Mewaspadai
Gerakan ISIS
Budiman ;
Pengamat Politik Sosial dan Budaya
|
HALUAN,
20 Agustus 2014
Sebagaimana diketahui
pergerakan ISIS (Islamic State of Iraq
and Syria) sebenarnya sudah lama berlangsung. Hal ini sebagai dampak
gejolak politik yang tidak kunjung selesai di Irak dan Suriah akhirnya
memunculkan gerakan politik. Lumrahnya pergerakan politik pasti membawa
kepentingan politik dan arahnya sering menimbulkan kecendrungan inkonstitusional.
Hal ini bisa dilihat
bagaimana Pemerintah Irak tidak berdaya menghadapi gerakan ISIS. Dimana
kemudian gerakan itu dijadikan gerakan internasional dukungan dibuka
kepada banyak negara. Mereka terpaksa meminta bantuan dari negara lain.
Para pemimpin Eropa Barat
pun tersentak ketika banyak warganya tiba-tiba hadir untuk mendukung gerakan
ISIS. Warga dari Jerman dan Perancis banyak yang menjadi anggota dari
kelompok ISIS. Mereka bahkan ikut mengangkat senjata untuk mendukung gerakan
itu.
Ketika gerakan ISIS hadir
juga di Indonesia, sebenarnya tidak perlu kaget. Itulah bagian
internasionalisasi gerakan ISIS dan gerakan itu mendapatkan peluang untuk
menyebarkan pahamnya karena kita hidup di era globalisasi.
Namun hal yang terpenting
harus kita lakukan adalah bagaimana menghadapinya.
Kita bersyukur bahwa pemerintah
tidak setengah hati. Sejak simpatisan di dalam negeri mencoba ikut menyebarkan
paham itu, pemerintah langsung bereaksi.
Sejauh ini pemerintah sudah
menetapkan bahwa gerakan ISIS merupakan gerakan terlarang karena mencoba
menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara. Pemerintah
sudah memerintahkan aparat keamanan untuk mengambil tindakan kepada mereka
yang menyebarkan ideologi politik itu.
Bangsa Indonesia patut
bersyukur bahwa sikap pemerintah didukung pula oleh kelompok masyarakat.
Organisasi Kemasyarakatan Islam sependapat dengan pemerintah bahwa gerakan
itu tidak ada kaitannya dengan agama. Kelompok ISIS mencoba menyebarkan
ideologi politik ke Indonesia.
Hampir semua Ormas Islam
sepakat untuk memperkuat pemahaman Islam kepada masyarakat. Jangan sampai
kemudian pemahaman beragama pada masyarakat diselewengkan oleh pihak-pihak
yang mempunyai agenda politik tertentu.
Kebersamaan dan sinergisitas
antara pemerintah dan Ormas Islam tentu membesarkan hati kita. Hal ini
menunjukkan bahwa kita tidak harus selalu berbeda. Untuk hal yang
membahayakan kepentingan bersama kita sebagai bangsa, sepantasnya apabila
kita bersatu padu.
Globalisasi tidak selalu
membawa manfaat positif bagi Negara Indonesia. Pada satu sisi globalisasi
bisa membahayakan eksistensi sebuah negara. Untuk itulah para pimpinan
negara dan warga Negara bangsa harus sadar dan selalu membangun komunikasi
di antara mereka.
Pendidikan kepada masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat penting. Peran itu tidak hanya berada di tangan
pemerintah dan sekolah, tetapi juga keluarga.
Bangsa ini perlu kita
ingatkan betapa pentingnya pendidikan di dalam keluarga. Peran dari keluarga
bahkan yang utama, karena dari sanalah dasar pembentukan karakter anak akan
terbentuk.
Sekolah sendiri perannya
lebih pada pengajaran. Tugas dari guru lebih kepada melatih motorik anak,
memperkaya ilmu pengetahuan anak, dan juga mengajarkan budi pekerti kepada
anak.
Negara sendiri harus hadir
untuk melindungi segenap kehidupan warganya. Ketika ada ideologi yang mencoba
menyelewengkan ideologi bangsa, maka negara harus hadir untuk meluruskannya.
Tantangan dari luar akan
selalu datang untuk mengancam kehidupan bersama kita. Untuk itulah kita
harus selalu waspada. Terutama aparat negara yang bersinergis dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda yang diharapkan
harus selalu awas dan waspada. Mereka harus memperingatkan kita semua ketika
ancaman itu sudah terasa nyata.
Kita tidak perlu lagi berdebat
ketika ancaman itu datang. Kita justru harus memperkuat diri untuk menghadapi
ancaman itu secara bersama-sama. Itulah yang sedang kita hadapi sekarang ini.
●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar