Indonesia
Hebat, Sehebat Apa?
AS Laksana ; Sastrawan, Pengarang, Wartawan
|
JAWA
POS, 24 Agustus 2014
SEPERTI
Anda, sebagai warga negara saya akan merasa sangat gembira jika Indonesia
berhasil menjadi negara hebat, sesuai dengan slogan kampanye presiden dan
wakil presiden terpilih Jokowi-Jusuf Kalla, yang bunyinya: Indonesia Hebat.
Slogan
tersebut mungkin hanya slogan kampanye yang dimaksudkan untuk membuat para
pemilih tertarik. Tetapi, saya akan serius menanggapi slogan itu dan saya
mengharapkan pemerintahan yang baru nanti juga serius mempertanggungjawabkan
slogan yang sudah mereka kampanyekan. Jika pemerintah lupa dan kita tidak
serius menanggapi itu, ia hanya akan menjadi slogan kosong –sesuatu yang kita
sudah hafal karena hal semacam itu terlalu sering diproduksi oleh para
politisi kita di waktu-waktu lalu. Jika kita serius, kita akan bisa
mengajukan banyak pertanyaan berkenaan dengan slogan tersebut. Tiga di
antaranya seperti ini:
Negara
mana yang sekarang ini bisa disebut hebat dan apakah kita akan menjadi
seperti itu? Dengan cara bagaimana pemerintahan baru mewujudkan Indonesia
Hebat? Hebat di segala bidang, atau di bidang tertentu saja?
Anda
tahu, semua bidang berkepentingan dengan bunyi slogan tersebut. Maksud saya,
jika slogan tersebut benar-benar hendak diwujudkan, mau tak mau kita harus
mewujudkannya di segala bidang.
Artinya,
kita perlu mewujudkan Indonesia Hebat di bidang pengentasan kemiskinan, di
bidang pemikiran, di bidang perdagangan, di bidang pemberantasan korupsi, di
bidang militer, di bidang sains dan teknologi, di bidang pertanian, di bidang
perfilman, di bidang kesusastraan, di bidang pariwisata, di bidang sepak
bola, di bidang kedokteran, di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, di
bidang transportasi umum, di bidang pembangunan jalan raya, di bidang
pendidikan, di bidang kehidupan bersama, dan seterusnya. Tentu saja, di
bidang permudikan kita juga harus hebat. Urusan mudik menjadi berita besar
setiap tahun dan peminatnya selalu banyak.
Ada
banyak detail yang harus kita bicarakan untuk memeriksa seperti apa yang
dimaksudkan sebagai Indonesia Hebat. Ada banyak bidang yang masing-masing
penting bagi setiap orang yang menggelutinya. Bagi seorang penggemar sepak
bola, Indonesia Hebat mungkin adalah sebuah negara dengan tim nasional yang
mampu menjadi juara dunia, atau setidaknya mampu bersaing dengan
kekuatan-kekuatan sepak bola dari negara-negara adidaya sepak bola dunia.
Misalnya, kita mampu mengalahkan kesebelasan nasional Jerman dalam kejuaraan
dunia atau apes-apesnya bisa menahan imbang.
Bagi
peminat sains dan teknologi, Indonesia Hebat mungkin adalah pengiriman
astronot Indonesia ke Planet Jupiter. Atau, jika kita ingin menggabungkan
kehebatan sains dan ketakwaan religius, bisa saja kita memulai sebuah proyek
besar untuk mengirim astronot ke sidratil muntaha.
Bagi
sejumlah orang lain, mungkin negara yang hebat adalah negara yang mampu
menyediakan kesempatan kepada setiap warga untuk mewujudkan kreativitas
mereka dan mendorong bakat-bakat cemerlang yang kita miliki untuk berkembang
mencapai kemungkinan tertinggi mereka. Dalam bidang perfilman, kita bisa
melahirkan sineas-sineas besar yang mampu menyampaikan kepada khalayak
perfilman dunia bahwa film-film Indonesia adalah mutiara yang amat berharga.
Dalam bidang kesastraan, kita bisa melahirkan para penulis yang mampu
melahirkan karya-karya besar setara dengan para penulis besar yang pernah ada
di muka bumi. Dalam bidang keilmuan, kita mampu melahirkan para ilmuwan dan
pemikir besar yang setara keampuhannya dengan para pemikir besar yang pernah
ada.
Dalam
urusan sehari-hari yang lebih pragmatis, Indonesia Hebat mungkin adalah
sebuah situasi di mana orang sakit, entah kaya entah miskin, akan mudah
mendapatkan pengobatan, jalan raya menjadi lancar, dan birokrasi bekerja
sempurna melayani kepentingan publik. Dengan kata lain, setiap urusan menjadi
jauh lebih mudah. Segala urusan yang mestinya mudah –misalnya, pengurusan
KTP, SIM, dan surat-surat resmi– tidak diperumit dan harus memakan waktu
panjang. Jika urusan mudah menjadi rumit, kita akan selalu memerlukan jasa
calo dan itu akan membuat biayanya berlipat-lipat lebih mahal.
Masih
ada banyak sekali bidang lain yang digeluti warga negara Indonesia dan setiap
bidang akan merumuskan sendiri definisi Indonesia Hebat itu. Kita akan
mendapatkan definisi tersendiri dari para dokter, dari para pelaku
perdagangan, para petani, nelayan, buruh pabrik, pengelola industri alat-alat
berat, pengelola jasa pengiriman TKI, dan sebagainya.
Dan,
Anda tahu, situasi di semua bidang terasa sangat mendesak untuk dijadikan
hebat. Semua akan merasa perlu mendapatkan prioritas utama.
Sekarang
kita sedang menunggu susunan kabinet yang baru dan ingin melihat apakah
kabinet itu nanti benar-benar diisi oleh orang-orang yang mampu mewujudkan
gagasan Indonesia Hebat. Ada proses yang menyenangkan dalam penyusunan
kabinet kali ini, yakni rakyat itu terlibat menyodorkan nama-nama pilihan
mereka. Itu sesuatu yang baru dalam perpolitikan kita dan saya kira itu
karena tingkat partisipasi publik yang sangat besar dalam pemilihan presiden.
Mereka
merasa ini sebuah kemenangan bersama dan mereka melanjutkan partisipasi
dengan cara menyodorkan nama-nama yang menurut pertimbangan mereka layak di jajaran
kabinet baru. Tentu saja, penyusunan kabinet adalah urusan presiden dan wakil
presiden terpilih. Mereka akan memilih orang yang, menurut mereka, tepat
dengan berbagai pertimbangan. Termasuk pertimbangan politik untuk mengamankan
agar pemerintahan mendatang tidak dihadang dan dijegal-jegal oleh parlemen
dalam menjalankan program-programnya. Pertimbangan terakhir itu merupakan hal
yang pelik dan memiliki kemungkinan akan mengecewakan para relawan pendukung.
Menyusun
kabinet, sembari mempertimbangkan para penghuni Senayan, sudah barang tentu
akan memaksa lahirnya keputusan-keputusan pragmatis, dalam pengertian bahwa
orang-orang di jajaran kabinet baru bisa memuaskan kepentingan politik
wakil-wakil partai di DPR. Bagaimanapun, itu menjadi bibit kekecewaan.
Sekiranya
Anda tertarik dengan kasak-kusuk politik, sekarang adalah saat yang paling
menggairahkan. Masing-masing kepentingan berminat menempatkan orangnya di
dalam kabinet. Termasuk bagaimana mereka membuat pertimbangan untuk lima
tahun mendatang.
Saya
mendengar juga kasak-kusuk yang tidak menggembirakan tentang siapa harus
ditempatkan di mana dan siapa yang diperkirakan akan menjadi ancaman paling
serius lima tahun mendatang. Orang seperti itu, kalau bisa, jangan pernah
diberi tempat yang strategis meski dia memiliki peran besar dalam masa
kampanye.
Itu
kasak-kusuk atau pemikiran yang mengecewakan. Orang-orang yang baik, yang
memiliki visi cemerlang, dan mampu bekerja untuk mewujudkan visinya bukanlah
ancaman bagi siapa pun. Dia berkah bagi negara ini jika kita memiliki orang
yang seperti itu. Dia perlu mendapatkan tempat terbaik, bukan justru
dimatikan.
Seorang
politikus mungkin cenderung membuat keputusan dengan pertimbangan seperti
ini: dia akan mengerdilkan siapa saja yang dia anggap ancaman di masa depan.
Namun, seorang negawaran berpikir sebaliknya, dia akan memilih orang-orang
yang tepat di setiap posisi dan mendorong setiap orang untuk bekerja optimum
di posisi masing-masing. Menteri-menteri yang baik, yang dicintai rakyat,
adalah berkah bagi pemerintahannya dan bukan ancaman. Mereka adalah
orang-orang yang dibutuhkan rakyat dan negara untuk menjadikan negara ini
kian hebat di masa mendatang.
Tentu
pemerintahan baru memerlukan kabinet yang diisi oleh orang-orang yang
kompeten dan sekaligus kuat secara politik. Namun, para politisi adalah kaum
yang alot dan mereka tidak begitu memedulikan kompetensi. Memikirkan
kasak-kusuk di antara mereka, saya rasa-rasanya ingin tidur saja, seperti
para pemuda dalam kisah ashabul kahfi, yang tertidur di dalam gua selama 300
tahun –mungkin saya cukup tidur 60 tahun yang terasa seperti sehari. Jadi,
ketika bangun nanti, umur saya sudah 106, tetapi dengan penampilan fisik
empat puluh enam, dan pada saat itu saya melihat Indonesia Baru. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar