Resolusi
Tahun Baru yang Terbengkalai
Hasanudin Abdurakhman ; Cendekiawan;
Penulis;
Kini menjadi seorang profesional
di perusahaan Jepang di Indonesia
|
KOMPAS.COM, 05 Januari
2017
Tiap
awal tahun banyak orang membuat resolusi. Isinya, target yang ingin dicapai
tahun itu. Isinya macam-macam, mulai dari urusan karir, keuangan, sampai
urusan berat badan.
Ada
banyak orang yang setiap awal tahun bikin resolusi, tapi begitu tahun itu
berakhir, resolusinya tak pernah tercapai. Lalu ia bikin resolusi lagi. Di
ujung tahun, tak tercapai lagi. Sampai ada guyonan, resolusi tahun 2017
adalah mewujudkan resolusi tahun 2016, yang merupakan resolusi tahun 2015
yang belum terlaksana.
Resolusi
itu niat atau impian kita. Niat tentu tak pernah mengubah apapun. Yang bisa
membuat perubahan adalah aksi. Yang terjadi pada pembuat resolusi itu adalah
mereka tidak melakukan aksi atau perbuatan untuk mewujudkan resolusinya.
Mengapa
tidak mengambil tindakan? Umumnya orang menghadapi jalan putus. Di depan sana
ada mimpinya, yang ingin dia capai. Tujuan itu terlihat dari tempat ia
berdiri saat ini. Tapi ia tak melihat jalan menuju ke tempat itu. Ia hanya
melihat hutan belantara atau kabut tebal yang menutupi pemandangan.
Maka,
hal pertama yang harus dilakukan oleh pembuat visi adalah mencari jalan atau
memilih jalan yang mana yang hendak dia tempuh. Seseorang yang membuat
resolusi, tahun ini harus mendapat kenaikan karir, harus tahu jalan apa yang
akan dia tempuh. Misalnya, dengan menambah satu atau dua skill tertentu,
membuat pencapaian tertentu. Mustahil naik karir tanpa tambahan keahlian dan
pencapaian, bukan?
Pebisnis
yang ingin meningkatkan laba, harus menetapkan, misalnya peningkatan
penjualan sekian persen. Atau, memotong biaya operasi sekian persen. Bagaimana
meningkatkan penjualan, bagaimana menekan biaya, itu pun harus dirumuskan.
Orang
yang ingin menurunkan berat badan harus memilih cara yang cocok untuk
dirinya. Ia bisa diet, mengurangi makan. Atau mungkin ia harus menjalani
sebuah program training.
Itu
semua saya sebut visi. Tanpa visi itu, Anda hanya melihat mimpi Anda dari
jauh, seperti melihat puncak gunung dari kejauhan, tanpa koneksi, tanpa jalan
yang menghubungkan Anda dengannya.
Cukup?
Belum. Anda harus menyusun rencana aksi. Ingat, rencana itu menyangkut
tindakan dan waktu pelaksanaannya. Kalau Anda hanya punya satu daftar
tindakan tanpa menetapkan kapan pelaksanaannya, maka itu bukan rencana. Dalam
hal bisnis, rencana itu berupa rencana bisnis tahunan dan bulanan, dinyatakan
dalam angka-angka keuangan. Berapa penjualan bulan A, berapa biayanya, dan
bagaimana strategi untuk mencapai target itu.
Langkah
berikutnya adalah aksi. Dalam hal bisnis, jalankan strategi yang sudah
dirumuskan, pantau dengan ketat setiap hari. Setiap hari? Ya, banyak bisnis
besar yang melakukan kontrol harian. Dengan bantuan IT tidak sulit lagi
mengumpulkan data bisnis secara harian. Pantau apakah target produksi,
penjualan, delivery, pembayaran, dan lain-lain sesuai rencana. Bila tidak,
cari penyebabnya, dan lakukan tindakan koreksi. Ini adalah siklus
plan-do-check-adjust (PDCA).
Dalam
skala personal bagian ini sangat terkait dengan perubahan kebiasaan. Resolusi
tidak akan mengubah apapun. Rencana tidak membuat perubahan. Perubahan datang
dari perubahan kebiasaan. Maka secara pribadi Anda harus mengubah berbagai
kebiasaan harian Anda untuk mencapai resolusi.
Kebiasaan
apa? Buatlah daftar kebiasaan buruk Anda, yang membuat Anda tidak berada pada
poisisi yang Anda impikan. Mungkin tidak tepat waktu cara komunikasi buruk, emosi
tak terkendali, pola pikir negatif, sering menunda pekerjaan, menyalahkan
orang lain, dan masih banyak lagi. Lakukan latihan bertahap dan konsisten
untuk mengubahnya. Jangan manjakan diri dengan mentoleransi keinginan untuk
kembali ke kebiasaan lama.
Hal
terpenting dalam pengubahan kebasaan adalah komitmen. Selalu saja ada
halangan kecil yang membuat kita terhenti dalam melakukan kebiasaan baru.
Selalu saja ada momen yang membuat kita kembali ke kebiasaan lama. Jangan
heran, itu memang sifat alami sebuah kebiasaan, sukar diubah. Itu juga
kekuatannya. Maka, kita harus punya komitmen yang tinggi untuk melawan semua
hambatan-hambatan itu secara konsisten, dalam durasi yang panjang.
Begitulah.
Ada banyak resolusi yang terbengkalai, karena hal-hal di atas tidak
dilakukan. Kalau Anda punya resolusi sekarang, beranjaklah untuk membangun
visi, membuat rencana kerja, lalu eksekusi rencana itu. Kontrol setiap hari
untuk memastikan target-target Anda tercapai. Buang berbagai kebiasaan lama
yang selama ini manahan Anda dalam kubangan yang jauh dari tempat impian
Anda.
Dream it. Reach it, by
changing your habits. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar