Megabintang Real Madrid Cristiano Ronaldo
jadi Duta Pelestarian Mangrove di Indonesia. Yang menggaetnya adalah Forum
Peduli Mangrove melalui program Artha Graha Peduli.
Forum
Peduli Mangrove adalah gerakan pelestarian mangrove di Pulau Dewata yang
didukung lima lembaga pemberdayaan masyarakat yang berada di selatan
Tanjung Benoa, Bali.
"Saya senang dan bahagia Ronaldo
setuju mendukung kegiatan kami guna melestarikan hutan mangrove di
Indonesia," kata Pendiri Forum Peduli Mangrove Indonesia, Tomy
Winata, Senin (11 Maret) lalu.
Daya
tarik Ronaldo dianggap cocok menjadi duta penyelamatan mangrove. Ia juga
pantas sebagai panutan bagi seluruh lapisan masyarakat agar ikut menjaga
kelestarian hutan mangrove di Indonesia.
Ronaldo
sendiri merasa istimewa ikut berperan melestarikan mangrove di Indonesia.
"Saya memahami bahwa di
tempat-tempat yang banyak ditumbuhi mangrove terbentuk ekosistem yang dapat
melindungi dari hantaman ombak besar, sehingga banyak jiwa bisa
diselamatkan, dan mencegah kerusakan yang timbul," kata mantan
gelandang Manchester United berusia 28 yang pernah datang ke Aceh setelah
tragedi tsunami, sembilan tahun lalu itu.
Berita
tentang Ronaldo itu mengingatkan kita pada artikel yang ditayangkan situs
grup Virgin, virginmediapioneers.com, milik Richard Branson. Di situs yang
disediakan sebagai jejaring bagi para entrepreneur berbakat itu, anak buah
Branson mengangkat kisah mengenai 10 orang duta Pioneers Regional Ambassadors yang direkrutnya belum lama
berselang.
Para
duta itu diperkenalkan kepada publik berbagai wilayah di Inggris, dan
kemudian masyarakat dapat mengenali mereka lebih jauh, usaha apa saja yang
telah mereka rintis, bagaimana seluk-beluk usaha mereka hingga berhasil.
Lewat
perekrutan brand ambassadors seperti itu, Branson tidak
saja memberi wadah bagi para pengusaha berbakat yang selama ini seolah
bagai ‘mutiara dalam lumpur’, melainkan juga mempromosikan diri dan
perusahaannya secara efektif dan efisien.
Para
duta brand itu – yang kemudian disebut sebagai para
perintis (pioneer) – menjadikan Branson dan Virgin kian populer karena efek
‘getok-tular’ atau snowballing effect yang kian hari kian
menular lewat ‘words of mouth’ (atau words of mouse dalam
dunia Internet sekarang).
Branson
memang seorang yang stands out of the crowd– berani beda, sehingga
tak heran jika ia tergolong pebisnis yang banyak dibicarakan orang di
dunia, bukan saja karena menginisiasi dan inovasi cara terbang murah – yang
belakangan ditiru banyak perusahaan penerbangan lainnya – melainkan karena
lewat langkah-langkah terobosannya seperti Virgin Media Pioneers itu ia
memberi manfaat banyak pemuda berbakat, sekaligus mendapatkan manfaat dari
mereka.
Branson
memberi dukungan untuk melaksanakan kegiatan para ambassador itu. Selain
menjadi penyelenggara event yang mereka rancang, para
ambassador itu sekaligus menjadi duta bagi komunitas Pioneers
yang dibangun Virgin.
Kemudian, Virgin Media Pioneers akan bekerja dengan setiap kelompok yang
dibentuk masing-masing duta untuk berkolaborasi memaksimalkan kegiatan
usaha entrepreneurial, pembentukan relasi baru dan memanfaatkan kesempatan
yang ada di masing-masing wilayah tempat para pionir itu berbisnis.
Di
antara para pionir itu terdapat Zoe Jackson, seorang gadis cantik yang
mendirikan perusahaan dansa profesional sejak ia berumur 16 tahun, dan
pengusaha muda Jacob Hill (19 tahun) yang membangun usaha peralatan
berkemah.
Branson
berpendapat, setiap orang menghadapi tantangan berat saat memulai usaha sendiri
dan banyak rintangan yang sungguh menyulitkan.
“Tetapi dengan dukungan yang tepat dan
nasihat dari ahli, para wiraswastawan muda itu bisa menemukan jalan mereka
dan kami akan bersama mereka dalam setiap langkah sepanjang perjalanan,”
kata Branson.
Peran
Ambassador
Di
dalam dunia komunikasi seperti marketing
dan public relations (PR),
sesungguhnya terciptanya duta bagi sebuah brand – baik
berupa produk, jasa, atau ide – merupakan puncak ideal yang diidamkan
setiap perusahaan, organisasi atau brand.
Mari
kita tengok lebih jauh. Pada awalnya, ketika sebuah brand diperkenalkan,
maka target perusahaan atau organisasi pemilik brand hanya
meraih awareness pasar atau konsumen (atau ‘publik’ bagi PR). Pada
tahap ini, yang penting pasar atau publik sadar (aware) akan
‘adanya’ brand baru. Itu dilakukan antara lain lewat publikasi
media secara gratis atau iklan yang berbayar.
Publik
atau pasar yang sudah aware terhadap brand tadi
kemudian diharapkan dapat menerima kehadirannya, atau memiliki pengetahuan
tentang brand itu.
Selanjutnya,
berkat pengetahuan yang ada maka publik atau pasar akan memiliki persepsi
positif, yang terus meningkat menjadi kepercayaan (belief), dan sikap (attitude) positif
terhadapbrand tadi.
Tetapi attitude saja
tidak cukup. Perusahaan atau brand mengharapkan adanya tindakan(action) atau
perubahan perilaku (behavior), misalnya dari yang semula ‘punya
sikap positif tetapi belum mau membeli’ menjadi ‘melakukan pembelian’.
Ini
penting, sebab tidak semua konsumen (publik) yang bersikap positif terhadap
sebuah brand otomatis akan membeli atau menggunakan brand itu.
Di
ranah politik, attitude publik terhadap partai A,
misalnya, bisa saja positif, tetapi belum tentu saat pemilu berlangsung
mereka mencoblos partai A.
Dalam
dunia bisnis, boleh jadi Anda punya attitude yang baik
terhadap mobil X, misalnya; tetapi ketika punya uang yang cukup untuk
membeli mobil, Anda justru pergi ke showroom mobil Y yang
sekelas dengan X. Anda tidak melangkah ke showroom X,
meski barangkali harganya sedikit di bawah Y.
Bila
sebagai konsumen Anda puas terhadap mobil Y, boleh jadi Anda akan
merekomendasikanbrand Y tadi kepada orang lain, lewat words
of mouth(atau mouse komputer). Nah, saat itu artinya Anda telah menjadi ‘ambassador’ (duta)
bagi brand Y.
Maka
tidak heran bila para pemasar sangat menginginkan munculnya duta-duta bagi
brand mereka, sehingga belakangan muncul trend ramainya
brand ambassador yang dibayar, termasuk para ‘buzzer’ di
dunia Media Sosial seperti Twitter dan Facebook.
Ambassador
makin penting bila brand yang diwakilinya merupakan suatu ‘ide’ yang
relatif sulit ‘dijual’ atau kurang seksi, seperti pelestarian lingkungan.
Sehingga, sekali muncul seorangambassador sekelas Ronaldo,
sangat boleh jadi dampaknya akan sangat besar.
Dalam
waktu singkat kita bisa yakin Ronaldo akan menjadi lokomotif yang menarik
jutaan gerbong di belakangnya. Sehingga terjadilah snowballing
effect secara cepat, ketika berjuta-juta orang, mungkin sekali
para penggemar Ronaldo, ikut peduli kepada pelestarian mangrove. Malah,
bukan mustahil sebagian dari mereka akan bersemangat menyumbangkan dana
untuk itu. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar