Senin, 25 Agustus 2014

Indonesia Hebat, Sehebat Apa?

                                 Indonesia Hebat, Sehebat Apa?

AS Laksana  ;  Sastrawan, Pengarang, Wartawan
JAWA POS, 24 Agustus 2014
                                                


SEPERTI Anda, sebagai warga negara saya akan merasa sangat gembira jika Indonesia berhasil menjadi negara hebat, sesuai dengan slogan kampanye presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-Jusuf Kalla, yang bunyinya: Indonesia Hebat.

Slogan tersebut mungkin hanya slogan kampanye yang dimaksudkan untuk membuat para pemilih tertarik. Tetapi, saya akan serius menanggapi slogan itu dan saya mengharapkan pemerintahan yang baru nanti juga serius mempertanggungjawabkan slogan yang sudah mereka kampanyekan. Jika pemerintah lupa dan kita tidak serius menanggapi itu, ia hanya akan menjadi slogan kosong –sesuatu yang kita sudah hafal karena hal semacam itu terlalu sering diproduksi oleh para politisi kita di waktu-waktu lalu. Jika kita serius, kita akan bisa mengajukan banyak pertanyaan berkenaan dengan slogan tersebut. Tiga di antaranya seperti ini:

Negara mana yang sekarang ini bisa disebut hebat dan apakah kita akan menjadi seperti itu? Dengan cara bagaimana pemerintahan baru mewujudkan Indonesia Hebat? Hebat di segala bidang, atau di bidang tertentu saja?

Anda tahu, semua bidang berkepentingan dengan bunyi slogan tersebut. Maksud saya, jika slogan tersebut benar-benar hendak diwujudkan, mau tak mau kita harus mewujudkannya di segala bidang.

Artinya, kita perlu mewujudkan Indonesia Hebat di bidang pengentasan kemiskinan, di bidang pemikiran, di bidang perdagangan, di bidang pemberantasan korupsi, di bidang militer, di bidang sains dan teknologi, di bidang pertanian, di bidang perfilman, di bidang kesusastraan, di bidang pariwisata, di bidang sepak bola, di bidang kedokteran, di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, di bidang transportasi umum, di bidang pembangunan jalan raya, di bidang pendidikan, di bidang kehidupan bersama, dan seterusnya. Tentu saja, di bidang permudikan kita juga harus hebat. Urusan mudik menjadi berita besar setiap tahun dan peminatnya selalu banyak.

Ada banyak detail yang harus kita bicarakan untuk memeriksa seperti apa yang dimaksudkan sebagai Indonesia Hebat. Ada banyak bidang yang masing-masing penting bagi setiap orang yang menggelutinya. Bagi seorang penggemar sepak bola, Indonesia Hebat mungkin adalah sebuah negara dengan tim nasional yang mampu menjadi juara dunia, atau setidaknya mampu bersaing dengan kekuatan-kekuatan sepak bola dari negara-negara adidaya sepak bola dunia. Misalnya, kita mampu mengalahkan kesebelasan nasional Jerman dalam kejuaraan dunia atau apes-apesnya bisa menahan imbang.

Bagi peminat sains dan teknologi, Indonesia Hebat mungkin adalah pengiriman astronot Indonesia ke Planet Jupiter. Atau, jika kita ingin menggabungkan kehebatan sains dan ketakwaan religius, bisa saja kita memulai sebuah proyek besar untuk mengirim astronot ke sidratil muntaha.

Bagi sejumlah orang lain, mungkin negara yang hebat adalah negara yang mampu menyediakan kesempatan kepada setiap warga untuk mewujudkan kreativitas mereka dan mendorong bakat-bakat cemerlang yang kita miliki untuk berkembang mencapai kemungkinan tertinggi mereka. Dalam bidang perfilman, kita bisa melahirkan sineas-sineas besar yang mampu menyampaikan kepada khalayak perfilman dunia bahwa film-film Indonesia adalah mutiara yang amat berharga. Dalam bidang kesastraan, kita bisa melahirkan para penulis yang mampu melahirkan karya-karya besar setara dengan para penulis besar yang pernah ada di muka bumi. Dalam bidang keilmuan, kita mampu melahirkan para ilmuwan dan pemikir besar yang setara keampuhannya dengan para pemikir besar yang pernah ada.

Dalam urusan sehari-hari yang lebih pragmatis, Indonesia Hebat mungkin adalah sebuah situasi di mana orang sakit, entah kaya entah miskin, akan mudah mendapatkan pengobatan, jalan raya menjadi lancar, dan birokrasi bekerja sempurna melayani kepentingan publik. Dengan kata lain, setiap urusan menjadi jauh lebih mudah. Segala urusan yang mestinya mudah –misalnya, pengurusan KTP, SIM, dan surat-surat resmi– tidak diperumit dan harus memakan waktu panjang. Jika urusan mudah menjadi rumit, kita akan selalu memerlukan jasa calo dan itu akan membuat biayanya berlipat-lipat lebih mahal.

Masih ada banyak sekali bidang lain yang digeluti warga negara Indonesia dan setiap bidang akan merumuskan sendiri definisi Indonesia Hebat itu. Kita akan mendapatkan definisi tersendiri dari para dokter, dari para pelaku perdagangan, para petani, nelayan, buruh pabrik, pengelola industri alat-alat berat, pengelola jasa pengiriman TKI, dan sebagainya.

Dan, Anda tahu, situasi di semua bidang terasa sangat mendesak untuk dijadikan hebat. Semua akan merasa perlu mendapatkan prioritas utama.

Sekarang kita sedang menunggu susunan kabinet yang baru dan ingin melihat apakah kabinet itu nanti benar-benar diisi oleh orang-orang yang mampu mewujudkan gagasan Indonesia Hebat. Ada proses yang menyenangkan dalam penyusunan kabinet kali ini, yakni rakyat itu terlibat menyodorkan nama-nama pilihan mereka. Itu sesuatu yang baru dalam perpolitikan kita dan saya kira itu karena tingkat partisipasi publik yang sangat besar dalam pemilihan presiden.

Mereka merasa ini sebuah kemenangan bersama dan mereka melanjutkan partisipasi dengan cara menyodorkan nama-nama yang menurut pertimbangan mereka layak di jajaran kabinet baru. Tentu saja, penyusunan kabinet adalah urusan presiden dan wakil presiden terpilih. Mereka akan memilih orang yang, menurut mereka, tepat dengan berbagai pertimbangan. Termasuk pertimbangan politik untuk mengamankan agar pemerintahan mendatang tidak dihadang dan dijegal-jegal oleh parlemen dalam menjalankan program-programnya. Pertimbangan terakhir itu merupakan hal yang pelik dan memiliki kemungkinan akan mengecewakan para relawan pendukung.

Menyusun kabinet, sembari mempertimbangkan para penghuni Senayan, sudah barang tentu akan memaksa lahirnya keputusan-keputusan pragmatis, dalam pengertian bahwa orang-orang di jajaran kabinet baru bisa memuaskan kepentingan politik wakil-wakil partai di DPR. Bagaimanapun, itu menjadi bibit kekecewaan.

Sekiranya Anda tertarik dengan kasak-kusuk politik, sekarang adalah saat yang paling menggairahkan. Masing-masing kepentingan berminat menempatkan orangnya di dalam kabinet. Termasuk bagaimana mereka membuat pertimbangan untuk lima tahun mendatang.

Saya mendengar juga kasak-kusuk yang tidak menggembirakan tentang siapa harus ditempatkan di mana dan siapa yang diperkirakan akan menjadi ancaman paling serius lima tahun mendatang. Orang seperti itu, kalau bisa, jangan pernah diberi tempat yang strategis meski dia memiliki peran besar dalam masa kampanye.

Itu kasak-kusuk atau pemikiran yang mengecewakan. Orang-orang yang baik, yang memiliki visi cemerlang, dan mampu bekerja untuk mewujudkan visinya bukanlah ancaman bagi siapa pun. Dia berkah bagi negara ini jika kita memiliki orang yang seperti itu. Dia perlu mendapatkan tempat terbaik, bukan justru dimatikan.

Seorang politikus mungkin cenderung membuat keputusan dengan pertimbangan seperti ini: dia akan mengerdilkan siapa saja yang dia anggap ancaman di masa depan. Namun, seorang negawaran berpikir sebaliknya, dia akan memilih orang-orang yang tepat di setiap posisi dan mendorong setiap orang untuk bekerja optimum di posisi masing-masing. Menteri-menteri yang baik, yang dicintai rakyat, adalah berkah bagi pemerintahannya dan bukan ancaman. Mereka adalah orang-orang yang dibutuhkan rakyat dan negara untuk menjadikan negara ini kian hebat di masa mendatang.

Tentu pemerintahan baru memerlukan kabinet yang diisi oleh orang-orang yang kompeten dan sekaligus kuat secara politik. Namun, para politisi adalah kaum yang alot dan mereka tidak begitu memedulikan kompetensi. Memikirkan kasak-kusuk di antara mereka, saya rasa-rasanya ingin tidur saja, seperti para pemuda dalam kisah ashabul kahfi, yang tertidur di dalam gua selama 300 tahun –mungkin saya cukup tidur 60 tahun yang terasa seperti sehari. Jadi, ketika bangun nanti, umur saya sudah 106, tetapi dengan penampilan fisik empat puluh enam, dan pada saat itu saya melihat Indonesia Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar