Senin, 04 Maret 2013

Transparansi APBD


Transparansi APBD
Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo ;  Pengamat Ekonomi
SINDO, 04 Maret 2013


Pekan lalu APBD DKI untuk tahun 2013 akhirnya dicairkan. Setelah disetujui DPRD DKI pada akhir Januari 2013, perjalanan APBD tersebut ternyata masih cukup panjang di Kementerian Dalam Negeri. 

Setelah dari sana, APBD masih harus diproses lagi di DPRD beberapa hari, sebelum akhirnya diserahkan kepada gubernur DKI untuk diimplementasikan. Keterlambatan tersebut lebih disebabkan oleh masa transisi kepemimpinan yang baru, karena gubernur dan wakilnya mencoba untuk melakukan banyak perubahan pada rencana awal dari RAPBD, agar berbagai program yang mereka canangkan dalam kampanye sungguh dimasukkan dalam anggaran tersebut.

 Dalam beberapa hari terakhir, sebagaimana dijanjikan, sosok APBD DKI bisa dilihat di internet. APBD tersebut juga sedang dalam proses pencetakan untuk dipajang di berbagai tempat strategis, sehingga dapat terbaca oleh masyarakat luas. Meskipun mungkin masih belum bisa memenuhi keinginan hati semua lapisan masyarakat, ini adalah babak awal keterbukaan anggaran bagi seluruh masyarakat. 

Dalam APBD DKI itu, yang jumlahnya mencapai hampir Rp50 triliun, kita bisa mengamati rencana pemanfaatan uang pajak dan retribusi yang diperoleh dari rakyat oleh para eksekutif maupun juga para wakil kita di daerah. Dari jumlah uang yang demikian besar tersebut, kita bisa melihat sektor pendidikan memperoleh jumlah paling tinggi. Ini sejalan dengan APBN yang mengacu pada konstitusi, di mana pendidikan memperoleh sekitar 20% dari seluruh anggaran pengeluaran. 

Jumlah yang cukup besar juga diterima oleh sektor pekerjaan umum yang memiliki program sangat luas, dari pembangunan maupun pemeliharaan jalan dan flyover, pembangunan dan pemeliharaan sungai, dan sebagainya. Sektor perhubungan juga memperoleh anggaran sangat besar. Antara lain untuk pembelian 450 bus Transjakarta. 

Di sektor pertamanan dan permakaman bisa diamati begitu banyak uang yang disiapkan untuk pembelian lahan bagi penambahan ruang terbuka hijau (RTH) maupun penambahan lahan permakaman. Suatu jumlah yang sangat besar adalah penyediaan dana untuk pembelian Waduk Riario, bahkan mencapai Rp300 miliar, yang akan menambah ruang terbuka hijau, sekaligus untuk penampungan air hujan, akan dibangun area taman yang diharapkan dapat menambah keseimbangan daerah tersebut. 

Bahkan kalau tidak salah, akan dibangun Gedung Opera di tempat tersebut. Dengan demikian, dari jumlah yang tertera di dalam masing-masing program, masyarakat bisa ikut mengawasi penggunaannya oleh pejabat yang berwenang. Dengan melihat angka-angka yang tertera dalam berbagai program itu, kesimpulan awal yang saya peroleh, ternyata benar, dengan APBD Rp50 triliun, kita bisa melakukan banyak sekali hal dalam waktu yang sama. 

Coba bayangkan, selama 10 tahun program buswaydijalankan, jumlah bus yang dimiliki oleh Pemerintah DKI untuk melayani jalur busway tersebut hanya berjumlah 529 unit hingga pergantian gubernur lalu. Dari jumlah tersebut, kita bisa memperkirakan seberapa banyak bus yang masih bisa berjalan karena faktor pemeliharaan maupun juga terjadinya kecelakaan. 

Tahun 2013 ini hanya dalam satu tahun anggaran saja, kita bisa memperoleh tambahan 450 bus, terdiri atas 300 bus single, dan 150 bus gandeng. Ini berarti praktis dalam waktu hanya setahun APBD kita mampu untuk melipatduakan kapasitas yang ada. 

Penambahan jumlah bus yang sangat fenomenal tersebut terjadi bersamaan dengan dimulainya program Kartu Jakarta Sehat (KJS) maupun Kartu Jakarta Pintar (KJP). Meskipun harus diakui, dalam perjalanan penggunaan KJS kemudian memunculkan masalah baru, seperti kurangnya fasilitas rumah sakit untuk menampung lonjakan permintaan, tetapi saya melihatnya hal ini sebagai problem of success, masalah yang muncul karena keberhasilan suatu program.

Dalam hal ini kita melihat, masyarakat yang awalnya skeptis, akhirnya sungguh melihat, hanya berbekal KJS mereka memiliki hak untuk memperoleh perawatan secara manusiawi. Begitu banyak kejadian di mana masyarakat yang miskin atau mendekati miskin bekerja keras bertahun-tahun untuk menabung dari hasil keringat mereka, tetapi dalam sekejap harus habis atau bahkan mulai berutang karena salah seorang anggota keluarga mereka sakit. 

Dengan program KJS, tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi terjaga. Ini sungguh merupakan peningkatan kualitas hidup luar biasa yang mulai dirasakan oleh masyarakat, terutama mereka yang berpendapatan rendah. Adapun KJP pada akhirnya mendorong masyarakat untuk dapat menjaga anak-anak mereka tetap bisa bersekolah dengan layak. 

Program ini merupakan “transfer pendapatan” yang luar biasa, karena langsung diterima oleh anak-anak sekolah ke rekening mereka di Bank DKI, sehingga pada akhirnya menghindarkan si penerima dari birokrasi yang berbelit-belit. Kita menyaksikan antrean panjang dikelurahan untuk memperoleh surat keterangan sebagai warga miskin oleh para orang tua, sehingga di sini kita melihat semakin pulihnya tingkat kepercayaan mereka kepada pimpinan daerah. 

Mereka antusias dan berharap untuk memperoleh tunjangan anak sekolah sehingga rela untuk antre seharian agar memperoleh surat yang menjadi salah satu persyaratan KJP. Dengan melihat dampak yang luar biasa dari pemanfaatan dana APBD, kita bisa mengharapkan kenaikan tingkat kesejahteraan dari seluruh masyarakat, terutama justru mereka yang berada di tempattempat kumuh. 

APBD tersebut juga memuat program pembelian lahan maupun juga pembangunan rumah susun yang baru di berbagai tempat, terutama di daerah kumuh di Jakarta Utara. Setelah sukses dengan sosialisasi Rusunawa Marunda, pembangunan rusun baru semacam itu sungguh memperoleh momentumnya. Program ini dijalankan dengan program normalisasi kampung, pengembangan konsep rumah deret,maupun juga pembangunan jalan-jalan kecil yang umumnya terkonsentrasi di daerah Jakarta Utara. 

Dengan transparansi anggaran ini, pada akhirnya mata kita menjadi terbuka, jika kita mampu memilih pimpinan daerah yang baik, perubahan drastis sungguh-sungguh bisa terjadi. Semoga hal ini menular ke daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, sehingga kesejahteraan seluruh anggota masyarakat bisa banyak terbantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar