Minggu, 27 Agustus 2023

 

Bagaimana Polutan Dapat Berada di Udara?

Dodo Gunawan : Dosen Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG)

KOMPAS, 26 Agustus 2023

 

 

                                                           

Proses terperangkapnya polutan di udara melibatkan berbagai mekanisme fisika dan kimia, yang memungkinkan partikel atau zat-zat pencemar tetap berada di atmosfer daripada jatuh ke permukaan bumi secara langsung.

 

Ada beberapa cara polutan dapat terperangkap di udara. Pertama, penjalaran udara (air dispersion). Polutan dapat tercampur dengan udara yang ada di atmosfer dan diangkut oleh aliran udara. Polutan ini dapat menyebar luas dalam atmosfer bergantung pada kecepatan dan arah angin.

 

Penjalaran tersebut dapat mengurangi konsentrasi polutan di satu lokasi tertentu, tetapi juga dapat membawa polutan ke daerah-daerah lain yang awalnya bersih.

 

Kedua, adsorpsi dan absorpsi. Polutan bisa melekat pada permukaan partikel-partikel kecil di udara, seperti debu atau butiran air. Proses ini disebut adsorpsi. Selain itu, polutan juga bisa diabsorpsi oleh tetesan-tetesan air di udara. Kedua mekanisme ini memungkinkan polutan terus berada di udara dan tidak jatuh ke permukaan.

 

Ketiga, kondensasi. Polutan yang ada dalam bentuk gas bisa berubah menjadi cairan atau padatan jika suhu dan tekanan di atmosfer berubah. Polutan- polutan ini dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar, yang cenderung terjebak di udara dan tak jatuh ke tanah.

 

Keempat, pengendapan gravitasi. Partikel-partikel polutan yang cukup besar dan berat akan mengendap ke tanah akibat gaya gravitasi. Namun, ukuran partikel ini harus mencukupi agar dapat mengatasi hambatan udara dan mencapai permukaan.

 

Kelima, proses kimia. Beberapa polutan bisa terikat dalam reaksi kimia dengan molekul lain di atmosfer, menghasilkan senyawa-senyawa baru. Senyawa-senyawa ini mungkin lebih stabil di udara dan tidak mudah terurai sehingga tetap terperangkap dalam atmosfer.

 

Keenam, inversi termal. Fenomena inversi termal terjadi ketika udara hangat berada di atas udara dingin, yang mengakibatkan lapisan udara dingin menahan polutan di bawahnya. Polutan yang terperangkap dalam lapisan udara dingin ini tidak dapat naik ke atas dan terdispersi.

 

Kombinasi dari faktor-faktor di atas akan menentukan sejauh mana polutan terperangkap di udara dan berapa lama mereka akan bertahan di atmosfer sebelum jatuh ke permukaan bumi atau mengalami proses lain yang mengubah sifat-sifatnya.

 

Penting untuk memahami proses ini agar dapat mengelola polusi udara dan melindungi kualitas udara yang kita hirup.

 

Menghilangkan poluta

 

Apakah dengan adanya hujan, polutan di udara dapat tercuci sehingga udara lebih bersih? Ya, hujan memiliki potensi untuk membersihkan atmosfer dari polutan dan membuat udara terasa lebih segar. Proses ini dikenal sebagai ”hujan membersihkan udara” atau ”hujan asam netralisasi”.

 

Hujan bekerja dengan beberapa cara untuk menghilangkan polutan dari udara.

 

Pertama, pencucian udara (atmospheric washout). Ketika hujan jatuh, air hujan mengumpulkan partikel-partikel polutan yang ada di udara. Air hujan mengandung zat-zat larut yang dapat menangkap polutan dan membawanya ke tanah.

 

Ini terutama efektif dalam menghilangkan partikel-partikel polutan kecil yang dapat terbawa oleh tetesan air.

 

Kedua, netralisasi hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang mengandung asam sulfat atau asam nitrat, yang dapat terbentuk dari reaksi polutan, seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dengan uap air di atmosfer.

 

Hujan asam ini dapat merusak lingkungan dan mengurangi kualitas udara. Namun, hujan asam juga dapat membantu menghilangkan polutan dari udara dengan mengikatnya dan membawanya ke tanah.

 

Meskipun hujan dapat membantu membersihkan udara dari polutan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yakni (1) pola hujan. Intensitas dan durasi hujan akan memengaruhi seberapa efektif hujan dalam menghilangkan polutan dari udara.

 

Hujan yang lebih intens dan lebih lama cenderung memiliki efek pembersihan yang lebih baik. Karena itu, udara pada musim hujan relatif lebih bersih dibandingkan musim kemarau.

 

Kemudian, (2) laju penurunan polutan. Beberapa polutan mungkin lebih sulit dihilangkan oleh hujan daripada yang

 

lain. Polutan dengan sifat kimia atau fisika tertentu mungkin tetap terperangkap meskipun hujan.

 

Selain itu, (3) kemungkinan reemisi. Meskipun hujan menghilangkan polutan dari atmosfer, ada kemungkinan bahwa polutan itu akan diambil oleh air permukaan dan kemudian kembali dilepaskan ke udara melalui proses penguapan.

 

Sekali lagi, meskipun hujan dapat membantu membersihkan udara, cara terbaik untuk mengatasi polusi udara adalah dengan mengurangi emisi polutan dari sumber-sumber manusia, seperti industri dan transportasi.

 

Kebijakan kerja dari rumah (WFH) dapat saja mengurangi polutan karena mengurangi jumlah orang beraktivitas. Namun, hal itu bukan solusi permanen.

 

Demikian pula operasi teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan) dapat dilakukan selama syarat dan ketentuan terpenuhi. Upaya untuk mengurangi emisi akan memiliki dampak jangka panjang yang lebih positif terhadap kualitas udara..

 

Sumber :https://www.kompas.id/baca/opini/2023/08/25/bagaimana-polutan-dapat-berada-di-udara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar