi terbaiknya. Bahkan, material-material itu
pun sudah dia wujudkan menjadi satu produk alat siap pakai.
Waktu kuliahnya di MIPA USU Medan
habis untuk mengejar hasil pemikirannya itu. Indra ingin menuntaskannya
sampai jadi produk komersial. Kini barang itu sudah jadi. Nama produknya:
Evindo. Untuk mobil: ”Evindo Power Fuel”. Untuk motor: ”Evindo EFE_01_”.
Nama Evindo dia pilih dengan
alasan sebagai kependekan dari Energi Inovasi Anak Indonesia. Indra sudah
mulai memasarkannya di Medan. Waktunya pun kini tersita untuk membangun jalur
distribusi dan pasar.
Indra sangat optimistis dengan
penemuannya itu. ”Saya ingin sukses seperti Samsung,” tegasnya. ”Di bidang
yang berbeda.”
Menurut Indra, kalau Evindo
dipasang di slang yang dilewati bahan bakar, hasilnya menakjubkan: bisa hemat
20 persen (mobil baru) dan 30 persen (mobil lama). Saat saya telepon Sabtu
siang (12/12), Indra lagi sibuk menemui calon-calon distributor. Dia harus
memberikan bukti kepada para calon distributor bahwa penemuannya itu
benar-benar nyata.
Indra juga tahu bahwa di pasar
kini banyak dijual zat aditif yang diklaim bisa menghemat BBM. Indra sendiri
sudah mencobanya. Tapi, katanya, hasilnya tidak signifikan. Hematnya kurang
dari 5 persen. Itu pun mengandung risiko menimbulkan kerak. ”Yang saya
temukan ini bukan ramuan yang bersifat kimia,” katanya. ”Ini menggunakan
prinsip fisika,” tambahnya.
Dalam waktu singkat Indra sudah
berhasil menjual lebih dari 2.000 untuk mobil dan 3.000 untuk motor. Itu baru
di kotanya saja: Medan. Karena itu, dia akan terus sibuk mengembangkannya ke
seluruh Indonesia.
Bulan lalu Indra ditantang untuk
pembuktian fisik. Seseorang yang ingin jadi distributor mengajaknya ngebut di
jalan tol menuju Belawan. Yang digunakan sama-sama mobil Chevrolet Captive.
Diler Chevrolet ikut serta. Juga petugas bengkel. Tangki bensin diisi penuh.
Begitu selesai uji coba, tangki
diisi lagi. Ketahuan hasilnya. Dealer Chevrolet tersebut langsung mengakui
kebenarannya. ”Gila ini! Jadilah barang ini!” komentar mereka. Seperti
dikutip Indra untuk saya.
”Bahkan, sebenarnya hasil
penghematan hari itu 42 persen,” kata Indra. Tapi, Indra tidak mau
menjanjikan setinggi itu dalam promosinya. ”Saya pegang prinsip low promise
high delivery,” ujarnya.
Apakah ini tergolong blue ocean?
Atau red ocean seperti zat aditif itu? Indra yakin temuannya ini tidak mudah
ditiru. Ini bukan satu atau dua material, tapi banyak material yang
dikomposisikan.
Tentu Indra merahasiakan
jenis-jenis material itu. Tapi, Indra tidak keberatan menjelaskan prinsipnya:
mampu mengubah struktur molekul bahan bakar dari para rotation menjadi ortho
rotation.
Itu bukan satu-satunya penemuan
Indra. Dia masih merahasiakan Samsung-Samsung yang lain. Indra bertekad
penghemat BBM ini sukses di pasar dulu. Secara nasional. Bahkan mendunia.
Baru yang lainnya menyusul kelak.
Dalam hal nasib kelanjutan
kuliahnya, Indra memang ????. Tapi, soal penelitian fisika, dia sangat ????.
Tak mustahil masa depannya akan ????. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar