Jumat, 15 Maret 2013

Keniscayaan Sinergitas TNI dengan Polri


Keniscayaan Sinergitas TNI dengan Polri
Herie Purwanto ;  Kasubbag Hukum Polres Pekalongan Kota,
Peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Polri Pertama (Sespimma) Jakarta
SUARA MERDEKA, 14 Maret 2013

  
SEJUMLAH personel TNI dan Polri di wilayah Banyumas menyatu dalam kegiatan olahraga bersama yang dipusatkan di Kecamatan Ajibarang (SM, 09/03/13). Kapolres Banyumas AKBP Dwiyono SIK mengatakan penyelenggaraan kegiatan itu dimaksudkan untuk memperkuat sinergi antara TNI dan Polri, dalam mengemban tugas negara. 

Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf Helmy Tachejadi Surdjono mengatakan, sinergitas antara TNI dan Polri di Banyumas sudah lama berlangsung. Dikatakan, keduanya kompak dari dulu, ibarat kakak adik, tak akan mungkin dipisahkan. Apalagi TNI-Polri terlahir sebagai benteng dan penegak NKRI hingga saat ini. Sinergi yang telah lama terbangun akan terus dijaga bersama-sama. 

Kegiatan yang dilakukan personel TNI dan Polri di Banyumas, yaitu olahraga bersama, sebenarnya bukan hal baru. Wujud sinergitas dua institusi itu sering dilakukan melalui berbagai kegiatan pengamanan kegiatan masyarakat, program TNI Manunggal Rakyat (dulu ABRI Masuk Desa). Personel Polri dilibatkan baik untuk mendukung kegiatan fisik maupun nonfisik.

Sinergitas itu tentunya menjadi hal kontraproduktif bila dikaitkan dengan yang terjadi di Ogan Ko-mering Ulu (OKU) Sumatra Selatan, beberapa waktu lalu. Bahkan ada sementara pihak berpendapat, kasus di OKU hanya di permukaan, sebagaimana teori gunung es. Realitasnya, banyak permasalahan antara TNI dan Polri belum terselesaikan. Penulis tidak sependapat dengan pendapat itu ini. Mengapa? 

Pertama; seperti yang dilakukan di Banyumas, meskipun dalam skala kecil atau wilayah, fakta tersebut justru menunjukkan sinergitas TNI dan Polri pada akar rumput, yang terjalin harmonis. Dalam tataran organisasi sebesar TNI dan Polri, ketika yang muncul di ruang publik sikap harmonis pada tingkat pimpinan, itu memang seharusnya. Pemegang komando memang harus membuktikan kesoliditasan.

Untuk mengukur sinergitas antara TNI dan Polri, selama ini analisis pengamat lebih menitikberatkan fakta pada akar rumput. Semisal fakta masih ada perkelahian, kesalahpahaman, gesekan hingga penyerangan pos polisi, dan terbaru adalah penyerangan mapolres, terjadi pada level bawah dan tak ada instruksi vertikal. Terhadap pelaku, TNI dan Polri menindaknya secara tegas, baik melalui hukuman disiplin, peradilan militer bagi anggota TNI maupun peradilan umum bagi anggota Polri.

Tunjangan

Kedua; dalam konteks paradigma reformasi, setelah penghapusan Dwifungsi ABRI, kedua lembaga itu harus back to basic, kembali ke barak, yang secara umum berarti kembali pada tugas utama sebagai pilar bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI. Jajaran TNI berada dalam lingkup tugas menjaga keutuhan NKRI dari musuh luar dan dalam negeri, sementara Polri berada dalam ruang tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dulu, ketika muncul ketidaksinergitasan antara oknum TNI dan Polri di lapangan, publik acap mengaitkan dengan kecemburuan sosial, perebutan ''rezeki'' dan sebagainya. Kini, persoalan itu sudah terhapus dengan adanya remunerasi, baik untuk jajaran TNI maupun Polri. 

Secara kelembagaan dua insitusi itu diberikan satu komitmen, yaitu untuk bersikap profesional pada tugas masing-masing, sebagai konsekuensi terkait penerimaan remunerasi. Akan menjadi kontraproduktif atas komitmen itu bila masih terjadi hal-hal di luar konteks pemberian tunjangan kesejahteraan itu.

Seandainya terjadi hal-hal yang kontraproduktif, cara penyelesaiannya pun sudah mengarah pada bentuk transparansi, yakni dengan membentuk tim yang akan menyelidiki akar permasalahan, guna menjadi pertimbangan level pimpinan untuk mengambil keputusan. Tidak ada lagi tempat bagi pimpinan yang melindungi anggota yang melakukan tindakan kontraproduktif. 

Bagaimanapun, masyarakat selalu mendambakan sinergi antara TNI dan Polri. Bisa diibaratkan, sinergi dua lembaga itu bagai cermin yang bisa memberi gambaran nilai-nilai persatuan bangsa ini. Lebih-lebih dikaitkan dengan kemerebakan bentrok antarwarga, antarkelompok, hingga antargolongan, yang membutuhkan perekat, salah satunya adalah TNI dan Polri. Di sinilah letak urgensi dari sinergitas TNI dan Polri sebagai peran penting bagi keterjaan NKRI. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar