Rabu, 20 Agustus 2014

Mewaspadai Gerakan ISIS

                                        Mewaspadai Gerakan ISIS

Budiman  ;   Pengamat Politik Sosial dan Budaya
HALUAN, 20 Agustus 2014
                                                
                                                                                                                                   

Sebagaimana dike­tahui pergerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) sebenarnya sudah lama ber­lang­sung. Hal ini sebagai dam­pak gejo­lak politik yang tidak kunjung sele­sai di Irak dan Suriah akhirnya memun­culkan gera­kan poli­tik. Lum­rahnya per­gerakan politik pasti mem­bawa kepen­tingan politik dan arahnya sering me­nim­­bulkan kecen­drungan inkon­s­titusional.

Hal ini bisa dili­hat bagai­mana Pe­me­­rintah Irak tidak berdaya meng­hadapi gerakan ISIS. Dima­na kemudian gera­kan itu dija­dikan gerakan inter­nasio­nal dukungan dibu­ka kepada ba­nyak negara. Mere­ka ter­pak­sa memin­ta ban­tuan dari negara lain.
Para pemimpin Eropa Barat pun tersentak ketika banyak warganya tiba-tiba hadir un­tuk mendukung ge­ra­kan ISIS. Warga dari Jerman dan Perancis banyak yang menjadi anggota dari kelompok ISIS. Mereka bahkan ikut mengang­kat senjata untuk mendukung gerakan itu.

Ketika gerakan ISIS hadir juga di Indonesia, sebenarnya tidak perlu kaget. Itulah bagian internasionalisasi gerakan ISIS dan gerakan itu mendapatkan peluang untuk menyebarkan pahamnya karena kita hidup di era globalisasi.

Namun hal yang terpenting harus kita lakukan adalah bagaimana menghadapinya. 
Kita bersyukur bahwa peme­rintah tidak setengah hati. Sejak simpatisan di dalam negeri mencoba ikut menye­barkan paham itu, pemerintah langsung bereaksi.
Sejauh ini pemerintah sudah menetapkan bahwa gerakan ISIS merupakan gerakan terlarang karena mencoba menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara. Pemerintah sudah memerintahkan aparat kea­manan untuk mengambil tindakan kepada mereka yang menyebarkan ideologi politik itu.

Bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa sikap pe­merin­tah didukung pula oleh kelompok masya­rakat. Orga­nisasi Kemasya­rakatan Islam sependapat dengan pemerintah bahwa gerakan itu tidak ada kaitannya dengan agama. Kelompok ISIS mencoba me­nye­barkan ideologi politik ke Indonesia.

Hampir semua Ormas Islam sepakat untuk mem­perkuat pemahaman Islam kepada masyarakat. Jangan sampai kemudian pemahaman beragama pada masyarakat diselewengkan oleh pihak-pihak yang mempunyai agenda politik tertentu.

Kebersamaan dan siner­gisitas antara pemerintah dan Ormas Islam tentu membesarkan hati kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak harus selalu berbeda. Untuk hal yang membahayakan kepentingan bersama kita sebagai bangsa, sepantasnya apabila kita bersatu padu.

Globalisasi tidak selalu membawa manfaat positif bagi Negara Indonesia. Pada satu sisi globalisasi bisa mem­bahayakan eksistensi sebuah negara. Untuk itulah para pimpinan negara dan warga Negara bangsa harus sadar dan selalu membangun komu­nikasi di antara mereka.

Pendidikan kepada masya­rakat merupakan sesuatu yang sangat penting. Peran itu tidak hanya berada di tangan peme­rintah dan sekolah, tetapi juga keluarga.
Bangsa ini perlu kita ingatkan betapa pentingnya pendidikan di dalam keluarga. Peran dari keluarga bahkan yang utama, karena dari sanalah dasar pembentukan karakter anak akan terbentuk.

Sekolah sendiri perannya lebih pada pengajaran. Tugas dari guru lebih kepada me­latih motorik anak, mem­per­kaya ilmu pengeta­huan anak, dan juga mengajarkan budi pekerti kepada anak.

Negara sendiri harus hadir untuk melindungi segenap kehidupan warganya. Ketika ada ideologi yang mencoba menyelewengkan ideologi bangsa, maka negara harus hadir untuk meluruskannya.

Tantangan dari luar akan selalu datang untuk mengan­cam kehidupan bersama kita. Untuk itulah kita harus selalu waspada. Terutama aparat negara yang bersi­nergis dengan tokoh ma­sya­rakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda yang diha­rapkan  harus selalu awas dan waspada. Mereka harus memperingatkan kita semua ketika an­caman itu sudah terasa nyata.

Kita tidak perlu lagi ber­debat ketika ancaman itu datang. Kita justru harus memperkuat diri untuk meng­hadapi ancaman itu secara bersama-sama. Itulah yang sedang kita hadapi sekarang ini. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar