Sidang Konklaf gereja Katolik Roma akhirnya
memilih Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina sebagai paus ke-266
menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.
Hasil pemilihan Sidang Konklaf ini memang agak mengejutkan. Bergoglio yang
berusia 76 tahun termasuk sosok yang relatif muda. Dia pertama kali
dikukuhkan sebagai kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Terpilihnya Bergoglio membuka sejarah baru kepausan. Dia paus yang pertama
kali menggunakan nama Fransiskus. Karena itu, dia “bergelar” Fransiskus.
Walaupun memiliki darah Italia, Fransiskus adalah paus non-Eropa pertama
sejak 1300 tahun sejarah kepausan. Selain itu, Fransiskus juga paus pertama
dari kalangan Jesuit.
Sosok Sederhana
Lahir dari keluarga pegawai kereta api di perkampungan kelas menengah
Flores, Argentina, Fransiskus adalah sosok yang sederhana dan dekat dengan
rakyat kecil. Selama bertahun- tahun melayani umat di Argentina, khususnya
Buenos Aires, Fransiskus dikenal sebagai figur pendiam, tetapi kritis.
Sebagai seorang Jesuit, Fransiskus yang berlatar belakang pendidikan kimia
terkenal cerdas dan mahir berbahasa Italia, Spanyol, dan Jerman.
Meskipun sejak remaja hidup dengan satu paru-paru, Fransiskus selalu
bepergian dengan bus umum dan sampai pada saat terpilih tinggal di
apartemen sederhana. Pada 2001 dia mencuci kaki dan mencium seorang
penderita AIDS. Hal ini menunjukkan kedekatan dan komitmennya dalam
penyembuhan penyakit mematikan tersebut. Kedekatan dan kepedulian
Fransiskus kepada rakyat kecil terekam jelas sejak dia bertugas di
Argentina.
Fransiskus memang dituduh terlibat melakukan pembiaran atas kekerasan yang
terjadi selama “Dirty War” pada 1976-1983. Presiden junta militer waktu itu
melakukan pembunuhan keji dan penahanan rakyat yang tidak berdosa.
Fransiskus membantah tuduhan tersebut. Tetapi, Gereja Katolik Argentina
meminta maaf kepada rakyat atas sikap gereja yang tidak tegas sehingga
kekerasan terjadi.
Tuduhan tersebut tidak membuat reputasi Fransiskus sebagai pemimpin agama
yang prorakyat pudar. Di tengah kesenjangan ekonomi yang kian menganga di
Argentina, Fransiskus berbicara lantang kepada Presiden Argentina Ernesto
Kirchner. Menurut Fransiskus, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tidak
hanya disebabkan oleh terorisme, penindasan, dan pembunuhan.
Struktur ekonomi yang tidak adil sebagai penyebab kesenjangan sosial juga
pelanggaran hak asasi manusia. Karena itulah, Fransiskus melarang rakyat
Argentina terbang ke Roma hanya untuk merayakan pelantikannya sebagai paus.
Daripada menghabiskan uang untuk membeli tiket pesawat, lebih baik dananya
disumbangkan kepada rakyat miskin. Fransiskus salah seorang pendukung Liberation Theology di Argentina
yang lekat dengan perjuangan melawan pemiskinan.
Dari sisi keagamaan, Fransiskus seorang tokoh yang memegang teguh prinsip
gereja. Dia menentang aborsi, pernikahan sesama jenis, dan adopsi anak oleh
pasangan homoseksual. Pandangannya terhadap kontrasepsi cukup terbuka.
Menurutnya, karena alasan kesehatan, penggunaan kontrasepsi diperbolehkan.
Arah Kepausan
Dunia menyambut antusias atas terpilihnya Paus Fransiskus I. Dari Amerika
Serikat, Presiden ObamamengharapkanagarPaus Fransiskus I dapat memajukan
perdamaian, keamanan, penghormatan terhadap kemanusiaan yang universal
tanpa memandang latar belakang iman. Harapan senada juga disampaikan Sekjen
PBB Ban-Ki-moon. Selama kepemimpinan Paus Benediktus XVI, Vatikan telah
menjalin kerja sama dan dialog antariman.
Salah satu momentum penting adalah dialog Islam- Katolik yang diprakarsai
Raja Abdullah. Sebagai seorang yang berpandangan terbuka, besar kemungkinan
Paus Fransiskus I akan memperkuat program inter-faithsebagai prioritasnya.
Yang tentu akan lebih kuat adalah keberpihakan gereja terhadap kaum papa.
Di tengah krisis ekonomi yang mendera dunia, khususnya Eropa, jumlah orang
miskin terus meningkat.
Banyak kalangan berharap Paus Fransiskus akan melanjutkan perjuangannya
sebagai “Paus Jalanan” yang melayani para gelandangan. Di tengah tata
kehidupan ekonomi yang semakin sulit, peran penting gereja dalam
memberantas kemiskinan dan melawan pemiskinan sangat diharapkan. Memang tidak
akan mudah. Dilapangan, masalah pemberantasan dan pengentasan kemiskinan
seringkali menjadi pemicu ketegangan.
Tidak jarang, pelayanan sosial dituding sebagai alat misionaris berkedok
bantuan kemanusiaan. Semua agama mengajarkan pentingnya kepedulian sosial,
bantuan kemanusiaan, pencerdasan umat manusia, kesejahteraan hidup, dan
perdamaian dunia. Kesamaan misi universal agama ini bisa menjadi jalan yang
mempersatukan umat beragama. Di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus I, sekitar
1,2 miliar umat Katolik sejagat akan menyambut arah baru kepausan dengan
memperkuat dialog dan kerja sama antariman untuk kemanusiaan, persaudaraan,
perdamaian, dan tata kehidupan yang adil-bermartabat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar