Selasa, 05 Maret 2013

Reposisi Permasalahan Partai Demokrat


Reposisi Permasalahan Partai Demokrat
Rohmad Hadiwijoyo ;  Dalang dan CEO of RMI Group
MEDIA INDONESIA, 05 Maret 2013


BAPAK dan anak bersitegang saat makan malam. Hal itu di sebabkan si anak tidak mau makan sayur bayam yang disajikan di meja makan. Menurut si bapak, sayur bayam sangat sehat dan mengandung banyak vitamin. Akan tetapi, menurut si anak, sayur bayam tidak enak karena hambar.

Bisa saja si bapak memaksakan kehendaknya dengan berdalih, si bapaklah yang telah berkeringat memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, termasuk menyajikan makanan di atas meja. Karena itu, si bapaklah yang lebih berkuasa sehingga semua kehendaknya harus dituruti. Tidak ada alasan bagi si anak untuk menolak keinginan si bapak untuk menyantap sayur bayam yang telah disajikan.

Kalau skenario itu yang akan dipaksakan, akan terjadi situasi `menang-kalah' atau win-lose. Akhirnya, bisa ditebak, si anak akan bilang, “Kalau saya makan sayur bayam ini, pasti saya akan muntah.“
Skenario kedua, si bapak akan tetap memaksakan kehendaknya dan si anak akan menolak dan terpaksa memakan sayur bayam dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Pada akhirnya, bapak dan anak tidak nyaman dengan situasi itu karena sama­sama terpaksa. Inilah situasi yang keduanya merasa kalah atau lose­-lose.

Bisa saja si bapak saat memaksakan kehendaknya dengan intervensi atau iming­ iming kepada si anak. Misalnya, “Nak, kalau kamu mau makan sedikit saja sayur bayam ini, Sabtu nanti bapak ajak jalan­ jalan ke Ancol.“

Untuk skenario tersebut, diperlukan biaya ekstra demi mencapai sebuah konsesus penyelesaian perbedaan masalah yang terjadi antara si anak dan si bapak. Belum tentu juga si anak bisa enjoy dan menikmati saat diajak ke Ancol nantinya.

Namun, yang pasti dengan skenario itu, si bapak akan keluar biaya untuk intervensi dan menyuap si anak. Perilaku menyuap atau menyogok untuk mencapai sebuah tujuan tidak dianjurkan karena itu akan merusak tatanan kehidupan dan mengusik rasa keadailan.

Keadaan akan lain jika si bapak dengan bijaksana mengatakan kepada si anak dengan komunikasi yang baik dan jelas. Misalnya, “Nak, kita tahu kita berdua sedang beda pendapat mengenai sayur bayam ini. Mari kita cari solusi bersama­ sama. Yang bapak inginkan, kamu harus makan makanan yang sehat dan bervitamin seperti sayur bayam ini.“

Si anak pun akan terbuka mengatakan bahwa yang ia inginkan makanan yang tidak hambar dan enak sehingga menggugah selera makan. Dari kedua alasan bapak dan anak tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah alternatif dalam penyelesaian masalah. Akhirnya disepakati bahwa makan malam berikutnya si bapak dan anak akan menyajikan makanan yang enak dan menggugah selera makan.

Solusi kedua, makanan yang akan disajikan ialah makanan yang mengandung vitamin dan nutrisi yang baik. Sebuah solusi yang terintegrasi dengan baik karena si bapak dan si anak telah membuka komunikasi yang jelas untuk mencari konsensus penyelesaian perbedaan mengenai sayur bayam.

Mengelola Konflik

Harian Media Indonesia edisi Sabtu (2/3) mengangkat headline berjudul `Cekcok Elite Demokrat Mengeras’. Berita utama itu menggarisbawahi ternyata setelah lengsernya Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat, masalah di internal partai belum selesai.

Malah, menjelang kongres luas biasa (KLB) untuk mencari ketua umum yang baru, pertentangan mulai siapa figur yang pantas duduk sebagai ketua umum hingga mekanisme pemilihan masih belum mencapai titik temu dan cenderung memanas.

Hal itu tidak akan terjadi kalau saja permasalahan di Partai Demokrat dipahami dengan baik oleh setiap kubu yang berbeda pendapat. Defi nisi masalah yang jelas akan memudahkan pencarian solusi yang bisa diterima pihak–pihak yang berbeda pendapat seperti cerita sayur bayam tadi.

Alan C Filley dalam bukunya, Interpersonal Conflict Resolution, menyebutkan mencari sebuah konsensus solusi permasalahan yang melibatkan beberapa pihak dalam sebuah kelompok organisasi perlu definisi permasalahan yang jelas, mencari beberapa alternatif solusi yang bisa diterima pihak–pihak yang beda pendapat sebelum dituangkan ke dalam sebuah pernyataan bersama.

Sebetulnya, langkah yang sudah diambil Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Mejelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yakni semua kader Partai Demokrat harus menandatangani pakta integritas, sudah benar.

Hal itu akan memudahkan untuk bisa menerima konsesus solusi yang akan diambil nantinya. Tinggal bagaimana mencari definisi permasalahan yang sebenarnya terjadi di Partai Demokrat agar tidak melebar ke mana­mana.

Selain itu, alternatif­alternatif solusi harus digali dan dievaluasi sebelum bisa diterima menjadi keputusan bersama. Dengan demikian, solusi yang dihasilkan nanti permanen dan bisa diterima pihak­pihak yang berbeda pendapat. Solusi yang telah disosialisaikan dengan baik dan bisa diterima semuanya akan membuat solid sebuah organisasi.

Dewasrani

Dalam kearifan budaya lokal, cerita wayang lahirnya Wisanggeni juga mengajarkan dengan wewayangan bahwa definisi masalah yang tidak jelas akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan dalam dunia wayang.

Dalam cerita, kelahiran bayi Wisanggeni, anak Arjuna dengan Dewi Dresanala, tidak dikehendaki pihak Kahyangan yang dipimpin Bethara Guru. Rupanya Bethara Guru dan istrinya, Bethari Durga, menginginkan anak mereka sendiri, yakni Dewasrani, yang menjadi lelanange jagat di Kaindran.

Dewa Guru dan Durga tidak rela kalau keturunan Arjuna yang akan menjadi kesatria lelanange jagat. Karena itu, gelar Arjuna sebagai lelanange jagat harus dilucuti dan bayi yang tidak tahu kentang kimpul-nya masalah politik di Kahyangan ikut menjadi korban. Untungnya, Semar sebagai pamong para Pandawa dapat menyelamatkan si jabang bayi Wisanggeni dan kelak akan menjadi kesatria pinunjul di Amarta.

Partai Demokrat merupakan aset bangsa. Ki dalang tidak ingin hanya karena kurang bijaksana dalam mengelola konflik yang berkepanjangan, akhirnya melupakan tugas mulia dari sebuah partai, yakni untuk menyejahterakan masyarakat.

Belum terlambat untuk mereposisi diri. Better late than never, semoga gambaran sayur bayam yang hambar dan wewayangan lahire Wisanggeni memberikan inspirasi bagi Partai Demokrat. Sumangga. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar