India, Vikram, dan Peradaban Tinggi Tajuk Rencana : Dewan Redaksi Kompas |
KOMPAS, 26 Agustus 2023
Vikram merupakan wahana pendarat
dalam misi Chandrayaan-3 yang diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dawan,
Sriharikota, 14 Juli lalu. Wahana ini mendarat di Bulan pada Rabu
(23/8/2023). Sukacita pun merebak di India. Hal
itu dirayakan tidak saja oleh Perdana Menteri Narendra Modi yang tengah
mengikuti KTT BRICS di Afrika Selatan, tetapi juga oleh segenap rakyat India.
Mereka berkerumun tidak jauh dari televisi di kantor, toko, restoran, dan
rumah masing-masing. Ribuan warga lain berdiri di tepi sungai, di kuil, dan
rumah ibadah untuk mendoakan keberhasilan misi itu. (Kompas, 24/8/2023) Dengan memilih kutub selatan Bulan,
India bakal mendapat banyak informasi penting, khususnya mengenai cadangan
air berwujud es yang jika diolah bisa dijadikan pasokan bahan bakar, oksigen,
dan air minum untuk misi masa depan. Keberadaan deposit air di kutub selatan
Bulan dikonfirmasi misi Chandrayaan-1 yang diluncurkan tahun 2008. India belum berkelimpahan kemakmuran
sebagaimana tiga negara lain yang sudah terlebih dahulu meluncurkan misi ke
Bulan. India dalam banyak segi masih berjuang menyejahterakan rakyatnya, yang
banyak di antaranya masih berkutat dengan kebutuhan dasar sandang, pangan,
dan papan. Namun, seperti dulu saat
mengembangkan senjata nuklir, kita dapat memetik pelajaran dari bangsa besar
ini, yakni konsensus nasional lintas partai politik. Dulu, partai mana pun
yang berkuasa tak mempersoalkan pengembangan senjata nuklir, yang diyakini
sangat penting bagi pertahanan. Padahal, saat itu India mendapat tekanan
internasional tidak ringan. Dalam program ruang angkasa, India
juga memberi contoh tentang konsensus nasional. Memang ada prioritas dalam
peningkatan kesejahteraan rakyat, tetapi program antariksa juga krusial. Ada
hal yang tak kalah penting daripada sekadar kebutuhan dasar. Di sinilah kita harus mengakui dan
hormat pada bangsa India, pada para pemimpinnya yang visioner, bahkan sejak
PM J Nehru. Kita melihat India mampu prihatin untuk tak semata mengejar
sukses materiil, tetapi juga sukses otak dan kreativitas, sebagai ciri yang
lebih adikodrati. Tersirat rasa malu pada bangsa
sendiri, tatkala berbagai tanda kemewahan bertebaran di berbagai sudut
kehidupan, tetapi nirprestasi ilmiah dan teknologi. Bangsa kita tak mampu
mencapai konsensus nasional untuk hal-hal yang krusial bagi keberlanjutan,
kejayaan, dan sebagai bangsa yang disegani. Meluncurkan wahana ke Bulan
meniscayakan penguasaan teknologi peroketan, pemahaman ilmu mekanika benda
langit, dan komunikasi jarak jauh. Kini kita justru mendengar minat orang
muda untuk belajar illmu teknik dan rekayasa (engineering) surut. Melihat
realitas ini, kita di satu sisi kagum pada India, tapi di sisi lain diliputi
rasa malu dan ketakberdayaan.● |
Sumber
:https://www.kompas.id/baca/opini/2023/08/25/india-vikram-dan-peradaban-tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar