Begal dan Video Game
Fajar Kurnianto ;
Alumnus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
KORAN
TEMPO, 02 April 2015
Terkait dengan banyaknya kasus begal, ada pernyataan menarik
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Bandung, bahwa kekerasan
sejumlah begal muda disebabkan oleh banyak hal, salah satunya video game.
Mirra Noor Milla dalam tulisannya, "Pengaruh Terpaan Kekerasan Media Audio-Visual pada Kognisi
Agresif dan Afeksi Agresif: Studi Meta Analisa" di Jurnal Psikologi
Fakultas Psikologi UGM Volume 33 Nomor 2 Tahun 2006, menyatakan kekerasan
media audio-visual, termasuk video game, mempengaruhi agresivitas kognisi
(memproses pengetahuan) dan afeksi (emosi) seseorang. Menurut dia, dampak
kekerasan video game lebih besar dibanding media audio-visual lain. Game mengajak
pemainnya terlibat langsung dalam kekerasan, tidak sekadar memberi
pengetahuan kekerasan seperti pada televisi atau film.
Douglas Gentile, pakar psikologi dari Universitas Gowa, New
York, mengatakan bahwa video game yang berisi adegan kekerasan ternyata
mengajarkan tindak kekerasan. Gentile melakukan studi kepada hampir 2.500
anak-anak muda. Ia menemukan, para pelajar yang bermain video game kekerasan
secara bersama-sama sesungguhnya tengah belajar cara menciptakan permusuhan
dan perilaku kekerasan lebih cepat enam bulan daripada pertumbuhan biasa.
Namun pakar lain mengkritisi bahwa bukan game tersebut yang
mengubah perilaku, melainkan memang sejak awal pemain tersebut punya
kecenderungan bertindak kasar. Bruce Bartholow dari Universitas
Missouri-Columbia menemukan bahwa orang yang bermain game kekerasan
menunjukkan respons otak yang berkurang terhadap gambar kekejaman yang asli
seperti pertempuran senjata. Respons otak yang berkurang ini tidak terjadi
ketika dihadapkan pada sebuah gambar yang menggugah emosi, seperti hewan mati
atau anak sakit. Menurut dia, mungkin hal ini berhubungan dengan
kecenderungan berkelakuan keras.
Apakah para begal yang meresahkan masyarakat belakangan ini
terinspirasi olehvideo gamekekerasan? Bisa jadi. Tetapi, dari para begal yang
tertangkap, masalah ekonomi lebih kentara menjadi penyebabnya. M. Harvey
Brenner, profesor bidang kesehatan masyarakat diJohns Hopkins Bloomberg
School,mengidentifikasi pengaruh langsung ekonomi terhadap kejahatan, di
antaranya: pada beberapa tipe kepribadian tertentu, krisis ekonomi akan
menimbulkan frustrasi karena adanya hambatan atau ancaman terhadap pencapaian
cita-cita dan harapan yang pada gilirannya menjelma dalam bentuk-bentuk
perilaku agresif. Selain itu, akibat krisis ekonomi yang menimbulkan
pengangguran, sejumlah warga masyarakat yang menganggur dan kehilangan
penghasilan cenderung bergabung dengan teman-teman yang menjadi pengangguran
pula, dan dengan begitu lebih memungkinkan untuk merancang suatu kejahatan.
Krisis ekonomi ini ditambah lagi dengan lemahnya negara (aparat)
dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta menegakkan hukum. Negara seperti
lebih sibuk dengan urusan politik elite yang berkepanjangan dan menguras
perhatian sehingga begal tiba-tiba seperti muncul dari lorong gelap dengan
leluasa. Video game hanya salah satu faktor penyebab, bukan faktor
satu-satunya. Masalah begal atau kejahatan lainnya tidak akan muncul jika
negara berhasil memperbaiki kondisi ekonomi rakyat dan menegakkan hukum. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar