Pecah
Kongsi Relawan Jokowi di Antara Capres Ganjar dan Prabowo Irfan
Amin : Jurnalis Tirto.id |
TIRTO.ID, 10 Agustus 2023
Sembilan tahun setia menjadi relawan pendukung
Presiden Joko Widodo, Sigit Widodo tiba-tiba didepak dari grup WhatsApp
relawan. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI itu dikeluarkan karena dianggap
berseberangan dengan relawan lainnya. Sigit dianggap mendukung Prabowo Subianto sebagai
calon presiden, salah satu kandidat yang bakal melawan Ganjar Pranowo di
Pemilu 2024. "Saya juga sudah dikeluarkan dari salah satu
WAG (WhatsApp Group) relawan Jokowi yang sudah saya ikuti sejak Pemilu
2014," kata Sigit kepada Tirto, Jakarta, Rabu (9/8/2023). Bahkan, kata Sigit, Ade Armando juga dikeluarkan
dari WAG yang sama. Pria kelahiran Purwokerto itu mengungkapkan bahwa
ada banyak pengalaman serupa yang dirasakan oleh para pendukung Jokowi
lainnya. Karena dianggap telah mendukung Prabowo, padahal hingga saat ini
Jokowi belum mendeklarasikan nama capres yang didukung di perhelatan Pilpres
2024. "Dalam pandangan mereka, relawan Jokowi
harus mendukung mas Ganjar. Di beberapa WAG relawan Jokowi sudah mulai ada
aksi mengeluarkan anggota yang belum mendukung mas Ganjar," jelasnya. Selain mengeluarkan pendukung Jokowi yang
dianggap mendukung Prabowo dari grup percakapan, Sigit juga menyebut ada
serangan siber yang ditujukan kepada pihak yang berseberangan. Dia menyebut
serangan itu dilakukan oleh oknum relawan Jokowi pendukung Ganjar. "Tapi ada oknum-oknum relawan Jokowi
pendukung mas Ganjar yang menyerang sesama relawan Jokowi yang belum
mendukung Ganjar karena masih menunggu arahan Pak Jokowi," terangnya. Hal serupa juga dirasakan oleh Ade Armando,
pembawa acara di kanal Youtube Cokro TV. Dia secara terbuka mengumumkan
pengunduran dirinya dari kanal media politik tersebut. Ade menjelaskan bahwa
dia keluar dari Cokro TV karena sudah tidak bisa mengkritik PDIP, partai asal
Ganjar Pranowo. "Mereka marah karena saya mengkritik
PDIP," jelasnya. Ade mengungkapkan, para koleganya di Cokro TV
menudingnya keluar karena alasan dukungan kepada Prabowo. Bahkan, salah satu
pengisi acara Cokro TV, Denny Siregar secara terbuka menyebut Ade sudah mendukung
Prabowo. "Denny framing bahwa seolah-olah saya keluar
dari Cokro TV karena soal Prabowo," kata Ade. Keretakan Relawan Jokowi? Bara antar Relawan Jokowi yang mendukung Ganjar
dan Prabowo semakin terlihat saat sejumlah kader PSI menyatakan keluar dari
partai. Salah satunya adalah Guntur Romli yang juga menjabat sebagai ketua
Ganjarian Spartan, relawan pemenangan Ganjar untuk Pilpres 2024. "Saya menyampaikan suatu hal berat bagi
saya, terkait relasi saya dan kawan kawan saya dan PSI saya anggap rumah politik
saya. Mulai hari ini saya keluar dari PSI sebagai anggota dan kader Partai
PSI," kata Guntur Romli. Sikap Guntur, kemudian diikuti oleh kader PSI
lain yang memiliki afiliasi dukungan kepada Ganjar. Mereka adalah Dwi Kundoyo
dan Estugraha yang mundur dari keanggotaan partai dan proses pendaftaran
calon legislatif untuk menuju kursi DPRD DKI Jakarta. “PSI saya anggap sudah main mata dengan Prabowo
Subianto. Kehadiran Prabowo ke DPP PSI yang disambut hangat, buat saya sudah
mencederai semangat dan pandangan perjuangan saya selama ini," kata Dwi
Kundoyo. Selain di tubuh PSI, para pembawa acara Cokro TV
juga mulai saling mengkritik satu sama lain. Setelah sebelumnya, Ade Armando
keluar dan membantah bahwa telah mendukung Prabowo. Hal itu kemudian dibantah
oleh Eko Kuntadhi, salah seorang pendiri Cokro TV. Eko menilai alasan Ade tak bisa mengkritik PDIP
di Cokro TV terlalu mengada-ada. Eko memberi contoh dalam sejumlah acara
talkshow di televisi, dirinya kerap melontarkan kritik kepada kader-kader
PDIP. "Kalau dilihat dari sepak terjang para
pendiri Cokro, kayaknya sering deh. Saya dan teman-teman Cokro sering mengkritik
PDIP. Perdebatan saya sama Trimedya Panjaitan ada di ILC dan itu viral sejak
lama," kata Eko kepada Tirto, Senin (7/8/2023) Dirinya menegaskan bahwa kanal youtubenya tidak
akan membuka kesempatan untuk mendukung Prabowo Subianto. Sebagaimana yang
dilakukan oleh Ade atau pun PSI. "Jadi bukan tidak boleh mengkritik. Karena
sejak Cokro didirikan dulu kami adalah kelompok yang nggak setuju dengan
orang seperti Prabowo menjadi presiden," terangnya. Di sisi lain, Ketua Umum Relawan Buruh Sahabat
Joko Widodo, Andi Gani Nena Wea mengungkapkan bahwa telah terjadi pertemuan
antar relawan Jokowi pada pertengahan Juli lalu di Restoran Batik Kuring,
Jakarta Selatan. "Saya hadir, ada Budi Arie (Ketum Projo),
Immanuel Ebenezer (Ketum Jokowi Mania), dan tokoh relawan Jokowi
lainnya," kata Andi kepada Tirto, Rabu (9/8/2023) Andi mengaku bahwa dia membawa organ relawannya
untuk ikut mendukung Ganjar bersama PDIP. Namun, dia tak menampik bahwa ada
organisasi relawan Jokowi lain yang mendukung Prabowo. "Perbedaan menurut saya adalah hal yang luar
biasa dalam demokrasi. Saat ini memang ada organ relawan yang menyatakan diri
mendukung Ganjar termasuk saya dan ada juga yang mendukung Prabowo,"
ujarnya. Mereka menyadari bahwa ada perbedaan di antara
para relawan soal dukungan di Pilpres 2024. Meski berbeda, Andi Gani dan
ketua relawan lainnya sepakat untuk bersatu di tengah perbedaan yang ada. "Tidak ada friksi karena semua pimpinan
relawan Joko Widodo telah dewasa dalam menghadapi perbedaan," klaimnya. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman
mengungkapkan bahwa fenomena dukungan atau penolakan relawan Jokowi kepada
Prabowo adalah hal biasa. Namun, dia menegaskan bahwa tak bisa memaksa orang
untuk ikut memilih Prabowo dan memilih untuk menghargai setiap perbedaan. "Kami tidak bisa memaksa orang untuk senang
dengan Pak Prabowo," kata Habiburokhman. Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) tidak ambil pusing terkait manuver relawan Jokowi yang
mengarahkan dukungan ke Prabowo. Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengungkapkan bahwa
partainya masih memiliki komunikasi yang intens dengan Jokowi dalam membahas
soal capres dan dukungan kepada Ganjar Pranowo. "Kemarin saya baru ketemu Pak Jokowi,"
kata Puan. Penyebab Friksi Antar Relawan Peneliti senior dari Populi Center Usep S. Ahyar
menuding ketidaktegasan Jokowi soal pilihan calon presiden menjadi penyebab
timbulnya friksi di antara para relawannya. Hingga akhirnya mereka terbelah
antara memilih Ganjar atau Prabowo. Jokowi yang selalu menampilkan gestur mendukung
Prabowo, tapi tetap satu arahan dengan PDIP menimbulkan banyak persepsi di
antara pendukungnya. Sehingga memilih Ganjar atau Prabowo adalah dua hal yang
sama yaitu menjadi barisan dalam Jokowi. "Pak Jokowi itu banyak ditafsir melalui
sikapnya. Kalau sikapnya ke PDIP sudah jelas karena dia kader dan telah
memberinya tiket sejak di Solo hingga maju Pilpres dua putaran. Akan tetapi
dengan Pak Prabowo dia juga sering mengumbar kemesraan, bahkan dalam kegiatan
non pertahanan Prabowo juga sering diajak Jokowi," kata Usep kepada
Tirto, Rabu (9/8/2023). Usep melihat bahwa dalam permainan politik ini
bukan hanya dikendalikan oleh Jokowi. Namun, juga Prabowo dan ganjar yang
juga ikut berdansa dengan gaya-gaya tarik ulur politik Jokowi. Bahkan Prabowo yang diberi kesempatan oleh Jokowi
kemudian langsung memanfaatkan keadaan. Dia langsung berkunjung ke Kantor DPP
PSI, walaupun dalam kunjungan tersebut tidak menghasilkan dukungan atau
deklarasi Prabowo sebagai capres. "Saya kira itu kecerdasan dari Pak Prabowo.
Bahkan Pak Prabowo juga mendekati anak Pak Jokowi, kemudian memanfaatkan
kedekatan dan mengkapitalisasi kedekatan dengan Pak Jokowi," ujarnya. Dia menyebut PDIP harus waspada dengan fenomena
keretakan relasi di internal relawan Jokowi yang kemudian banyak menyorot ke
Prabowo. Menurutnya, apabila PDIP tidak solid, tidak dapat ditutupi ada
banyak orang yang dahulu mendukung Jokowi akan beralih ke Prabowo. "Agar tidak terjadi split ticket, harus ada
konsolidasi partai politik. Kalau konsolidasi partai politik kurang bagus,
maka ada banyak kader dan pendukungnya yang bocor," tutupnya. ● Sumber :
https://tirto.id/pecah-kongsi-relawan-jokowi-di-antara-capres-ganjar-dan-prabowo-gNTv |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar