Senin, 15 Desember 2014

Berkarier

                                                                 Berkarier

Arswendo Atmowiloto  ;   Budayawan
KORAN JAKARTA,  13 Desember 2014

                                                                                                                       


Pagi ini saya ke sekolah elite di daerah Jakarta Selatan untuk mengisi acara carrier day, yaitu acara memberi pilihan bagi para siswa–siswi ketika melanjutkan sekolah nantinya. Ini bukan pertama kalinya saya nongol di sini, tapi juga bukan yang terakhir. Sebenarnya, saya enggan karena saya bukan contoh, bukan role model yang banyak. Dulu pun saya menolak, tapi karena cucu saya yang meminta, atas nama sekolah, saya pun datang. Mungkin keterusan. Ada saatnya saya menolak, memilihkan nama lain. Ada saatnya tak bisa menolak, seperti hari ini.

Keengganan saya terutama karena ditampilkan sebagai penulis yang “sukses”, yang dianggap bisa memberi inspirasi anak didik. (Tapi iya juga, kalau tidak sebagai penulis saya tampil sebagai apa?) Bagi yang berkarier sebagai dokter, pilot, pasukan pemadan kebakaran pastilah lebih mudah ditampilkan. Dengan bantuan seragam. Tidak demikian dengan penulis, atau pengarang, atau wartawan. Namun bagi saya pribadi, masalahnya bukan soal tampilan dan aksesorinya, melainkan apakah saya bisa bercerita bahwa menulis adalah pilihan hidup saya? Atau karena tikungan di jalan kehidupan, sesuai dengan kenyataan.

Cita-cita saya dari kecil ingin menjadi dokter, karena di keluarga besar ada kakek yang menjadi dokter. Keren, banyak duit, banyak senyum, dan membantu anggota keluarga yang lain. Namun nasib berbicara lain. Tak mungkin melanjutkan sekolah, ayah meninggal ketika kami anakanaknya masih kecil—masih Sekolah Dasar, juga dalam usia muda. Ibu tidak menikah lagi dengan konglomerat. Hidup pas-pasan, sehingga selesai SMA, kami bersaudara memilih bekerja—seadanya.

Kadang saya ingin menceritakan ini karena tidak semua karier, dan atau cita-cita waktu kecil tidak selalu mulus. Dan mungkin juga tidak selalu harus begitu. Maksud saya memberitahukan keapada siswa-siswi bahwa mempunyai cita-cita banyak juga tak apa-apa. Bahwa nanti kemudian hari cita-cita berubah juga tak salah. Selama baik dan benar bagi dirinya, dan syukur apa lagi berguna untuk masyarakat sekitarnya. Dan sebenarnya itu yang saya temukan ketika reuni dengan teman-teman sekolah dulu. Dari sekian banyak, hanya satu atau dua orang yang kini berada di tempat yang dulu dicita-citakan. Sebagian besar bahkan jauh bertentangan, dan baik-baik saja adanya.

Berkarier adalah mengembangkan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan atau jabatan. Dalam arti lain tak dibatasi oleh umur, tidak selalu hanya untuk siswa-siswi. Seorang ibu rumah tangga, bisa meneruskan karier atau memantapkan profesinya. Karier yang baru, bahkan mungkin sebagai koki dari profesi yang dulu ditinggalkan. Atau, sebaliknya, justru sekarang ini menjadi penulis. Para ibu yang selama ini tak berpikir menjadi penulis, mengumpulkan hasil karyanya “yang pertama” dalam bentuk buku. Yang diterbitkan dari pengalaman pribadi menjadi ibu. Konon sudah direncanakan tema yang lain seperti seri pengalaman menjadi istri, atau menjadi menantu, atau….

Sebetulnya ini yang ingin saya ceritakan, akan tapi saya belum tahu bagaimana mengatakan dengan sederhana kepada siswa-siswi. Seperti juga ketika saya mengajar di perguruan tinggi tentang produksi televisi, atau tentang penulisan kreatif. Saya menekankan bahwa menjadi pemain, menjadi artis itu baik dan benar adanya. Namun kalau tidak pun masih bisa menjadi sutradara, menjadi kamerawan, menjadi editor. Kalau tidak pun tetap bisa bekerja di dunia pertunjukkan menjadi produser yang macam-macam tingkatannya. Tidak selalu, dan hanya, menjadi artis.

Demikian juga menjadi penulis tidak selalu harus menuliskan novel, atau menulis skenario, atau cerpen, atau puisi. Banyak pekerjaan, atau berkarier dengan menjadi penulis teks iklan misalnya, atau naskah-naskah untuk program televisi, program radio, atau pertunjukan panggung, atau pesta yang diadakan sebuah keluarga.

Sebetulnya saya ingin membicarakan kemungkinan dari sebuah cita-cita, tapi belum tahu cara yang efektif. Juga pagi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar