Selasa, 19 Maret 2013

Paus Fransiskus dan Era Baru


Paus Fransiskus dan Era Baru
Abdul Mu’ti ;  Sekretaris PP Muhammadiyah, Dosen IAIN Walisongo, Semarang 
KORAN SINDO, 18 Maret 2013
  

Sidang Konklaf gereja Katolik Roma akhirnya memilih Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina sebagai paus ke-266 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. 

Hasil pemilihan Sidang Konklaf ini memang agak mengejutkan. Bergoglio yang berusia 76 tahun termasuk sosok yang relatif muda. Dia pertama kali dikukuhkan sebagai kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. Terpilihnya Bergoglio membuka sejarah baru kepausan. Dia paus yang pertama kali menggunakan nama Fransiskus. Karena itu, dia “bergelar” Fransiskus. Walaupun memiliki darah Italia, Fransiskus adalah paus non-Eropa pertama sejak 1300 tahun sejarah kepausan. Selain itu, Fransiskus juga paus pertama dari kalangan Jesuit. 

Sosok Sederhana 

Lahir dari keluarga pegawai kereta api di perkampungan kelas menengah Flores, Argentina, Fransiskus adalah sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat kecil. Selama bertahun- tahun melayani umat di Argentina, khususnya Buenos Aires, Fransiskus dikenal sebagai figur pendiam, tetapi kritis. Sebagai seorang Jesuit, Fransiskus yang berlatar belakang pendidikan kimia terkenal cerdas dan mahir berbahasa Italia, Spanyol, dan Jerman. 

Meskipun sejak remaja hidup dengan satu paru-paru, Fransiskus selalu bepergian dengan bus umum dan sampai pada saat terpilih tinggal di apartemen sederhana. Pada 2001 dia mencuci kaki dan mencium seorang penderita AIDS. Hal ini menunjukkan kedekatan dan komitmennya dalam penyembuhan penyakit mematikan tersebut. Kedekatan dan kepedulian Fransiskus kepada rakyat kecil terekam jelas sejak dia bertugas di Argentina. 

Fransiskus memang dituduh terlibat melakukan pembiaran atas kekerasan yang terjadi selama “Dirty War” pada 1976-1983. Presiden junta militer waktu itu melakukan pembunuhan keji dan penahanan rakyat yang tidak berdosa. Fransiskus membantah tuduhan tersebut. Tetapi, Gereja Katolik Argentina meminta maaf kepada rakyat atas sikap gereja yang tidak tegas sehingga kekerasan terjadi. 

Tuduhan tersebut tidak membuat reputasi Fransiskus sebagai pemimpin agama yang prorakyat pudar. Di tengah kesenjangan ekonomi yang kian menganga di Argentina, Fransiskus berbicara lantang kepada Presiden Argentina Ernesto Kirchner. Menurut Fransiskus, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tidak hanya disebabkan oleh terorisme, penindasan, dan pembunuhan. 

Struktur ekonomi yang tidak adil sebagai penyebab kesenjangan sosial juga pelanggaran hak asasi manusia. Karena itulah, Fransiskus melarang rakyat Argentina terbang ke Roma hanya untuk merayakan pelantikannya sebagai paus. Daripada menghabiskan uang untuk membeli tiket pesawat, lebih baik dananya disumbangkan kepada rakyat miskin. Fransiskus salah seorang pendukung Liberation Theology di Argentina yang lekat dengan perjuangan melawan pemiskinan. 

Dari sisi keagamaan, Fransiskus seorang tokoh yang memegang teguh prinsip gereja. Dia menentang aborsi, pernikahan sesama jenis, dan adopsi anak oleh pasangan homoseksual. Pandangannya terhadap kontrasepsi cukup terbuka. Menurutnya, karena alasan kesehatan, penggunaan kontrasepsi diperbolehkan.

Arah Kepausan 

Dunia menyambut antusias atas terpilihnya Paus Fransiskus I. Dari Amerika Serikat, Presiden ObamamengharapkanagarPaus Fransiskus I dapat memajukan perdamaian, keamanan, penghormatan terhadap kemanusiaan yang universal tanpa memandang latar belakang iman. Harapan senada juga disampaikan Sekjen PBB Ban-Ki-moon. Selama kepemimpinan Paus Benediktus XVI, Vatikan telah menjalin kerja sama dan dialog antariman. 

Salah satu momentum penting adalah dialog Islam- Katolik yang diprakarsai Raja Abdullah. Sebagai seorang yang berpandangan terbuka, besar kemungkinan Paus Fransiskus I akan memperkuat program inter-faithsebagai prioritasnya. Yang tentu akan lebih kuat adalah keberpihakan gereja terhadap kaum papa. Di tengah krisis ekonomi yang mendera dunia, khususnya Eropa, jumlah orang miskin terus meningkat. 

Banyak kalangan berharap Paus Fransiskus akan melanjutkan perjuangannya sebagai “Paus Jalanan” yang melayani para gelandangan. Di tengah tata kehidupan ekonomi yang semakin sulit, peran penting gereja dalam memberantas kemiskinan dan melawan pemiskinan sangat diharapkan. Memang tidak akan mudah. Dilapangan, masalah pemberantasan dan pengentasan kemiskinan seringkali menjadi pemicu ketegangan. 

Tidak jarang, pelayanan sosial dituding sebagai alat misionaris berkedok bantuan kemanusiaan. Semua agama mengajarkan pentingnya kepedulian sosial, bantuan kemanusiaan, pencerdasan umat manusia, kesejahteraan hidup, dan perdamaian dunia. Kesamaan misi universal agama ini bisa menjadi jalan yang mempersatukan umat beragama. Di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus I, sekitar 1,2 miliar umat Katolik sejagat akan menyambut arah baru kepausan dengan memperkuat dialog dan kerja sama antariman untuk kemanusiaan, persaudaraan, perdamaian, dan tata kehidupan yang adil-bermartabat. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar