Siapa Pemilik Isar
Gas, Perusahaan yang Terlibat Dugaan Korupsi PGN Aisha Shaidra : Jurnalis Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 27
Agustus 2023
KANTOR PT Isar Gas di
lantai 12 Plaza Asia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tampak
lengang pada Kamis siang, 24 Agustus lalu. Hanya ada seorang pria di ruang
resepsionis. “Bapak tidak ada di kantor,” ucap pria bernama Yahya itu saat
Tempo meminta bertemu dengan Direktur Utama Isar Gas Iswan Ibrahim. Yahya tak
memberi jawaban saat Tempo menanyakan pihak lain yang bisa ditemui siang itu.
Nama Isar Gas muncul dalam
laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap pengelolaan
pendapatan, belanja, dan investasi pada 2017 hingga semester I 2022 PT
Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN. Laporan itu menyebutkan PGN memberikan
uang muka kepada PT Inti Alasindo Energy, perusahaan yang terafiliasi dengan
Isar Gas. Pembayaran uang muka untuk jual-beli gas itu, menurut BPK, tak
didukung mitigasi risiko yang memadai sehingga menimbulkan potensi tak
tertagih hingga US$ 14,194 juta atau sekitar Rp 217,2 miliar. Pemberian uang muka itu
berawal dari kesepakatan antara PGN dan perusahaan terafiliasi Isar Gas,
yaitu PT Inti Alasindo Energy, PT Banten Inti Gasindo, dan PT Isar Aryaguna,
pada 2 November 2017. Ada empat kesepakatan tentang perikatan perjanjian
jual-beli gas yang bersumber dari Husky CNOOC Madura Ltd (HCML). Inti Alasindo adalah
perusahaan yang mendapat jatah dari lapangan yang dikelola HCML. Selain
mengakuri jual-beli gas, PGN menyepakati rencana akuisisi saham grup Isar Gas
serta klausul menjadikan PGN penyedia gas untuk semua afiliasi Isar Gas.
Kesepakatan jual-beli gas ini disebut Proyek Libra. Belakangan, kesepakatan
ini gagal karena sejumlah persoalan. PGN seharusnya menerima kembali sebagian
uang muka yang telah diberikan. Pembayaran itu kini mandek. Menurut laporan
BPK, PGN kemudian menjadikan uang muka itu kerugian karena berpotensi tidak
tertagih. Isar Gas dan perusahaan terafiliasinya tak dapat menuntaskan
pengembalian uang muka hingga kontrak perjanjian jual-beli gas berakhir. BPK menyebutkan uang muka
yang berpotensi tak tertagih itu berawal dari persetujuan direksi PGN pada
2017 yang tidak mempertimbangkan mitigasi risiko. Dalam laporan BPK
disebutkan Direktur Komersial PGN pada 2017 menyusun dan menyetujui rencana
kerja sama serta pemberian uang muka kepada grup Isar Gas tanpa
mempertimbangkan mitigasi risiko dan analisis untung-rugi serta tidak
didukung jaminan yang memadai. Untuk menyelesaikan urusan
utang-piutang ini, Isar Gas pernah menawari PGN mengakuisisi sahamnya atau
saham perusahaan yang terafiliasi. PGN juga bisa memanfaatkan infrastruktur
jaringan pipa Isar Gas. Namun masalah ini kadung menjadi perkara yang diusut
Komisi Pemberantasan Korupsi. Direktur Utama PGN Arief Handoko membenarkan
kabar itu. Namun Arief tidak menjelaskan langkah penyelesaian yang akan
diambil. “Masih dalam proses, karena ini sudah masuk ranah KPK. Kita tunggu
saja hasil pemeriksaan KPK,” katanya pada Kamis, 24 Agustus lalu. Berdasarkan penelusuran
Tempo, Isar Gas adalah perusahaan yang sahamnya dikuasai PT Inti Alasindo dan
PT Isar Aryaguna. PT Inti Alasindo adalah perusahaan yang didirikan Arso Sadewo
Tjokrosoebroto pada 1993. Arso memulai bisnisnya sebagai pemasok peralatan
untuk beberapa perusahaan minyak asing di Indonesia. Dia juga memiliki bisnis
ekspor sepatu olahraga dan pakaian ke Eropa. Di industri otomotif, Arso
dikenal sebagai pembalap mobil dan pemilik Auto Stage, showroom mobil mewah
di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam akta perusahaan PT
Inti Alasindo, Arso menguasai saham mayoritas sebanyak 19.200 lembar.
Sedangkan 4.800 lembar dipegang oleh Iswan Ibrahim yang menjadi komisaris di
perusahaan tersebut. Iswan Ibrahim mulanya bergabung dengan anak perusahaan
Isar Gas, PT Masula Agung Garbhamas, pada 1998. Pada 2007, Iswan diangkat
sebagai Presiden Direktur Isar Gas. Mantan pejabat PT PGN
menyebutkan Iswan lebih aktif di Isar Gas daripada Arso. “Dia (Arso Sadewo)
tidak banyak tahu soal aksi perusahaan,” ucap sumber tersebut pada Rabu, 23
Agustus lalu. Sejumlah aksi korporasi Isar Gas, menurut salah satu pejabat
aktif PGN, lebih banyak diketahui Iswan, termasuk transaksi jual-beli Isar
Gas dengan PGN yang sedang diselidiki KPK. Hubungan Arso dengan Iswan
tak berhenti sebagai sesama pemilik saham Inti Alasindo. Keduanya juga
tercatat sebagai komisaris utama dan komisaris serta penguasa saham PT Inti
Alasindo Energy, yang berbisnis distribusi gas serta jasa pengangkutan gas
melalui jaringan pipa. Informasi di situs web Isar Gas menyebutkan Inti
Alasindo Energy didirikan Inti Alasindo pada 2006 sebagai entitas perdagangan
gas di Jawa Timur dan menjadi salah satu pembeli pasokan gas dari lapangan
yang dikelola HCML sejak 2007 untuk jangka waktu 20 tahun. Nama Arso, Iswan, dan Isar
Gas juga pernah muncul dalam proyek pembangunan pipa di Blok Rokan, Riau,
yang digarap PT Pertamina Gas atau Pertagas, salah satu perusahaan yang
terafiliasi dengan PT Pertamina (Persero). Dalam proyek tersebut, Isar Gas
adalah calon mitra investasi Pertagas. Di luar bisnis gas, nama
Iswan muncul dalam persidangan Eni Maulani Saragih, Wakil Ketua Komisi Energi
Dewan Perwakilan Rakyat yang tersangkut kasus korupsi proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Riau-1 pada 2019. Dalam sidang yang berlangsung di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 8 Januari 2019, Iswan mengaku
memberikan uang Rp 250 juta kepada Eni Saragih untuk membantu pencalonan
suami Eni menjadi Bupati Temanggung, Jawa Tengah. “Beliau (Eni) meminta
bantuan untuk memenangi pemilihan kepala daerah," tutur Iswan kepada
jaksa KPK saat itu. (Baca: Pengakuan Eni Saragih dalam Korupsi PLTU Riau) Selain Iswan dan Arso, di
tubuh Isar Gas ada nama Wachid Hasim yang duduk sebagai direktur utama.
Wachid mulanya bergabung dengan PT Banten Inti Gasindo sebagai manajer
proyek. Ia diangkat menjadi pejabat eksekutif Isar Gas pada 2013. Tiga tahun
kemudian, Wachid menjabat komisaris Isar Gas sampai 2020, sebelum diangkat
menjadi direktur utama. Baik Arso, Iswan, maupun
Wachid tak memberi respons apa pun terhadap sejumlah pertanyaan yang diajukan
Tempo. Sekretaris Perusahaan Isar Gas Riri Sajid hanya menjawab singkat
permohonan wawancara Tempo melalui pesan elektronik pada Kamis, 24 Agustus
lalu. “Mohon maaf, untuk saat ini kami tidak dapat memberikan klarifikasi apa
pun mengingat proses yang saat ini sedang berjalan,” ujarnya. ● Sumber : https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/169596/pemilik-isar-gas |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar