Minggu, 27 Agustus 2023

 

India, Vikram, dan Peradaban Tinggi

Tajuk Rencana : Dewan Redaksi Kompas

KOMPAS, 26 Agustus 2023

 

 

                                                           

Vikram merupakan wahana pendarat dalam misi Chandrayaan-3 yang diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dawan, Sriharikota, 14 Juli lalu. Wahana ini mendarat di Bulan pada Rabu (23/8/2023).

 

Sukacita pun merebak di India. Hal itu dirayakan tidak saja oleh Perdana Menteri Narendra Modi yang tengah mengikuti KTT BRICS di Afrika Selatan, tetapi juga oleh segenap rakyat India. Mereka berkerumun tidak jauh dari televisi di kantor, toko, restoran, dan rumah masing-masing. Ribuan warga lain berdiri di tepi sungai, di kuil, dan rumah ibadah untuk mendoakan keberhasilan misi itu. (Kompas, 24/8/2023)

 

Dengan memilih kutub selatan Bulan, India bakal mendapat banyak informasi penting, khususnya mengenai cadangan air berwujud es yang jika diolah bisa dijadikan pasokan bahan bakar, oksigen, dan air minum untuk misi masa depan. Keberadaan deposit air di kutub selatan Bulan dikonfirmasi misi Chandrayaan-1 yang diluncurkan tahun 2008.

 

India belum berkelimpahan kemakmuran sebagaimana tiga negara lain yang sudah terlebih dahulu meluncurkan misi ke Bulan. India dalam banyak segi masih berjuang menyejahterakan rakyatnya, yang banyak di antaranya masih berkutat dengan kebutuhan dasar sandang, pangan, dan papan.

 

Namun, seperti dulu saat mengembangkan senjata nuklir, kita dapat memetik pelajaran dari bangsa besar ini, yakni konsensus nasional lintas partai politik. Dulu, partai mana pun yang berkuasa tak mempersoalkan pengembangan senjata nuklir, yang diyakini sangat penting bagi pertahanan. Padahal, saat itu India mendapat tekanan internasional tidak ringan.

 

Dalam program ruang angkasa, India juga memberi contoh tentang konsensus nasional. Memang ada prioritas dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, tetapi program antariksa juga krusial. Ada hal yang tak kalah penting daripada sekadar kebutuhan dasar.

 

Di sinilah kita harus mengakui dan hormat pada bangsa India, pada para pemimpinnya yang visioner, bahkan sejak PM J Nehru. Kita melihat India mampu prihatin untuk tak semata mengejar sukses materiil, tetapi juga sukses otak dan kreativitas, sebagai ciri yang lebih adikodrati.

 

Tersirat rasa malu pada bangsa sendiri, tatkala berbagai tanda kemewahan bertebaran di berbagai sudut kehidupan, tetapi nirprestasi ilmiah dan teknologi. Bangsa kita tak mampu mencapai konsensus nasional untuk hal-hal yang krusial bagi keberlanjutan, kejayaan, dan sebagai bangsa yang disegani.

 

Meluncurkan wahana ke Bulan meniscayakan penguasaan teknologi peroketan, pemahaman ilmu mekanika benda langit, dan komunikasi jarak jauh. Kini kita justru mendengar minat orang muda untuk belajar illmu teknik dan rekayasa (engineering) surut. Melihat realitas ini, kita di satu sisi kagum pada India, tapi di sisi lain diliputi rasa malu dan ketakberdayaan.

 

Sumber :https://www.kompas.id/baca/opini/2023/08/25/india-vikram-dan-peradaban-tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar