Rabu, 13 Agustus 2014

100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia

100 Ribu Kader KAMMI

Penggerak Kebangkitan Indonesia

Adhe Nuansa Wibisono  ;   Pengurus Pusat KAMMI
HALUAN, 12 Agustus 2014
                                                
                                                                                                                                   

Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia! (Ir. Soekarno).

Mo­men­tum Orientasi dan Penge­nalan Kampus (OSPEK) dan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada bulan Agustus hingga Sep­tember 2014 menjadi satu momentum penting bagi orga­nisasi mahasiswa baik orga­nisasi mahasiswa ekstra kampus dan intra kampus di seluruh Indonesia. Pada saat inilah proses penge­nalan dunia aktivisme kemahasiswaan da­pat dilakukan oleh berbagai organisasi mahasiswa seiring dengan masuknya mahasiswa baru ke berbagai kam­pus yang ada di Indonesia.

Hal inipun tidak lu­put dari per­hatian Pengurus Pu­sat (PP) KAM­MI yang ju­ga memberikan per­hatian besar kepada momentum OSPEK dan PMB yang se­dang ber­jalan di berbagai kampus saat ini. PP KAMMI melihat pengenalan dunia aktivisme kepada para mahasiswa baru akan menjadi satu titik penting bagi proses regenerasi aktivis mahasiswa Indonesia, iron stock bagi kepemimpinan bangsa Indonesia ke de­pannya.

Anggota KAMMI di seluruh Indonesia saat ini diperkirakan ber­jumlah sebesar 40.000 orang, sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.273.000 orang (DIKTI, 2012). Jika dihitung berdasarkan data DIKTI maka jumlah anggota KAMMI diban­dingkan jumlah mahasiswa Indonesia hanyalah berkisar 0,93 persen atau tidak mencapai 1 persen dari jumlah seluruh mahasiswa Indonesia. Tentunya jumlah ini adalah jumlah yang sangat sedikit dan dirasa akan mempengaruhi signifikansi KAMMI dalam percaturan gerakan mahasiswa secara nasional. Jika kita melihat infrastruktur gerakan KAMMI yang saat ini telah memiliki 400 struktur komi­sariat, 80 struktur daerah dan tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia, maka jumlah anggota sebesar 40.000 orang terlihat menjadi sedikit dan sudah satnya dibutuhkan peningkatan jumlah anggota secara masif.

Selain itu, setiap tahunnya diper­kira­kan KAMMI secara nasional ha­nya mampu mela­kukan rekrut­men se­besar 10.000 o­rang ma­­ha­siswa ba­ru dari sekitar 1 juta orang ma­hasiswa ba­ru seluruh In­donesia. Ang­ka ini menun­juk­kan bah­wa KAMMI ba­ru ber­hasil me­nye­n­tuh sekitar 1 per­sen dari jum­lah ma­hasiswa ba­ru se­ca­ra na­sional. Pa­dahal jika ingin mem­­­berikan satu pe­rubahan bagi bang­sa ini maka paling tidak KAMMI harus mem­per­besar daya rekrut­mennya sehingga mampu mencapai angka minimal 10 persen dari jumlah mahasiswa baru Indo­nesia yang diper­kirakan berjum­­­lah sebesar 1 juta orang setiap tahunnya. Oleh karena itu­lah PP KAMMI men­ca­nangkan program “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia” sebagai target rekrutmen nasional KAMMI yang secara serentak akan dilaksanakan di seluruh universitas dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Apakah memungkinkan untuk melakukan target rekrut­men 100.000 anggota baru? Jika melihat jumlah komisariat yang berjumlah sebanyak 400 komis­ariat, maka jika KAMMI ingin mengejar target rekrutmen sebesar 100.000 orang, maka paling tidak setiap komisariat secara rata-rata harus merekrut sebanyak 250 orang. Target ini bisa dicapai melalui pelak­sanaan Daurah Marhalah I, atau Training Pelatihan Dasar I sebanyak tiga kali dengan target masing-masing pelatihan merekrut sekitar 80-90 orang. Untuk bisa mendorong pengu­rus komisariat agar mampu melak­sanakan Daurah Marha­lah I sebanyak tiga kali dalam tiga bulan masa rekrutmen ini maka du­ku­ngan penuh dari pengurus wilayah dan pengu­rus daerah KAMMI sangat dibu­tuhkan dalam menjamin lancarnya targetan rekrut­men nasional ini dapat tercapai secara optimal.

Untuk mewujudkan target rekrutmen nasional “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia”, PP KAMMI menurunkannya ke dalam berbagai program aksi yang akan dijalankan secara nasional oleh struktur wilayah, daerah dan komisariat seluruh Indonesia. Di antara berbagai turunan dari program aksi nasional tersebut adalah : (a) Rebranding Gerakan KAMMI, (b) Pembentukan Panitia Khusus Rekrutmen 100 Ribu Kader, (c) Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Maha­siswa Baru, (d) Sistem Nume­rasi Training KAMMI, (e) Sistem Administrasi Kader Terpusat, dan (f) Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama.
Rebranding Gerakan KAMMI, sebagai gerakan yang lahir dari rahim perjuangan Reformasi 1998, KAMMI merupakan anak kan­dung per­ju­angan mahasiswa Indonesia sehingga watak nasiona­lisme dan kebangsaan sudah melekat sebagai karak­teristik dasar. Pilihan untuk melakukan rebran­ding gerakan dilakukan agar dapat mem­berikan alter­natif pilihan bagi mahasiswa baru yang ingin mendapatkan suasana aktivisme yang khas, diantaranya adalah dengan menjadikan : (a) KAMMI sebagai rumah ber­­­kum­pulnya maha­sis­wa dan pe­muda yang peduli kepada cita-cita ke­­mer­­de­kaan dan nasiona­lis­me bang­sa Indo­nesia, (b) KAM­MI se­bagai sarana pem­­be­la­ja­ran dan pe­ning­­katan intelek­tualitas ma­ha­siswa Indonesia, (c) KAMMI sebagai ge­ra­kan i­no­vator muda yang berkarya dan mengab­di un­tuk ke­pen­­tingan masyarakat In­donesia dan (d) KAMMI sebagai gerakan politik yang kritis mengawal kebijakan pemerintah In­donesia.

Pembentukan Panitia Khus­us, untuk menggerakkan program dan targetan rekrut­men nasional 100 Ribu Kader dibutuhkan pembentukan kepanitiaan khusus di tiap jenjang struktur organisasi baik dari tingkat pusat, wilayah, daerah hingga komisariat. Dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan efektivitas dari Pansus ini maka tim ini akan terdiri dari Koordinator, Kesekretariatan, Bendahara, Tim Logistik dan Manajer Kampanye di tiap jenjangnya.

Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Mahasiswa Baru, masa orientasi adalah masa yang paling penting bagi mahasiswa baru untuk men­cari informasi mengenai seluk beluk kehidupan kampus. Mulai dari informasi mencari rumah kosan, aktivisme kema­hasis­waan, kegiatan ekstrakulikuler kampus dan berbagai hal lainnya.

Sistem Numerasi Training KAMMI, pelaksanaan Daurah Marhalah I atau Training Pelatihan Dasar I yang dilak­sanakan di berbagai komisariat seringkali membuat para pengurus tidak bisa membe­dakan antara training yang satu dengan training lainnya. Untuk membuatnya menjadi lebih sistematis maka setiap training pelatihan dasar akan diberikan nama khusus yang kemudian akan menjadi sema­cam “identitas korps” bagi para peserta training.

Sistem Administrasi Kader Terpusat, melalui target rekrut­men nasional 100 Ribu Kader inipun menjadi momen­tum bagi KAMMI untuk mulai mem­bangun sistem pendataan dan administrasi yang lebih rapih dan sistematis. Diren­canakan mulai Agustus 2014, setiap setelah pe­lak­sanaan Da­u­­rah Mar­halah I atau Trai­ning Pe­latihan Dasar I, maka setiap data ter­kait de­ngan pe­latihan akan dikum­pul­kan da­­lam se­buah sistem ad­mi­nis­trasi ter­pusat yang dija­lankan da­lam skala nasional.

Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama, merupakan program terintegrasi dari departemen Kaderisasi bersama dengan departemen lainnya. Program ini merupakan rang­kaian program antar depar­temen yang diberikan kepada anggota baru selama 6 bulan pertama setelah anggota baru tersebut mengikuti Training Pelatihan Dasar I KAMMI.

Ir. Soekarno pernah berka­ta “beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!”. Bagi Soekarno, pemuda adalah aktor penggerak peru­bahan nasib suatu bangsa, di tangan para pemudalah masa depan suatu bangsa diper­taruhkan. Akan seperti apa jadinya masa depan suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pemudanya, jika pemudanya bermoral baik, berpendidikan dan kompetitif maka kemajuan suatu bangsa sudah dengan jelas dapat dilihat dan diprediksi.

Dengan semangat yang sama seperti yang dimiliki Ir. Soekarno dalam melihat pemu­da itulah, PP KAMMI melan­daskan dasar semangatnya atas Prog­ram “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebang­kitan Indo­nesia”. KAMMI ingin ikut berkontribusi dalam melahirkan generasi muda Indonesia yang memiliki kesadaran kebangsaan dan nasionalisme yang men­dalam, para aktivis mahasiswa yang kedepannya akan menjadi para pemimpin yang akan mengisi seluruh sektor kehi­dupan Indonesia mulai dari sektor pemerintahan, sektor bisnis dan sektor ketiga non-peme­rintahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar