Bagaimana Polutan Dapat Berada di Udara? Dodo Gunawan : Dosen Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (STMKG) |
KOMPAS, 26 Agustus 2023
Proses
terperangkapnya polutan di udara melibatkan berbagai mekanisme fisika dan
kimia, yang memungkinkan partikel atau zat-zat pencemar tetap berada di
atmosfer daripada jatuh ke permukaan bumi secara langsung. Ada
beberapa cara polutan dapat terperangkap di udara. Pertama, penjalaran udara
(air dispersion). Polutan dapat tercampur dengan udara yang ada di atmosfer
dan diangkut oleh aliran udara. Polutan ini dapat menyebar luas dalam
atmosfer bergantung pada kecepatan dan arah angin. Penjalaran
tersebut dapat mengurangi konsentrasi polutan di satu lokasi tertentu, tetapi
juga dapat membawa polutan ke daerah-daerah lain yang awalnya bersih. Kedua,
adsorpsi dan absorpsi. Polutan bisa melekat pada permukaan partikel-partikel
kecil di udara, seperti debu atau butiran air. Proses ini disebut adsorpsi.
Selain itu, polutan juga bisa diabsorpsi oleh tetesan-tetesan air di udara.
Kedua mekanisme ini memungkinkan polutan terus berada di udara dan tidak
jatuh ke permukaan. Ketiga,
kondensasi. Polutan yang ada dalam bentuk gas bisa berubah menjadi cairan
atau padatan jika suhu dan tekanan di atmosfer berubah. Polutan- polutan ini
dapat membentuk partikel-partikel yang lebih besar, yang cenderung terjebak
di udara dan tak jatuh ke tanah. Keempat,
pengendapan gravitasi. Partikel-partikel polutan yang cukup besar dan berat
akan mengendap ke tanah akibat gaya gravitasi. Namun, ukuran partikel ini
harus mencukupi agar dapat mengatasi hambatan udara dan mencapai permukaan. Kelima,
proses kimia. Beberapa polutan bisa terikat dalam reaksi kimia dengan molekul
lain di atmosfer, menghasilkan senyawa-senyawa baru. Senyawa-senyawa ini
mungkin lebih stabil di udara dan tidak mudah terurai sehingga tetap
terperangkap dalam atmosfer. Keenam,
inversi termal. Fenomena inversi termal terjadi ketika udara hangat berada di
atas udara dingin, yang mengakibatkan lapisan udara dingin menahan polutan di
bawahnya. Polutan yang terperangkap dalam lapisan udara dingin ini tidak
dapat naik ke atas dan terdispersi. Kombinasi
dari faktor-faktor di atas akan menentukan sejauh mana polutan terperangkap
di udara dan berapa lama mereka akan bertahan di atmosfer sebelum jatuh ke
permukaan bumi atau mengalami proses lain yang mengubah sifat-sifatnya. Penting
untuk memahami proses ini agar dapat mengelola polusi udara dan melindungi
kualitas udara yang kita hirup. Menghilangkan
poluta Apakah
dengan adanya hujan, polutan di udara dapat tercuci sehingga udara lebih
bersih? Ya, hujan memiliki potensi untuk membersihkan atmosfer dari polutan
dan membuat udara terasa lebih segar. Proses ini dikenal sebagai ”hujan
membersihkan udara” atau ”hujan asam netralisasi”. Hujan
bekerja dengan beberapa cara untuk menghilangkan polutan dari udara. Pertama,
pencucian udara (atmospheric washout). Ketika hujan jatuh, air hujan
mengumpulkan partikel-partikel polutan yang ada di udara. Air hujan mengandung
zat-zat larut yang dapat menangkap polutan dan membawanya ke tanah. Ini
terutama efektif dalam menghilangkan partikel-partikel polutan kecil yang
dapat terbawa oleh tetesan air. Kedua,
netralisasi hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang mengandung asam sulfat
atau asam nitrat, yang dapat terbentuk dari reaksi polutan, seperti sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dengan uap air di atmosfer. Hujan
asam ini dapat merusak lingkungan dan mengurangi kualitas udara. Namun, hujan
asam juga dapat membantu menghilangkan polutan dari udara dengan mengikatnya
dan membawanya ke tanah. Meskipun
hujan dapat membantu membersihkan udara dari polutan, ada beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, yakni (1) pola hujan. Intensitas dan durasi hujan
akan memengaruhi seberapa efektif hujan dalam menghilangkan polutan dari
udara. Hujan
yang lebih intens dan lebih lama cenderung memiliki efek pembersihan yang
lebih baik. Karena itu, udara pada musim hujan relatif lebih bersih
dibandingkan musim kemarau. Kemudian,
(2) laju penurunan polutan. Beberapa polutan mungkin lebih sulit dihilangkan
oleh hujan daripada yang lain.
Polutan dengan sifat kimia atau fisika tertentu mungkin tetap terperangkap
meskipun hujan. Selain
itu, (3) kemungkinan reemisi. Meskipun hujan menghilangkan polutan dari
atmosfer, ada kemungkinan bahwa polutan itu akan diambil oleh air permukaan
dan kemudian kembali dilepaskan ke udara melalui proses penguapan. Sekali
lagi, meskipun hujan dapat membantu membersihkan udara, cara terbaik untuk mengatasi
polusi udara adalah dengan mengurangi emisi polutan dari sumber-sumber
manusia, seperti industri dan transportasi. Kebijakan
kerja dari rumah (WFH) dapat saja mengurangi polutan karena mengurangi jumlah
orang beraktivitas. Namun, hal itu bukan solusi permanen. Demikian
pula operasi teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan) dapat dilakukan selama
syarat dan ketentuan terpenuhi. Upaya untuk mengurangi emisi akan memiliki
dampak jangka panjang yang lebih positif terhadap kualitas udara..● |
Sumber
:https://www.kompas.id/baca/opini/2023/08/25/bagaimana-polutan-dapat-berada-di-udara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar