Merasakan kenikmatan sesaat,
kemudian berakibat fatal bagi konsumennya, itulah 'nyanyian dusta' yang
disenandungkan oleh narkoba (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang).
Mengkomsumsi narkoba merupakan tindakan yang dilarang oleh agama dan
melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Larangan
ini semata-mata bukanlah untuk kepentingan sepihak, akan tetapi sifatnya
untuk kemaslahatan bersama, baik bagi yang kembali kepada konsumen, orang
lain, lingkungan, dan negara, maupun yang kembali kelak di akherat.
Senandung rayuan narkoba memang
sangat memikat sekali. Terlebih, kalau nyanyian itu dilantunkan untuk
generasi muda bangsa yang notabene kebanyakan suka berfoya-foya. Banyak
generasi muda bangsa kita ini telah terlena oleh rayuan dusta narkoba.
Tanpa mau berfikir panjang tentang dampak yang akan ditimbulkan, mereka
banyak yang mengkomsumsi narkoba. Sehingga, otak mereka menjadi kotor dan
teracuni. Akibatnya, mereka mudah sekali terkena godaan iblis untuk selalu
berbuat maksiat.
Kalau dilihat dari dampak
negatifnya, kita sudah mengetahui bagaimana bahaya dari narkoba, mulai dari
dampak dari level yang terendah sampai yang tertinggi. Dari bahaya narkoba,
akal seseorang yang asalnya waras bisa disulapnya menjadi tidak waras. Hati
yang terang bisa menjadi redup dan gelap gulita. Baik dan buruk sulit untuk
dibedakan karena mata hati sudah menjadi buta.
Hancurkan Bangsa
Dengan demikian, konsumen
narkoba akan mudah untuk menimbulkan kerusakan, mulai dari areal yang
bersifat lokal hingga ke ranah publik. Ujungnya, akan terjadi kehancuran dari
sebuah negara. Hal ini terjadi kerena moral bangsanya sudah rusak.
Sehingga, pemerintahan tidak bisa berjalan secara kondusif.
Janji-janji narkoba yang
disenandungkan bagi pengkomsumsinya hanyalah sebuah impian belaka. Justru
mereka itu seperti orang yang sudah menggali kuburannya sendiri sebelum
datangnya waktu kematian. Hal ini disebabkan karena dekatnya kematian bagi
pengkomsumsi narkoba.
Tengoklah Negeri China.
Dahulunya negeri ini adalah negeri yang besar dan kuat. Akan tetapi,
tatkala generasi bangsanya dijajah Inggris dengan candu (sejenis opium)
yang berakibat dapat menjadikan mereka lemah hingga berimbas China harus
tunduk kepada Inggris. Candu yang dieksploitasi serta dipropaganda secara
gencar dengan tujuan tertentu, bahwa asap candu menimbulkan 'mimpi indah'
di dalam tidur, dapat menghancurkan Negeri China. Dari candu-candu haram
ini, tersematlah perang yang terjadi antara China versus Britania Raya atau
Inggris dengan sebutan Perang Candu atau Perang Opium.
Tentunya jika kita mau
berfikir secara normal dengan sedalam dalamnya, dari seabrek bahaya yang
akan ditimbukan oleh narkoba, niscaya kita tidak akan mendekati apalagi
mengkomsumsinya. Apabila mata kita sudah melihat kalau di jalan yang akan
dilalui kaki ada sebuah duri yang tergeletak. Maka, kita tidak akan
menginjak duri tersebut jika tidak ingin kaki kita kesakitan karena luka
yang sudah pasti akan ditimbulkan. Maka dari itu, takutlah dari bahaya
tersebut. Janganlah mengkomsumsi narkoba jika ingin mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan akherat kelak.
Untuk akhir-akhir ini, kasus
tentang masalah narkoba telah menjalar di mana-mana. Sasaran empuknya tidak
memandang bulu, apakah dia orang rendahan, menengah atau kelas tinggi. Jika
tidak pintar-pintar dalam menjaga diri, niscaya kita akan menjadi objeknya
jua. Banyak sudah korban nyata yang ditimbulkan oleh narkoba yang telah
kita saksikan di layar televisi atau media lainnya.
Ironisnya, di negara kita ini,
orang-orang yang seharusnya menjadi teladan baik, khususnya bagi khalayak
banyak justru terjerat kasus narkoba. Banyak Artis kita yang masuk layar
lebar telah terjerat kasus narkoba. Mereka tidak bisa memberikan teladan
yang baik untuk masyarakat luas, terlebih penggemarnya.
Penggemarnya menjadi kecewa
karena mereka telah mencontohkan perilaku yang menyimpang dari agama dan
aturan yang ditetapkan oleh pihak pemerintah. Akibatnya, artis-artis kita
ini harus berurusan dengan pihak lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN).
Apabila vonis narkoba sudah valid untuk mereka, maka mereka mau atau tidak,
harus merelakan dirinya untuk tinggal di balik jeruji, entah dengan waktu
yang singkat atau bertahun-tahun.
Selain harus tinggal di dalam
sel penjara, sejumlah oknum artis kita juga harus merelakan nama harumnya
menjadi tidak semerbak lagi. Bahkan, keharuman namanya akan hilang dengan
diganti menjadi bunga-bunga yang tidak dapat memberikan bau yang wangi.
Padahal, seorang artis untuk menuju kepopuleran dalam dunia intertaiment
harus menempuh jalan yang terjal yang berliku-liku dan harus banyak memeras
keringat. Mengapa mereka merelakan buah dari hasil kerja keras yang
dilakukan bertahun-tahun harus disirnakan dengan satu kata,
"narkoba"?
Semoga dengan kasus narkoba
yang telah dialami oleh artis-artis kita, peristiwa itu bisa menjadi
pelajaran berharga bagi generasi yang tidak tahu atau yang belum
mengkomsumsinya. Narkoba, baik untuk kalangan artis maupun setiap anak
lainnya, saya tidak tahu. Jika ingin namamu harum dan dihormati banyak
orang, maka berilah contoh yang baik. Salah satu teladannya, yaitu jangan sampai
kita mengkomsumsi narkoba. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar