Kebiadaban Komunisme
Taufiq Ismail ; Sastrawan
|
REPUBLIKA,
29 September 2015
Sejarah mencatat
ideologi ini melakukan pemberontakan/kudeta di 75 negara, negara bagian,
pulau, dan kota sepanjang masa 69 tahun (1918-1987); berhasil 28, gagal di 47
tempat. Marxisme-Leninisme-Stalinisme-Maoisme-Hoisme-Aiditisme-PolPotisme ini
mendapat kesempatan berkuasa di dunia selama 74 tahun (1917-1991) di 28
negara.
Pemberontakan di 75
negara itu umumnya satu kali saja. Komunis Indonesia pegang rekor dunia: tiga
kali berontak dan kudeta, 1926, 1948, dan 1965. Ketiga-tiganya gagal.
Pemberontakan terpanjang berlangsung di Malaysia: 40 tahun, dan setiap tahun
makan korban dari kedua pihak 200 orang.
Dasar ideologi ini
diletakkan oleh dua anak muda, Karl Marx (30) dan Friedrich Engels (28),
dalam buku Manifesto Komunis (1848). Tujuan ideologinya, "Merebut
kekuasaan dengan kekerasan, menggulingkan seluruh kekuatan sosial yang
ada." Tujuan ideologi yang digariskan pada abad 19 itu tetap berlaku,
tidak pernah diralat sampai abad 21 ini.
Dalam perebutan
kekuasaan dengan kekerasan itu apa pedoman praktisnya? Untuk bisa berhasil
(Colegrove: 1957, Schwarz: 1972, Zagladin: 1973, Conquest: 1990, Nihan: 1991)
ada 18 butir patokan yang menjadi tuntunan praktis: berdusta, memutar balik
fakta, memalsukan dokumen, memfitnah, memeras, menipu, menghasut, menyuap,
intimidasi, bersikap keras, membenci, mencaci maki, menyiksa, memerkosa,
merusak-menyabot, membumi hangus, membunuh sampai membantai. Aktivis partai
mulai dilatih berdusta sampai ahli, akhirnya membunuh dan membantai. Bagi
orang komunis berdusta itu bukan dosa.
Ringkasnya, dalam satu
kalimat pegangan aktivis partai adalah tujuan menghalalkan cara. Apa saja
cara adalah halal, asal tujuan bisa tercapai. Angka 18 di atas belum total
mencakup semua cara bisa yang dilakukan aktivis partai. Dalil "tujuan
menghalalkan cara" ini dipatuhi aktivis partai, dan sangat memudahkan
kerja mereka.
Dengan tujuan begitu
jelas dan teknis cara mencapainya terperinci, Marxis-Leninis itu bergeraklah
dengan semangat tinggi. Selama kurun 1917-1991 itu Partai Komunis membantai
120 juta manusia di 76 negara sehingga rata-rata 4.500 orang sehari selama 74
tahun (Courtois: 2000, Chang & Halliday: 2006).
Dua jenis sebab
kematian itu, pertama, kegagalan program ekonomi yang menyebabkan rakyat secara massal mati
kelaparan (terutama Rusia Soviet dan RRC), dan kedua, pembantaian partai
terhadap rakyat antikomunis. Yang dibunuh itu bukan bangsa lain, tapi
bangsanya sendiri, yang tidak seideologi.
Dalam sejarah dunia,
ideologi yang menjagal jutaan manusia adalah Nazisme. Ideologi Partai Nazi
yang dipimpin Adolf Hitler (1934-1945) ini membunuh 11 juta orang, terutama
orang Yahudi dari berbagai negara. Kejahatan dahsyat ideologi Nazisme ini
ternyata cuma 1/10 kebiadaban ideologi komunisme.
Musnahnya manusia
dalam jumlah besar, antara lain, karena penyakit menular. Tapi dalam sejarah
dunia tak ada penyakit menular yang pernah membunuh manusia 4.500 orang
sehari selama 74 tahun berturut-turut. Kini orang-orang KGB (Komunis Gaya
Baru) sebagai penerus PKI yang sudah bubar, dengan dalih hak asasi manusia,
gigih mengusung ideologi bangkrut yang lebih ganas ketimbang penyakit menular
itu.
Sesudah sekitar 70
tahun komunisme berkuasa di 28 negara, ternyata mereka gagal memenuhi janji
memakmurkan rakyat dengan ideologi Marxisme-Leninisme itu. Pemimpin partai,
setelah memegang kekuasaan, ternyata lebih korup dan menindas rakyat
ketimbang pimpinan negara nonkomunis. Seperti rumah-rumahan kartu domino
ditiup kipas angin, negara-negara komunis itu runtuh bergeletakan. Mereka
menyatakan meninggalkan ideologi itu.
Puncaknya pada
Desember 1991 ketika Presiden Soviet Rusia Boris Yeltsin membubarkan Partai
Komunis Soviet Rusia, partai komunis tertua di dunia. Dunia gempar. Diumumkan
bahwa mereka tidak lagi memakai ideologi itu sebagai asas negara, yang
dinyatakan sebagai ideologi bangkrut. Presiden Boris Yeltsin (dulu ketua
partai) telah menyelamatkan 200 juta rakyatnya dari cengkeraman ideologi
ganas itu.
RRC, Vietnam, Korea Utara,
dan Kuba terguncang. Tapi RRC dan Vietnam licik. Mereka terang-terangan
mengkhianati ekonomi sosialis-komunis dan mempraktikkan ekonomi kapitalistik,
tapi merek kantornya tetap merek kantor komunis. Kedua negara ini gigih tak
malu menyebut diri sebagai negara komunis, walaupun pengkhianat besar dasar
ideologinya. Akibatnya, RRC dan Vietnam jadi makmur. Korea Utara dan Kuba
tidak berkhianat sehingga tetap sengsara.
Bagaimana Komunis Gaya
Baru di Indonesia? Kita 25 tahun lebih cepat bertindak. Muak dengan tiga kali
berontak dan kudeta berdarah (1926, 1948, 1965), PKI dibubarkan dan terlarang
pada 1966. Dibanding dengan apa yang dilakukan Boris Yeltsin pada 1991, kita
25 tahun lebih sigap bertindak.
Diukur dari cara
mendendam, KGB membuat Indonesia jadi bangsa kecil. KGB tahu bahwa
Marxisme-Leninisme-Aiditisme sudah bangkrut total, tapi mereka bergerak terus
karena ingin membalas dendam. Ini yang mereka latihkan-ajarkan kepada
generasi muda yang dikaburkan matanya terhadap fakta sejarah.
Gembar-gembor KGB
adalah mereka dizalimi, tiba-tiba dibunuhi pada Oktober-November-Desember
1965 tanpa sebab. Lebih dahulu Aidit (1923-1965) melakukan taktik mengatakan
PKI dizalimi dengan "provokasi Hatta" tentang pemberontakan Madiun
September 1948. Apa yang dilakukan KGB dan Aidit berbentuk taktik serupa,
yaitu dusta sangat besar.
Aidit
menghapus/mengaburkan sejarah pembantaian oleh Moeso pada
Oktober-November-Desember 1948 di Madiun, Soco, Cigrok, di 24 kota dan desa
di sekitar Madiun, dengan sasaran ratusan kiai, santri, pamong praja, dan
rakyat non-PKI. Kenapa Moeso menjadi begitu kejam?
Moeso melakukan
pembantaian itu meniru Stalin (1925-1953). Moeso melarikan diri ke Rusia
selama 21 tahun (1927-1948), sesudah gagal berontak 1927. Apa yang di Rusia
diajarkan Stalin kepada Moeso, dipraktikkannya sesudah dia memproklamasikan
Republik Soviet di Madiun, 18 September 1948.
Algojo PKI
merentangkan tangga membelintang sumur, lalu Bupati Magetan dibaringkan di
atasnya. Ketika telentang terikat itu algojo PKI menggergaji badannya sampai
putus dua, bergelimang darah-usus-daging, langsung dijatuhkan ke dalam sumur.
Dubur warga desa di
Pati dan Wirosari ditusuk bambu runcing dan mayat mereka ditancapkan berdiri
di tengah sawah sehingga mereka kelihatan seperti pengusir burung pemakan
padi. Yel-yel PKI di
Madiun: "Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati! Pondok bobrok,
langgar bubar, santri mati!"
Meniru PKUS yang di
Rusia Soviet menghancurkan gereja dan masjid, PKI membakar dua masjid di
kawasan Kembang Kuning, Surabaya (Masjid Rahmat, 1948), dan Masjid Agung
Trenggalek (berumur 205 tahun, Maret 1949).
Kebiadaban PKI 1948,
kemudian teror 1963-1965 tercatat dalam memori umat non-PKI. Sehingga ketika
pembunuhan enam jenderal (Gestapu PKI) yang disusul dengan Kudeta 1 Oktober
1965 Dewan Revolusi pimpinan DN Aidit, perebutan kekuasaan yang gagal dan
melarikan diri itu, umat bereaksi keras, didukung TNI AD. Terjadilah masaker
itu.
Dalil sejarah yang
sangat pahit adalah di mana pun bila Partai Komunis sukses merebut kekuasaan,
mereka menjagal rakyat antikomunis. Tapi bila gagal kudeta, merekalah yang
dijagal. Di Indonesia, secara pahit, PKI yang dimasaker. Jumlah
korban masaker paling banyak 400 ribu orang (Matthew White: 2012). Tapi dalam
berbagai publikasi dilebih-lebihkan sampai 1-2 juta korban.
Hal inilah yang
dieksploitasi KGB terus-menerus. Rumus yang mereka gunakan adalah tiba-tiba,
"ujug-ujug", dizalimi, dibunuhi tanpa sebab. Tentu ini tak masuk
akal sehat. PKI yang memulai semua itu, awal sekali pada 1926, kemudian pada
1948 (September-November) dan 1963-1964-1965.
PKI yang memulai rangkaian teror, yang menjadi sebab
masaker itu. Gerakan preemtif rakyat anti-PKI disebabkan dan dimulai oleh PKI
sendiri. Pelanggaran terhadap hak asasi manusia disebabkan dan dimulai oleh PKI
sendiri.
Ini dielakkan dan dengan semangat berdusta besar, bahkan tidak disebut sama
sekali. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar