Peran
Asia Timur di Perekonomian Dunia
Rachmat Gobel ; Menteri
Perdagangan RI
|
MEDIA INDONESIA, 22 April 2015
ASIA Timur memiliki peranan
penting bagi perekonomian dunia. Sebanyak 22,5% GDP dunia bersumber dari
negara-negara kawasan ini, dengan tingkat pertumbuhan di 2014 mencapai 3,6%
dibanding tahun sebelumnya, lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan dunia yang hanya mencapai 3,4%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi
dialami Tiongkok yang tumbuh 7,4% jika dibandingkan dengan tahun lalu,
diikuti Korea, Taiwan, Hong Kong, dan Jepang (3,7%, 3,5%, 3,0% dan 0,9%).
Selain itu, Asia Timur memiliki economic
size yang besar, yakni 22,2% populasi dunia berada di kawasan ini. Jumlah
ini ditopang oleh Tiongkok dengan jumlah populasi 1,3 triliun jiwa. Dengan economic size yang besar itu, Asia
Timur, terutama Tiongkok menjadi produsen sekaligus pasar yang sangat
menjanjikan.
Dari seperlima penduduk dunia
yang berada di Asia Timur, meningkatnya proporsi kelas menengah menjadi
perhatian tersendiri. Populasi kelas menengah di dunia pada 2030 diperkirakan
meningkat dua kali lipat. Pertumbuhan paling tinggi akan dialami Asia,
sehingga 64% populasi kelas menengah akan berada di Asia, terutama di
Tiongkok.Sementara itu, kelas menengah di Eropa dan AS diperkirakan akan
turun dari 50% terhadap total kelas menengah dunia, hingga hanya mencapai
22%.
Kelas menengah merupakan faktor
ekonomi yang sangat penting, terutama bagi negara-negara berkembang karena
sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Kelas menengah, menurut Mario
Pezzini pengamat ekonomi OECD, menjadi fondasi yang kuat bagi perkembangan
ekonomi suatu negara dengan mengendalikan permintaan konsumsi domestik. Pada
1980-an, di Brasil jumlah kelas menengahnya hanya mencapai 29% dari total
populasi, sementara kelas menengah di Korea Selatan telah mencapai 53% dari
total populasinya. Jumlah kelas menengah tersebut telah menjadikan Korea
Selatan bergeser dari negara yang pertumbuhan ekonominya berbasis ekspor
menjadi berbasis konsumsi domestik. Hal yang serupa terjadi di Brasil yang
kelas menengahnya kini mencapai 52%.
Tumbuh signifikan
Lebih dari 50% investasi FDI
Asia Timur berasal dari negara-negara di kawasan Asia Timur sendiri. Tiongkok
dan Hong Kong merupakan negara investor terbesar bagi kawasan Asia Timur yang
masing-masing menyumbang 15,1% dan 33,6% terhadap total investasi. Sementara
itu, negara-negara di Asia Timur lebih banyak melakukan investasi di luar
Asia Timur dengan pangsa 63,9% dari total outflow.
Namun, Tiongkok masih merupakan negara utama tujuan investasi negara-negara
di Asia Timur dengan pangsa 17,4%, diikuti Hong Kong sebesar 16,8%, dan AS
12,3%. Untuk negara ASEAN, Singapura dan Indonesia, merupakan tujuan utama
investasi Asia Timur.
Negara di Asia Timur juga
memegang peranan penting dalam peta perdagangan dunia. Asia Timur menguasai
21,5% ekspor dan 22,9% impor dunia. Di antara negara– negara Asia Timur,
Tiongkok merupakan eksportir ke-1 dan importir ke-2 dunia dengan nilai ekspor
dan impor US$2,2 triliun dan US$1,9 triliun pada 2013. Nilai tersebut setara
dengan lebih dari 50% pangsa ekspor dan impor Asia Timur dengan dunia.
Sementara itu, Jepang yang
merupakan negara maju berasal di Asia Timur ialah eksportir dan importir ke-4
dunia dengan pangsa 4% dan 4,5% terhadap ekspor impor dunia pada 2013. Adapun
Jepang, mengalami kecenderungan penurunan ekspor, selama periode 2009-2013
turun sebesar 3,5%. Penurunan ini ditengarai sebagai imbas dari kontraksi
ekonomi di Jepang. Korea Selatan sebagai negara dengan nilai perdagangan
ketiga terbesar di Asia Timur merupakan eksportir ke-7 dan importir ke-8
dunia, meskipun pangsanya tidaklah lebih dari 4% total ekspor maupun impor
dunia di 2013.
Dilihat dari neraca perdagangan
dengan dunia, Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan merupakan negara di Asia
Timur yang mengalami kenaikan surplus neraca perdagangan selama periode
2010-2013. Sementara itu, neraca perdagangan Jepang selama 3 tahun terakhir
justru mengalami kenaikan defi sit neraca perdagangan, bahkan di 2013 mencapai
US$118,1 miliar. Hong Kong merupakan satu-satunya negara di Asia Timur yang
selalu mengalami defi sit neraca perdagangan selama 2010-2013.
Secara rinci, ekspor yang
terjadi di an tara negara-negara Asia Timur pada 2014 mencapai US$1,3
triliun, atau setara dengan 34,5% dari total ekspor Asia Timur ke dunia.
Sementara untuk perdagangan ekstra regional Asia Timur, AS, Singapura,
Jerman, Vietnam, dan Belanda merupakan negara tujuan utama dengan nilai
ekspor masing-masing mencapai US$598,4 miliar (pangsa 15,8%), US$108,5 miliar
(pangsa 2,9%), US$99,8 miliar (pangsa 2,6%), US$89,1 miliar (pangsa 2,4%),
dan US$84,2 miliar (pangsa 2,2%). Adapun ekspor Asia Timur ke ASEAN sebesar
US$507,5 miliar (pangsa 13,4%), dengan ekspor ke Indonesia mencapai US$70,6
miliar (pangsa 1,9%). Untuk kawasan ASEAN, secara umum ekspor Asia Timur
terlihat hampir merata.
Dilihat dari komoditas
ekspornya, 91,9% ekspor Asia Timur merupakan produk manufaktur dan sisanya
komoditas primer (didasarkan atas data ekspor 2013). Untuk komoditas
manufaktur, secara umum didominasi oleh telepon seluler dan komputer portabel
dengan nilai US$229,7 miliar atau kurang lebih 6% dari seluruh ekspor Asia
Timur. Tidak jauh berbeda dengan kinerja ekspornya, impor intra-Asia Timur
pada 2014 mencapai US$1,2 triliun (pangsa 33,1%). AS, Australia, Arab Saudi,
Jerman, dan Malaysia merupakan negara utama asal impor di luar Asia Timur
yang masing-masing mencapai US$292,6 miliar (pangsa 8,2%), US$178,6 miliar
(pangsa 5,0%), US$156,5 miliar (pangsa 4,4%), US$145,6 miliar (pangsa 4,1%),
dan US$109,1 miliar (pangsa 3,1%). Impor Asia Timur dari ASEAN mencapai
US$478,1 miliar (pangsa 13,5%), sementara impor Asia Timur dari Indonesia
mencapai US$80,6 miliar (pangsa 2,3%).
Impor Asia Timur didominasi
oleh impor produk manufaktur dengan pangsa sebesar 57,0%, sisanya merupakan
komoditas primer (pangsa 43%). Produk manufaktur yang paling banyak diimpor
ialah electronic integrated circuits, sementara produk primer yang paling
banyak diimpor ialah petroleum oils. Dalam kaitannya dua kawasan yang saling
berdekatan, Asia Timur merupakan mitra dagang penting bagi ASEAN. Sebesar 35%
ekspor ASEAN ditujukan ke Asia Timur dan 38,8% impor ASEAN berasal dari Asia
Timur. Lebih lanjut, selama lima tahun terakhir, 2009-2013, Indonesia, Malaysia,
dan Singapura selalu mengalami surplus neraca perdagangan dengan Asia Timur. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar