Sabtu, 16 Maret 2013

Rayuan Dusta Narkoba


Rayuan Dusta Narkoba
Amirul Ulum  ;  Esais asal Pati,
Ketua Website PP Al Anwar Sarang, Rembang, Jateng
SUARA KARYA, 16 Maret 2013


Merasakan kenikmatan sesaat, kemudian berakibat fatal bagi konsumennya, itulah 'nyanyian dusta' yang disenandungkan oleh narkoba (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang). Mengkomsumsi narkoba merupakan tindakan yang dilarang oleh agama dan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Larangan ini semata-mata bukanlah untuk kepentingan sepihak, akan tetapi sifatnya untuk kemaslahatan bersama, baik bagi yang kembali kepada konsumen, orang lain, lingkungan, dan negara, maupun yang kembali kelak di akherat.

Senandung rayuan narkoba memang sangat memikat sekali. Terlebih, kalau nyanyian itu dilantunkan untuk generasi muda bangsa yang notabene kebanyakan suka berfoya-foya. Banyak generasi muda bangsa kita ini telah terlena oleh rayuan dusta narkoba. Tanpa mau berfikir panjang tentang dampak yang akan ditimbulkan, mereka banyak yang mengkomsumsi narkoba. Sehingga, otak mereka menjadi kotor dan teracuni. Akibatnya, mereka mudah sekali terkena godaan iblis untuk selalu berbuat maksiat.

Kalau dilihat dari dampak negatifnya, kita sudah mengetahui bagaimana bahaya dari narkoba, mulai dari dampak dari level yang terendah sampai yang tertinggi. Dari bahaya narkoba, akal seseorang yang asalnya waras bisa disulapnya menjadi tidak waras. Hati yang terang bisa menjadi redup dan gelap gulita. Baik dan buruk sulit untuk dibedakan karena mata hati sudah menjadi buta.

Hancurkan Bangsa

Dengan demikian, konsumen narkoba akan mudah untuk menimbulkan kerusakan, mulai dari areal yang bersifat lokal hingga ke ranah publik. Ujungnya, akan terjadi kehancuran dari sebuah negara. Hal ini terjadi kerena moral bangsanya sudah rusak. Sehingga, pemerintahan tidak bisa berjalan secara kondusif.

Janji-janji narkoba yang disenandungkan bagi pengkomsumsinya hanyalah sebuah impian belaka. Justru mereka itu seperti orang yang sudah menggali kuburannya sendiri sebelum datangnya waktu kematian. Hal ini disebabkan karena dekatnya kematian bagi pengkomsumsi narkoba.

Tengoklah Negeri China. Dahulunya negeri ini adalah negeri yang besar dan kuat. Akan tetapi, tatkala generasi bangsanya dijajah Inggris dengan candu (sejenis opium) yang berakibat dapat menjadikan mereka lemah hingga berimbas China harus tunduk kepada Inggris. Candu yang dieksploitasi serta dipropaganda secara gencar dengan tujuan tertentu, bahwa asap candu menimbulkan 'mimpi indah' di dalam tidur, dapat menghancurkan Negeri China. Dari candu-candu haram ini, tersematlah perang yang terjadi antara China versus Britania Raya atau Inggris dengan sebutan Perang Candu atau Perang Opium.

Tentunya jika kita mau berfikir secara normal dengan sedalam dalamnya, dari seabrek bahaya yang akan ditimbukan oleh narkoba, niscaya kita tidak akan mendekati apalagi mengkomsumsinya. Apabila mata kita sudah melihat kalau di jalan yang akan dilalui kaki ada sebuah duri yang tergeletak. Maka, kita tidak akan menginjak duri tersebut jika tidak ingin kaki kita kesakitan karena luka yang sudah pasti akan ditimbulkan. Maka dari itu, takutlah dari bahaya tersebut. Janganlah mengkomsumsi narkoba jika ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat kelak.

Untuk akhir-akhir ini, kasus tentang masalah narkoba telah menjalar di mana-mana. Sasaran empuknya tidak memandang bulu, apakah dia orang rendahan, menengah atau kelas tinggi. Jika tidak pintar-pintar dalam menjaga diri, niscaya kita akan menjadi objeknya jua. Banyak sudah korban nyata yang ditimbulkan oleh narkoba yang telah kita saksikan di layar televisi atau media lainnya.

Ironisnya, di negara kita ini, orang-orang yang seharusnya menjadi teladan baik, khususnya bagi khalayak banyak justru terjerat kasus narkoba. Banyak Artis kita yang masuk layar lebar telah terjerat kasus narkoba. Mereka tidak bisa memberikan teladan yang baik untuk masyarakat luas, terlebih penggemarnya.

Penggemarnya menjadi kecewa karena mereka telah mencontohkan perilaku yang menyimpang dari agama dan aturan yang ditetapkan oleh pihak pemerintah. Akibatnya, artis-artis kita ini harus berurusan dengan pihak lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN). Apabila vonis narkoba sudah valid untuk mereka, maka mereka mau atau tidak, harus merelakan dirinya untuk tinggal di balik jeruji, entah dengan waktu yang singkat atau bertahun-tahun.

Selain harus tinggal di dalam sel penjara, sejumlah oknum artis kita juga harus merelakan nama harumnya menjadi tidak semerbak lagi. Bahkan, keharuman namanya akan hilang dengan diganti menjadi bunga-bunga yang tidak dapat memberikan bau yang wangi. Padahal, seorang artis untuk menuju kepopuleran dalam dunia intertaiment harus menempuh jalan yang terjal yang berliku-liku dan harus banyak memeras keringat. Mengapa mereka merelakan buah dari hasil kerja keras yang dilakukan bertahun-tahun harus disirnakan dengan satu kata, "narkoba"?

Semoga dengan kasus narkoba yang telah dialami oleh artis-artis kita, peristiwa itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang tidak tahu atau yang belum mengkomsumsinya. Narkoba, baik untuk kalangan artis maupun setiap anak lainnya, saya tidak tahu. Jika ingin namamu harum dan dihormati banyak orang, maka berilah contoh yang baik. Salah satu teladannya, yaitu jangan sampai kita mengkomsumsi narkoba. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar