Kamis, 19 Februari 2015

Nasib Umat Islam dan Sikap Obama terhadap Penembakan Tiga Mahasiswa

Nasib Umat Islam dan

Sikap Obama terhadap Penembakan Tiga Mahasiswa

Taruna Ikrar  ;  Staf Akademik, University of California, AS;
 Wakil Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia, Internasional
DETIKNEWS, 17 Februari 2015

                                                                                                                                     
                                                

Penembakan tiga warga muslim di Chapel Hill, North Carolina, Amerika Serikat (AS), membuktikan bahwa ekstremisme sangat berbahaya, yang pelakunya orang atau kelompok ekstrem yang berlatarbelakang berbagai kepercayaan dan bisa terjadi di semua agama dan ideologi. Sehingga dengan demikian dibutuhkan solidaritas yang lebih tinggi antar-umat beragama dan ideologi kepercayaan dalam memerangi ekstremisme.

Sikap Pemerintah AS

Kejadian ini, membuka mata banyak orang di AS, bahwa sebenarnya berbicara tentang terorisme dimiliki oleh semua kelompok keyakinan, bukan hanya Islam, tetapi juga oleh kelompok kepercayaan yang lain, dengan menggunakan 'agama' sebagai kedok organisasi buat kepentingan politik atau pribadi. Ada teroris yang mengaku Muslim, Crusader yang mengaku Kristen, teroris Burma yang mengaku Bhiksu Buddha, agama Hindu yang menggunakan Kasta buat mengukuhkan struktur sosial. Bahkan sebenarnya aksi terorisme dan aksi kekerasan atas nama agama justru yang paling banyak menjadi korban teroris adalah orang Islam sendiri.

Bahkan Presiden Obama mengeluarkan stetment dan perintah, bahwa:

Pemerintah Amerika mengutuk pembunuhan tiga mahasiswa Muslim di North Carolina, dan memerintahkan FBI untuk melakukan penyelidikan apakah penembakan fatal tersebut merupakan aksi kejahatan rasial.

Karena "Tidak ada satupun orang di AS yang bisa menjadi sasaran kejahatan dan paksaan akibat keyakinannya. Telah menjadi hukum Amerika bahwa AS, memproklamasikan diri dengan jargonnya, “Negara Hukum dan penghargaan Hak Asasi Manusia”.

AS, merupakan bangsa yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia, serta, kebebasan seluruh tumpah darah dan masyarakat AS. Kebebasan tersebut meliputi kebebasan untuk mendapatkan kesempatan demi kemakmuran dan kesuksesan yang dicapai melalui kerja keras. Dalam istilah yang lebih nyata "hidup harus lebih baik, lebih sukses, dan lebih paripurna untuk semua orang, dengan tidak membeda-bedakan kelas sosial atau asal usul.

Hal ini berakar dalam Deklarasi Kemerdekaan AS yang menyatakan bahwa "semua manusia diciptakan sama" dan bahwa mereka "diberkati oleh Pencipta mereka dengan hak mutlak tertentu" termasuk hak "Hidup, Kebebasan dan Kebahagiaan”.

Nasib Umat Islam di Daratan AS

Dewasa ini masyarakat muslim AS, menyatakan perasaan belasungkawa dan kesedian yang mendalam, serta memberi tuntutan kepada pemerintah AS, untuk menghargai dan mengikuti landasan konstitusi negara dalam melindungi, menghormati, serta menjaga hak-hak dasar warga negara dalam menjalankan keyakinannya, termasuk dalam upaya melindungi masyarkat muslim dari berbagai kelompok pemahaman islamofobia. Di lain sisi menyerukan kepada seluruh umat, untuk memperkuat solidaritas sesama umat Islam, di daratan Amerika.

Berdasarkan Organisasi Muslim Amerika (Muslim Council of America, situs: http://muslimcouncilofamerica.org/), peranan dakwah mengalami kemajuan pesat di Amerika. Secara umum, ada sekitar 30 jutaan umat Islam di daratan Amerika, demikian pula secara khusus yang bertempat tinggal di AS berjumlah 11 jutaan jiwa. Jumlah tersebut tentunya memberikan ruang yang cukup berarti bukan hanya dalam peran sosial, ekonomi, demikian pula dalam aspek politik.

Karena secara prinsip masyarakat AS sangat menjaga toleransi dan sekaligus kebebasan dalam memeluk agama sesuai kepercayaan demikian pula menjadi prinsip dasar di negeri ini. Secara terstruktur organisasi dakwah Islam di benua Amerika, berkembang berdasarkan:

1). Pertambahan jumlah masyarakat muslim yang bermigrasi dari negara-negara muslim
2). Demikian pula berkembangnya masyarakat AS yang berpindah atau beralih agama ke Islam atas dasar sukarela
3). Anak-anak dari keluarga muslim yang lahir di AS.

Pertumbuhan jumlah pemeluk Islam di AS berkembang secara sukarela dan juga atas perkembangan dakwah yang humanis. Perkembangan ini dapat dilihat selain dari jumlah penduduk yang menganut Islam, juga dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah masjid yang telah melebihi 2.000 buah.

Dakwah Islam berkembang secara nasional, hingga pada tingkat kota dan daerah serta di kampus-kampus berupa: berkembangnya kelompok pengajian, yang bersifat swadaya untuk menpererat silaturrahmi dan sekaligus meningkatkan ketakwaan dan pengetahuan agama Islam, dan juga untuk membentengi ummat dari berbagai efek negatif atas perkembangan masyarakat modern yang pragmatis, hedonis dan materialis.

Sehingga konsolidasi tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1). Upaya penyatuan umat dalam berbagai event atau acara, berupa konsolidasi umat, yang salah satunya pada saat pelaksanaan salat Idul fitri. 2). Mengupayakan pendidikan agama Islam, di berbagai level, seperti acara-acara pengajian yang dilaksanakan secara swadaya oleh Muslim community center di setiap kota, ataupun pelaksanaan baca tulis Alquran mulai tingkat Taman Kanak-kanak, hingga pendidikan dasar, yang disediakan oleh Islamic-center di setiap mesjid-mesjid dan sekolah berpendidikan dasar Islam
3). Meningkatkan silaturahmi di antara masyrakat muslim, yang dimulai pada level komunitas masyarakat, hingga ke tingkat federal atau nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar