Peran
Jakarta-Tehran untuk Palestina
Qusthan Firdaus ; Dosen Tidak Tetap di Universitas Surya
|
HALUAN,
04 Agustus 2014
Indonesia dan Iran sama-sama menginginkan kemerdekan, keamanan,
perdamaian, dan kesejahteraan bagi warga Palestina. Bahkan, muslim di kedua
negara menginginkan salat di Masjid Al Aqsa di samping Masjidil Haram. Oleh
karena itu, kerja sama di antara Indonesia dan Iran perlu ditingkatkan. Opini
ini berusaha menunjukkan mengapa peningkatan kerja sama di antara keduanya
sangat penting bagi Palestina.
Neraca Perdagangan
Menurut data Kementerian Perdagangan RI, neraca perdagangan
antara Indonesia dengan Iran justru mengalami surplus sebesar USD 370. 309,2
sepanjang tahun 2013. Hal itu sama dengan dua kali lipat surplus perdagangan
dengan Yaman (USD 153. 242,4); lima kali lipat surplus dengan Libanon (USD
74. 812,8); delapan kali lipat surplus dengan Irak (USD 45.290,6); dan
sebelas kali lipat surplus dengan Syiria (USD 31.503,3) yang sedang
porak-poranda.
Namun, fakta yang mengejutkan ialah surplus perdagangan antara
Indonesia dengan Israel mencapai sepertiga (USD 130.347,8) dari surplus
antara Indonesia dengan Iran. Bahkan, angka tersebut kurang lebih 717 kali
lipat surplus perdagangan antara Indonesia dengan Palestina (USD 181,7). Indonesia
memulai hubungan dagang tanpa hubungan diplomatik melalui Surat Keputusan
Menperindag No.23/MPP/01/2001 yang ditandatangani oleh Luhut Binsar
Pandjaitan pada tanggal 10 Januari 2001. Hal ini ironis karena, di satu sisi
Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina tetapi, di sisi lain, justru
mendapat keuntungan dari perdagangan antara Indonesia dengan Israel.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan negara Timur Tengah
lainnya seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Yordan, Qatar, Oman, dan
Kuwait di mana Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan antara USD 43
ribu hingga USD 4,7 juta. Bahkan, Indonesia juga mengalami defisit neraca
perdagangan dengan negara di lingkungan Asia Tenggara seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam. Pun Indonesia mengalami
defisit neraca perdagangan dengan Australia.
Ringkasnya, pemerintah pusat harus mengambil sikap tegas untuk
memutus hubungan dagang antara Indonesia dengan Israel bila ingin konsisten
untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Selain itu, Indonesia perlu meningkatkan
hubungan dagang dengan Iran sebagai pengganti hubungan dagang dengan Israel
meski tidak dapat digantikan di sektor tertentu seperti wisata religius untuk
berdoa di Tembok Ratapan.
Kerja Sama Militer
Dalam dua tahun terakhir, Iran berhasil menembak jatuh beberapa
drone dari Israel yang digunakan untuk melakukan pengintaian ke Iran.
Sebaliknya, Iran pun berhasil membuat drone
untuk kemudian digunakan oleh Hamas di Palestina. Indonesia pun ramai dengan
isu drone dalam kampanye pilpres
lalu sehingga akan sangat baik bagi Indonesia untuk membangun kerja sama
membuat maupun menangkal drone dengan Iran di samping kerja sama antara TNI
dengan Universitas Surya pada April 2014 lalu.
Di samping itu, Indonesia pun dapat membangun kerja sama militer
untuk membuat kapal selam dengan Iran yang berhasil secara berdikari
membuatnya tanpa bantuan pihak asing. Hal ini penting untuk pertahanan
maritim Indonesia.
Latihan militer di antara kedua negara juga sangat penting.
Israel secara tidak langsung mengakui hal ini karena tidak mampu untuk
menyerang Iran tanpa bantuan Amerika Serikat. Padahal, mantan Presiden
Ahmadinejad pernah menyatakan secara terbuka ingin menghapus Israel dari peta
dunia pada tahun 2007. Namun, Israel tidak berani menyatakan perang melawan
Iran hingga hari ini.
Kerja sama militer dengan Iran menjadi penting bagi Indonesia
khususnya bila Amerika Serikat kembali melakukan embargo militer terhadap
Indonesia yang dicabut pada tahun 2006 lalu.
Geostrategi
Teluk Persia memiliki dua pertiga cadangan minyak dunia.
Cadangan itu dimiliki oleh Saudi Arabia, Qatar, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat
Arab, dan Iran. Namun, minyak itu tidak bisa dijual ke pasar internasional
bila tidak melewati Selat Hormus. Otoritas yang berkuasa di Selat Hormus
ialah Tehran. Oleh karena itu, Iran merupakan mitra strategis paling penting
bagi Indonesia dalam mengelola harga minyak dunia.
Kemudian, defisit sektor migas Indonesia terhadap Saudi Arabia
sebesar 5,5 juta dollar AS sesungguhnya kerugian besar karena Indonesia dapat
mengalihkan pembelian minyak ke Iran di mana defisit neraca migas Indonesia
hanya sebesar 21 ribu dollar AS. Dengan pengalihan tersebut, kita bisa
berharap bahwa Saudi Arabia berpikir ulang untuk menindas TKI, dan
mengutamakan 200 ribu jemaah haji Indonesia agar mendapat permukiman yang
jauh lebih layak.
Isu tenaga kerja pun dihadapi Iran. Cukup banyak nelayan Iran
yang ditangkap secara tidak adil oleh Saudi Arabia, dan tidak didampingi oleh
pengacara. Mereka ditangkap dengan alasan melintas batas perairan Saudi
Arabia di Teluk Persia. Penangkapan itu juga melanggar prinsip Habeas corpus ad subjiciendum (Anda bisa menangkap saya tetapi proses
penangkapan harus diadili). Tidak hanya itu, prinsip Habeas corpus juga menjamin hak orang yang ditangkap untuk
didampingi oleh pengacara.
Isu narkoba juga dapat ditanggulangi bila kerja sama
Jakarta-Tehran ditingkatkan. Kurir narkoba yang masuk ke Indonesia sebagian
di antaranya berkewarganegaraan Iran. Akibatnya, pencegahan di hulu menjadi
sangat penting. Iran dapat membatasi warga negaranya untuk terbang secara
langsung maupun tidak langsung ke Indonesia bila ia diduga terlibat jejaring
narkoba internasional.
Bagi Palestina, Indonesia terlibat secara langsung dalam proses
penanganan korban genosida Israel dengan mendirikan Rumah Sakit Indonesia di
Kota Gaza sementara Iran terlibat secara langsung untuk memberikan pasokan makanan,
air bersih, dan bahkan senjata kepada pejuang Hamas.
Kerjasama intensif di antara kedua negara dalam isu Palestina
jauh lebih efektif dan efisien. Di satu sisi,
Indonesia merupakan negara dengan komunitas Muslim Sunni terbesar di
dunia. Di sisi lain, Iran merupakan negara dengan komunitas Muslim Syiah
terbesar di dunia. Jika kedua negara ini dapat menggalang kerjasama permanen
dalam isu Palestina, maka hal itu lebih dari cukup ketimbang menunggu
negara-negara OKI untuk mendesak Israel menghentikan serangan militer yang
tidak adil. Kita tahu bahwa sulit membangun konsensus di internal OKI karena
situasi di Irak dan Syiria dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan
tentara bayaran dari sesama negara anggota OKI maupun Amerika Serikat.
Sebagai tambahan, Iran memiliki kepentingan langsung mengenai
keamanan warga Syiah di Indonesia. Sama halnya dengan keamanan warga Syiah di
Irak pasca-invasi militer tidak adil Amerika Serikat. Iran pun berperan besar
dalam melanjutkan Gerakan Non-Blok dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan,
Iran sempat menjadi tuan rumah KTT Gerakan Non-Blok yang digagas oleh
Soekarno.
Kerjasama di bidang pendidikan juga sangat penting mengingat
kemampuan Iran untuk melakukan proses pengayaan nuklir menjadi energi yang
bermanfaat bagi kemanusiaan. Hal ini penting karena Indonesia harus
meninggalkan penggunaan batubara untuk menghasilkan listrik. Selain itu,
Muslim Indonesia banyak yang mulai tertarik dengan studi filsafat Islam yang
berkembang selama ratusan tahun dalam lingkungan Syiah dan khususnya di Iran.
Kebebasan Pers
Salah satu kontradiksi dalam sikap Iran barangkali ialah isu
kebebasan pers. Secara internal, tidak ada kebebasan pers di dalam Iran
karena kontrol pemerintah sangat kuat dalam menyaring maupun menyebarkan
informasi. Namun, secara eksternal, Iran menuntut kebebasan pers dari Eropa
Barat khususnya ketika Press TV diboikot oleh beberapa negara di Eropa Barat
sejak beberapa tahun terakhir. Iran berhasil melawan boikot itu karena
memiliki satelit tersendiri yang siarannya masih bisa ditangkap di Eropa
Barat.
Kebebasan pers di Indonesia dapat menjadi referensi bagi Iran
untuk secara perlahan membuka keran bagi kebebasan pers. Dewan Pers
barangkali dapat menjadi contoh ideal dalam menangani potensi konflik antara
pemerintah, masyarakat, dan korporasi.
Beberapa hal di atas merupakan peluang penting yang dapat
diambil oleh Indonesia. Namun, tujuan bersama untuk memerdekakan Palestina
tidak boleh dilupakan. Semoga kerjasama Jakarta-Tehran dalam isu Palestina
dapat meluas ke sektor lain. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar