Minggu, 27 Agustus 2023

 

Pelecehan Seksual Miss Universe Indonesia

Riky Ferdianto : Jurnalis Majalah Tempo

MAJALAH TEMPO, 20 Agustus 2023

 

 

 

DIREKTUR Visual Miss Universe Indonesia Rio Wibowo bergegas meninggalkan kamarnya di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, sekitar pukul 18.00 pada Selasa, 1 Agustus lalu. Pria yang biasa disapa Rio Motret itu baru saja menerima panggilan telepon dari koleganya, Direktur Miss Universe Provinsi Bali Sally Giovanny. Sally memprotes pemotretan tanpa busana sejumlah finalis Miss Universe Indonesia 2023. Ia meminta Rio mengingatkan panitia segera menghapus semua foto. “Ada kekhawatiran foto itu bakal menyebar,” ujar Rio pada Jumat, 18 Agustus lalu.

 

Pemotretan berlangsung di salah satu sudut Ballroom Hotel Sari Pacific. Kala itu, sebanyak 30 finalis baru saja menjalani sesi pemotretan kontes ratu kecantikan Miss Universe Indonesia 2023. Sejumlah finalis memprotes tindakan anggota panitia yang memotret tubuh mereka yang hanya mengenakan celana dalam saat sesi pemeriksaan tubuh (body checking). Sebagian di antara mereka bahkan mengaku menjadi korban perundungan verbal oleh anggota panitia.

 

Ketika tiba di ruangan, Rio mendatangi Chief Operating Officer Miss Universe Indonesia Sarah Hendrapraja. Sarah disebut sebagai anggota panitia yang memotret dan memeriksa tubuh para finalis. Rio menjelaskan, Sarah akhirnya bersedia menghapus foto-foto tanpa busana itu meski sempat diawali cekcok mulut. “Ada lima finalis yang dia foto pakai telepon seluler,” kata Rio.

 

Sarah menghapus foto-foto itu dengan disaksikan sejumlah orang. Tapi Rio mengaku tak bisa memastikan apakah foto di telepon seluler tersebut sempat dikirim kepada orang lain. Rio mengklaim sesi body checking tak tercantum dalam agenda Miss Universe Indonesia 2023.

 

Tempo tak memperoleh nomor telepon Sarah untuk meminta konfirmasi mengenai hal ini. Sejumlah pihak yang dihubungi tak mengetahui kontak pribadi Sarah. Namun sejumlah berita menyebutkan Sarah membantah tuduhan itu lewat akun media sosialnya.

 

Kala itu Sarah bertugas menjadi manajer operasional yang mendampingi finalis dalam proses karantina menjelang tahap grand final. Salah seorang finalis, LN, menuduh Sarah kerap merundung para finalis ihwal persoalan personal. “Tubuh kamu jelek,” ucap LN menirukan ucapan Sarah yang menggunakan bahasa Inggris saat pemeriksaan itu.

 

LN adalah orang pertama yang menjalani sesi pemeriksaan. Pada pukul 14.00 WIB, ia diminta masuk ke bilik berukuran 4 x 4 meter. Dindingnya terbuat dari papan sekat. Di ruangan itu sudah menunggu enam orang, dua di antaranya laki-laki. Sarah meminta LN melepas semua baju dan hanya menyisakan celana dalam. Semula ia merasa ragu menuruti permintaan tersebut karena ruangan itu bisa disaksikan orang yang lalu lalang.

 

Dalam keadaan LN yang nyaris bugil, Sarah mendekatkan wajahnya ke arah selangkangan LN sambil menanyakan perihal bulu kemaluan. Ia lalu meminta LN memutar tubuh. Tak lama kemudian, Sarah mengeluarkan telepon seluler dan memotret beberapa bagian tubuh. LN sempat bertanya untuk apa foto itu. “Dia bilang ini buat laporan ke atasan,” tutur finalis asal Bali itu. Sarah tak menjelaskan siapa atasan yang dimaksud.

 

Pengalaman serupa juga dialami empat finalis lain. Sebagian di antara mereka diminta menungging dan mengangkat satu kaki ke kursi serta mengalami perundungan. Dampak paling traumatis dialami NTS, finalis lain. Ia menangis karena Sarah memotret tubuhnya dalam keadaan tanpa busana. Sejak kasus itu terjadi, ia tak lagi berani tampil di ruang publik. “Kami sudah meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban,” ucap pengacara sejumlah finalis, Melissa Anggraini.

 

Mewakili sejumlah finalis Miss Universe 2023, Melissa melaporkan panitia Miss Universe 2023 atas dugaan pelecehan seksual kepada Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada Senin, 7 Agustus lalu. Melissa mempertanyakan motif di balik pemeriksaan tubuh para finalis. Sebab, agenda tersebut tak pernah disampaikan sebelumnya. Ia meyakini panitia layak dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. “Ada tujuh laporan yang kami buat. Salah satunya meminta pertanggungjawaban korporasi,” ujarnya.

 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi berencana meminta keterangan pemilik lisensi Miss Universe guna mengetahui pelanggaran dalam kasus pemotretan para finalis. Polisi telah meminta keterangan para saksi meski belum menetapkan status tersangka. “Nanti kami pelajari kontrak kerja samanya. Apa saja pelanggaran dalam prosedur pelaksanaan kegiatan mereka,” katanya.

 

Perhelatan Miss Universe Indonesia tahun ini dilaksanakan oleh PT Capella Swastika Karya yang memegang lisensi pada Februari 2023. Perusahaan yang dinakhodai mantan penyanyi dangdut, Datin Wira Poppy Capella Swastika, itu juga tercatat sebagai pemegang lisensi Miss Universe di Malaysia. Sebelumnya, perhelatan ratu kecantikan itu diselenggarakan oleh Yayasan Puteri Indonesia dengan nama acara Puteri Indonesia. Akibat kegaduhan ini, Miss Universe Organization mencabut lisensi PT Capella Swastika.

 

Tempo berupaya meminta konfirmasi dengan melayangkan surat permohonan wawancara dan menyambangi kantor manajemen PT Capella Swastika Karya di lantai 37 gedung Equity Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Namun nama perusahaan itu tak lagi dikenali. Di lantai tersebut hanya tertempel tiga plang perusahaan selain nama PT Capella Swastika. “Mungkin sudah pindah,” ujar salah seorang pegawai kebersihan gedung.

 

Skandal ini turut menyasar para petinggi PT Capella Swastika. Sejumlah informasi menyebutkan, saat pemotretan berlangsung, Sarah Hendrapraja berkomunikasi dengan Direktur PT Capella Swastika, Safa Attamimi. Ketika dimintai konfirmasi, Safa memilih irit bicara. Ia enggan meladeni permohonan wawancara. Tapi ia bakal menjelaskan perkara itu kepada polisi. “Saya tidak bisa jelaskan, nanti pengacara saya yang akan menjelaskan,” ucapnya melalui sambungan telepon.

 

Lewat keterangan tertulis di akun Instagram missuniverse_id, Poppy Capella membantah kabar keterlibatannya. Ia mengklaim tak pernah menyuruh panitia melecehkan para finalis. Ia malah balik menuduh isu ini sengaja diembuskan untuk mengambil alih lisensi yang telah dimiliki perusahaannya. “Saya sudah menunjuk kuasa hukum,” tulisnya dalam rilis tersebut. Namun, hingga Sabtu, 19 Agustus lalu, Poppy tak kunjung menyampaikan pernyataan terbuka kepada publik.

 

Skandal ini juga menimbulkan riak internal di kalangan panitia. Buntut kegaduhan, Beauty Director Miss Universe Indonesia Slam Wiyono dan Chief Executive Officer Miss Universe Indonesia Eldwen Budi Haryono Wang mengundurkan diri. Rio Motret juga ikut angkat kaki beberapa hari setelah sesi pemotretan itu.

 

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Edwin Partogi Pasaribu mengatakan lembaganya akan memfasilitasi pelindungan bagi para finalis Miss Universe yang menjadi korban. “Mereka bakal menjalani proses penilaian dari tim psikolog guna mengetahui kebutuhan selama proses pemulihan,” tuturnya.

 

Anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Siti Aminah Tardi, mengatakan para korban kembali mengalami perundungan ketika kasus ini mencuat ke publik. Mereka diserang di dunia maya. “Ada upaya sistematis melakukan perisakan siber dan ini makin menekan psikis para korban,” katanya. ●

 

Sumber :  https://majalah.tempo.co/read/hukum/169552/pelecehan-seksua-miss-universe-indonesia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar