Kamis, 14 Maret 2013

Masa Depan Venezuela


Masa Depan Venezuela
Rusdianto   Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD), Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta      
DETIKNEWS, 13 Maret 2013

  
Selamat jalan sang penakluk dan pemberani, di tangan mu akan ada sebuah penyesalan surga di hari esok, kamulah pemimpin sejati, kau gunakan sisa hidup mu untuk bahagiakan rakyat, patut dikenang dalam mozaik sejarah dunia karena perlawanan mu, spiritmu kami selalu rindukan.

"Sang Surya tidak pernah tenggelam" begitulah kalimat Soekarno ketika berjuang melawan jajahan kolonial hingga fasis di Indonesia. Namun Soekarno meninggalkan jejak wasiat kepada rakyat berkata “musuh paling sulit kamu hadapi adalah bangsamu sendiri yang berwatak inlander”. 

Kira-kira begitulah mengawali tulisan ini. Tetapi bukanlah untuk bandingkan antara Soekarno dengan Hugo Chavez.

Revolusi Venezuela adalah peristiwa penting dalam sejarah pergulatan sebuah bangsa, terutama revolusi versus nasionalisasi Venezuela yang banyak ilhami gerakan sosial radikal di dunia ketiga, termasuk di Indonesia. Banyak partai komunis dan kelompok radikal termasuk para mahasiswa, intelektual, pemimpin negara, cendekiawan yang dilhami oleh sikap berani seorang Hugo Chavez dalam melawan kekuatan kapitalisme global.

Revolusi Chavez telah bangkitkan Venezuela dari rongrongan kapitalisme liberal yang selama ini menjarah seluruh sumber-sumber ekonomi dan minyak negara tersebut. Modal kepemimpinan Chavez adalah nasionalisasi seluruh asset penting negara untuk menciptakan masyarakat sosialis di mana kaum pekerja, buruh, pegawai, petani berpartisipasi dalam menentukan kebijakan ekonomi, sosial dan politik. 

Rezim Chavez di kenal “penentang kapitalisme” dengan melakukan pembuktian melalui kebijakan negaranya dengan menekan perusahaan besar milik milik asing agar menyerahkan 70% saham dan hasil investasinya kepada pemerintah Venezuela. Pada dasarnya, tujuan Hugo Chavez adalah untuk membuktikan bahwa ideologi sosialisme menghargai hak-hak dasar kemanusiaan pada setiap bangsa dengan tetap berdiri kuat pada kedaulatan sendiri.

Riwayat Hugo Chavez sang pemberani itu, dimulai dengan gerakan rakyat revolusioner melakukan pemogokan massal yang dipimpin oleh Partai yang dipimpinya. Perjuangan Hugo Chavez di bawah payung nasionalisme terhadap bangsa sendiri yang kemudian menjadi sebuah "revolusi permanen" yang semakin berhaluan sosialis.

Pasca revolusi dan nasionalisasi itu, Venezuela berada dalam titik nadir antara kembali dikuasai kapitalis global atau mandiri. Kemunculan Hugo Chavez membawa angin segar ketika menang dalam pemilu pertama dan kedua. Chavez merupakan harapan rakyat satu-satunya untuk mengeluarkan Venezuela dari keterpurukan ekonomi akibat embargo Amerika Serikat. 

Dengan segala daya upaya Hugo Chavez susun strategi baru dengan membentuk poros perjuangan rakyat yang bertujuan mengawal kebijakannya. Hal pertama yang dilakukan Chavez adalah menghimbau kepada seluruh investor atau investasi asing khusus sumber daya alam agar hengkang dari Venezuela kalau tidak bisa memenuhi kebijakan pemerintah sebesar 70 % saham dikuasai negara.

Hugo Chavez adalah seorang kiri moderat yang memang baik hati terhadap kaum tani, pedagang, buruh, pelajar, mahasiswa dan pemuda. Perlawanan yang digelorakan Hugo Chavez merupakan kerinduan rakyat akan sosoknya sehingga pengumuman meninggal Hugo Chavez sepertinya rakyat tidak percaya bahwa dia telah meninggalkan Venezuela dan dunia ini selama-lamanya. 

Chavez dikenal konsisten dalam mengawal kesejahteraan rakyat, seperti kesehatan, pembebasan rakyat miskin, pembagian sembako dan bahkan menyiapkan seluruh infrastruktur akses dunia pendidikan gratis bagi warga negara Venezuela. Bagi Hugo Chavez dengan mimpinya memimpin negara Venezuela bahwa “Venezuela bangkit untuk dunia”.

Dalam kurun waktu tidak lama Chavez mengalami peningkatan pembangunan dan kesejahteraan yang berlangsung sangat cepat dan sangat memuaskan rakyatnya. Walau ekonomi tumbuh pesat, perlawanan para pemilik modal sangat sistematis dan berjangka pendek dengan menolak seluruh struktur kebijakan politik Hugo Chavez baik melalui gerakan agitasi propaganda massa jalanan maupun penolakan parlemen Venezuela.

Oleh karena itu, rezim Hugo Chavez menerapkan sebuah kebijakan nekad untuk mengejar ketinggalannya, dengan meningkatkan laju eksploitasi terhadap para saham dan investasi pemilik modal. Dalam "lompatan besar", rezim Hugo Chavez menentukan target-target produksi yang ekstrem, dan mengadakan "kampanye-kampanye massa" guna memaksa rakyat pekerja untuk menguasai seluruh aset milik pemodal.

Terutama di pedesaan Venezuela di mana kaum tani menguasai seluruh alat produksi dan menentukan kebijakan ekonomi. Sehingga dapat dilihat hasil-hasil panen mulai naik. Sekali lagi, revolusi Chavez adalah cermin keadilan sosial, bukanlah representasi dari ideology komunisme. Chavez berhasil menanamkan ideologi sejahtera pada negaranya dan mematikan seluruh langkah lawan politiknya yang berasal dari pengusaha maupun pemilik modal.

Suasana revolusioner memang berkembang di beberapa daerah, peristiwa penting direkam melalui jejak kepemimpinannya. Perintah Hugo Chavez kepada rakyatnya dianggap instruksi-instruksi penting untuk mengatasi berbagai problem dalam negeri. Para birokrat dan pengusaha di belahan negara Venezuela yang menguasai minyak, batubara dan tambang merasa terancam sehingga mereka membalas melakukan perlawanan dengan mengerahkan massa rakyat yang kontra terhadap kebijakan Chavez. 

Namun Hugo Chavez sempat ingin ditumbangkan oleh pihak militer maupun massa rakyat pro Amerika Serikat dengan bantuan CIA. Agenda tersebut bagi Chavez adalah sebuah konspirasi besar dari negara-negara kapitalis yang menginginkan Chavez lengser dari jabatan presiden. Namun semua agenda konspiratif itu gagal karena berkat kepemimpinanya yang piawai dalam mendorong perubahan besar negaranya.

Kelompok-kelompok mahasiswa, pemuda, pelajar serta kaum buruh tani diorganisir oleh Chavez untuk bersama-sama membesarkan negaranya. Kelompok tersebut pun berkoalisi dengan Chavez karena mengingat kesejahteraan mereka telah dikuasai dan diperuntukkan bagi rakyat Venezuela. Kontradiksir revolusiner membuahkan perubahan yang lebih mendasar dan menerapkan tatanan sosial baru.

Venezuela Welfare Freedom

Rezim Hugo Chavez telah menumbangkan tirani kapitalisme sebagai buah jerih payah perjuangan massa rakyat yang tergabung dalam partai politik dan pergerakan nasional Venezuela. Selama dua pemilu terakhir, rakyat Venezuela dipimpin oleh Hugo Chavez dengan harapan akan masa depan yang lebih cerah. Harapan itu menjadi kenyataan, gerakan nasionalis kiri pimpinan Hugo Chavez menang dalam pemilu. 

Pemerintahan Hugo Chavez menasionalisasi seluruh perusahaan minyak dan pembagian tanah. Profit dari industri minyak dan pertambangan mengalir terus, sebagian besar rakyat sejahtera, apalagi rakyat miskin yang melonjak naik kapasitas pendapatan ekonominya dengan kebijakan Hugo Chavez.

Di saat yang sama, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara semakin besar yang bersumber dari industri minyak, tanah dan pertambangan. Selain itu, kebijakan sosial menghasilkan buah yang cukup baik yakni sistem kesehatan unggulan, seluruh masyarakat melek huruf dan anak-anaknya bersekolah yang ditanggung oleh negara. Distribusi kekayaan jauh lebih merata dibandingkan dengan Amerika Serikat, dinas-dinas sosial bekerja baik dan penghasilan ekonominya di atas Indonesia.

Revolusi Venezuela telah membangun sebuah masyarakat sosialis yang melayani. Venezuela bukan neraka seperti digambarkan oleh golongan kapitalis AS serta agennya, tetapi juga bukan surga seperti yang dibayangkan banyak golongan kiri komunis, melainkan prestasi Venezuela patut diapresiasi selama di bawah kepemimpinan Chavez. 

Selain itu, sosialisme di Venezuela telah mengadopsi demokrasi untuk menjadi tradisi dan transisi kepemimpinan presiden. Hugo Chavez dan para pendukungnya mengajukan argumentasi bahwa Venezuela punya demokrasi khusus berdasarkan popular kekuasaan kerakyatan dan dikembalikan kepada rakyat.

Prestasi ekonomi telah diraih terutama dalam pengelolaan mintak dan gas bumi. Negara manapun harus belajar dari Venezuela terutama Indonesia dalam konteks ini kontrak karya maupun pengelolaan sumber daya alam negeri ini. Prestasi tersebut sangat merata dan dirasakan oleh rakyat Venezuela. Laju pertumbuhan yang mencapai 8,3 % per tahun 2012 ini meningkat menjadi 10% kurun waktu tahun 2013 ini. 

Pertumbuhan ekonomi tersebut semata-mata hanya untuk kebebasan (freedom) kesejahteraan (welfare) rakyat Venezuela. Walaupun gonjangan ekonomi yang rentan bergejolak secara tajam karena intervensi dan blockade Negara-negara kapitalis dan imprealis. Namun gejolak tersebut bias teratasi karena obat mujarab Hugo Chavez bekerja dalam setiap kebijakannya selalu melibatkan rakyat sehingga ekonomi dan pendapatan nasional dapat teratasi.

Hasil Kerja Chavez

Venezuela termasuk negara kaya sumber daya alam, terutama minyak dan gas. Kandungan minyak terdapat di daerah Orinoco Basin yang terletak di wilayah Venezuela bagian timur yang memiliki cadangan sebesar 380 miliar barel sebagai cadangan minyak terbesar di dunia. 

Sebelum pemerintahan Hugo Chavez, ladang dan cadangan minyak ini dikelola oleh perusahaan asing yang beroperasi, seperti Exxon Mobil (perusahaan minyak AS), Chevron (Inggris), Total (Perancis), dan lainya. Akibatnya, rakyat Venezuela sebagian besar tidak dapat menikmati hasil kekayaan alamnya sendiri yang selama ini dikeruk. Bahkan pada tahun 1989, di masa Carlos Andres Perez yang pro-kapitalis, penduduk Venezuela terjerumus dalam perangkap kemiskinan sebanyak 80,42%. 

Hugo Chavez terpilih secara demokratis melalui pemilu 1999 sebagai presiden Venezuela dan dikenal progresif revolusioner. Sejak itulah Venezuela mengarahkan prinsip kebijakan nasionalisasi sumber daya alam dan penguatan ekonomi dalam negeri. Kebijakan tersebut berawal dari keresahan Chavez akan masa depan negaranya, dimana di bawah bayangaan cengkeraman kapitalisme.

Langkah pertama Chavez adalah amandemen konstitusi dan UU yang terkait perusahaan, pekerja dan kontrak sumber daya alam maupun energi. Hal ini di lakukan bersama Dewan Konstituante yang dibentuk pada tahun 1999 semenjak ia terpilih. Seluruh struktur kenegaraan dan pemerintahan harus tunduk pada kebijakan Hugo Chavez dan tentu kebijakan tersebut memangkas peran serta kapitalis dalam mengontrol Venezuela.

Sebagai salah satu upaya yang dilakukan Chavez untuk menyejahterakan kelas pekerja, ia mengeluarkan dekrit untuk menaikkan upah minimum menjadi 144.000 Bolivar pada tahun 2000. Langkah itu tentu saja memberi angin segar bagi kelas pekerja di Venezuela, karena kesejahteraan mereka kini lebih baik daripada masa sebelumnya. 

Pada semester kedua di tahun 2000, angka kemiskinan di Venezuela turun menjadi 46,20%. Untuk meningkatkan gizi anak-anak usia sekolah, pada tahun 1999 pemerintahan Chavez membuat program makanan tambahan bagi anak sekolah yang dinamakan Programa Alimenticio Escolar (PAE). Melalui program itu anak-anak sekolah mendapatkan sarapan, makan siang, dan makanan ringan (snack) gratis dari pemerintah.

Program ini pada tahun 1999 sampai sekarang mampu dinikmati sekitar seperempat juta anak sekolah di Venezuela dan dari tahun ke tahun jumlah itu semakin meningkat, seperti makanan murah dan berkualitas, pelayanan kesehatan, akses pendidikan pembangunan rumah untuk kaum miskin, menaikkan gaji guru hingga 30%. 

Tahun 2008 angka kemiskinan turun menjadi 31,50%, program kesehatan Mission Barrio Adentro, sektor pendidikan dengan program melek huruf Mission Robinson dengan hasil tingkat kemampuan membaca dan menulis naik menjadi 93,8% untuk kaum pria dan 93,1% untuk kaum wanita. 

Untuk menjamin ketersediaan pangan bagi kaum miskin, mulai dari tahun 2003 pemerintahan Chavez memulai program Mercal yang ditujukan untuk menyediakan bahan-bahan makanan yang murah dan berkualitas bagi massa rakyat. Pemerintah menunjuk toko-toko sembako tertentu yang tersebar di seluruh penjuru Venezuela, terutama di daerah yang miskin sebagai agen untuk mendistribusikan bahan-bahan makanan itu. 

Pada tahun 2003, bahan-bahan makanan yang sudah terjual melalui toko-toko itu mencapai 45.662 metrik ton dan jumlah itu semakin meningkat menjadi 1,25 juta metrik ton di tahun 2008. 

Masa Depan Pasca Chavez

Memang dari sisi program nasionalisasi Venezuela berhasil dari sisi dalam negeri maupun geopolitik yang telah dibangun sebelumnya. Namun pasca wafatnya Chavez, Venezuela berada dalam transisi demokrasi yang justru membuka secara lebar segala konsekuensi untuk melaksanakan pemilu. Pihak oposisi pun menilai presiden sementara yang menggantikan Chavez adalah palsu alias tidak sah karena tidak melalui Dewan Konstituante.

Ini adalah awal dari ketegangan politik di Venezuela yang akan berimbas pada sulitnya mempertahankan atau melanjutkan kebijakan yang sudah ada. Bisa saja Venezuela kini dibawah bayang-bayang intervensi asing terutama Amerika Serikat yang tentunya mereka sangat bergembira akan meninggalnya Chavez yang selama ini melawan kapitalis AS.

Prediksi masa depan ekonomi dan ketahanan kedaulatan maupun pertumbumhan PDB Venezuela selama ini akan menurun mengingat dalam negeri bersitegang yang sulit diurai dalam sebuah penyelesaian karena dipicu oleh intrik-intrik politik selama ini terjadi. Siklus kekuasaan di Venezuela akan terus berganti dan sekarang pihak oposisi akan selalu menjadi garda terdepan untuk meraih simpati rakyat lagi.

Oposisi akan mendesak pemilu, bahkan bisa saja terjadi revolusi kembali ala kapitalisme. Selain itu, sudah sangat susah mencari sosok Hugo Chavez karismatik dan revolusioner yang mampu tampil memimpin jalannya revolusi. Sinergisitas ini menjadi sebuah energi revolusioner yang sangat dahsyat untuk memutuskan belenggu rantai besi kapitalisme di Venezuela untuk menuju masa depan.

Untuk menjamin masa depan pasca Chavez di Venezuela, pemerintah secepatnya mengkonsolidasikan partisipasi rakyat yang selama ini sebagai tulang punggung revolusi sosialisme Chavez, kalau saja saat ini tanpa partisipasi aktif rakyat dalam mengawal kebijakan Chavez dan diteruskan sampai berakhir massa kepemimpinan Chavez yang digantikan oleh Wakil Presidennya, maka jelas akan mengalami kegagalan dan bisa saja hal ini diambil alih oleh oposisi. 

Namun bukan berarti saat ini rakyat meraih kemenangan, bukan berarti sekarang Venezuela telah menjadi negara sosialis sejati. Masih banyak sektor yang harus dibenahi dan diperkuat untuk membangun sebuah negara sosialis. Mungkin dulu boleh kita berbicara Amerika latin poros perkembangan sosialisme, namun saat ini tentu kita akan berbicara lain. Karena satu demi satu negara yang telah mengusung sosialisme lambat laun mengalami pergeseran dan tidak terlepas dari intervensi. Mari kita lihat masa depan Venezuela pasca Chavez. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar