Hiburan
Ummi Dahlan Iskan ; Mantan CEO Jawa Pos |
DISWAY, 9
September 2021
KECENDERUNGAN
''menjelekkan negeri sendiri'' ada di mana-mana. Orang Indonesia sering
terdengar mengatakan ''kita kok tidak seperti Malaysia''. Atau Vietnam. Atau
Tiongkok. Atau Amerika. Sesekali
dengarlah orang Malaysia bicara. Ternyata sama juga seperti kita. Suka
menjelekkan negeri mereka sendiri. Kok kalah dengan Indonesia. Yang
juga beredar luas di Indonesia. Semula saya bertanya dalam hati: siapa
perempuan itu. Kok kelihatan pintar. Tidak
ada teks di video itu. Tidak ada keterangan yang bisa menjelaskan siapa dia.
Dia sendiri juga tidak memperkenalkan diri. Kebetulan yang bicara di video
itu cantik –berapa pun 'i' - nya. Dia mengeluhkan perpolitikan di Malaysia.
Yang pemimpin politiknya itu-itu saja. Usang semua. Dia
memuji setinggi langit Indonesia. Yang berhasil menampilkan pemimpin politik
baru. Yang luar biasa. Yang sangat dicintai rakyatnya: Presiden Jokowi. Saya
pun ingin tahu siapa dia. Saya kirim video itu ke teman wanita saya di Kuala
Lumpur. Tionghoa. Tidak kalah cantik dengan yang di video. Dia juga pintar.
Dekat sekali dengan banyak penguasa di sana. "Dia
itu Ummi Hafilda," jawab Si Cantik. "Dia populer sekali di
Malaysia, whatever," tambahnyi. Ummi
cakap bicara. Terlihat pengetahuannyi luas. Gaya cakapnyi seperti orator
andal. Intonasi suaranyi juga memikat. Ternyata
Ummi adalah adik Azmin Ali dan Azwan Ali. Dua-duanya pesohor. Azmin adalah
menteri di banyak periode. Siapa pun perdana menterinya, Azmin menterinya. Azwan
adalah presenter TV terkenal di Malaysia. Berarti keluarga ini benar-benar
melek politik. Ummi mengeluh kok Malaysia belum juga menemukan pemimpin yang
benar-benar dicintai rakyatnya. Suara
Ummi, kini 54 tahun, mewakili perasaan umumnya orang Malaysia: politiknya
berputar-putar di situ saja. Pun ketika bulan lalu terjadi lagi pergantian
pemerintahan. Dari UMNO, muter-muter sebentar, kembali ke UMNO. Golkar
Indonesia kalah telak dengan UMNO Malaysia: sejak Pak Harto jatuh Golkar
belum bisa comeback. Di
pemerintahan perdana menteri baru Ismail Sabri Yakoob sekarang ini Azmin
menduduki jabatan Menteri Senior Perdagangan Internasional dan Industri. Ummi
menyerang siapa saja. Termasuk kakaknyi itu. Terakhir sang kakak dia hujat di
Facebook: sebagai menteri yang melanggar UU negara. Yakni menerima banyak
tamu di masa pandemi. Ummi
juga pernah menyerang Anwar Ibrahim. Kejam sekali. Praktis Ummi-lah yang ikut
menjatuhkan Anwar. Sampai Anwar masuk penjara. Padahal kedudukan Anwar saat
itu wakil perdana menteri: orang kedua setelah Mahathir Mohamad. Bahkan Anwar
sudah dijanjikan akan menjadi perdana menteri berikutnya. Baru
di tengah persidangan Ummi, kala itu, mencabut pengaduan. Tapi Anwar sudah
telanjur babak belur. Pencabutan itu dilakukan setelah seorang saksi
membeberkan siapa Ummi. "Saya pernah main seks dengan Ummi sewaktu di
London," ujar saksi di pengadilan. Nama saksi itu Norazman Abdullah
Baginda. Jejak digital seperti itu terekam baik di media di Malaysia.
Norazman, orang dekat Anwar Ibrahim, sekarang tidak lagi di politik. Ia jadi
petani. Saksi
tersebut juga mengungkapkan Ummi mengadukan Anwar karena kecewa tidak dapat
proyek bisnis di pemerintahan. Ummi
tidak mundur dari kebiasaannya mengeluhkan perpolitikan Malaysia. Sampai
sekarang. Memang Malaysia baru saja mendapat perdana menteri baru. Baru
sebulan. Tapi tanda-tanda akan jatuh lagi terlihat jelas. UMNO
sendiri, partai yang mengusung Ismail Sabri Yakoob tidak puas. Tidak cukup
mendapat kursi di kabinet. Kini UMNO mulai menyuarakan Ismail Sabri harus
diuji di parlemen. Minggu depan. Ketika parlemen memulai masa persidangannya
14 September. Ketika
Yang Dipertuan Agung Malaysia mengangkat Ismail Sabri sebagai PM, memang
dibuktikan dengan dukungan tertulis dari mayoritas kursi di parlemen. Tapi
setelah Ismail Sabri menyusun kabinet, banyak yang ingin mencabut dukungan.
Itu akan dilakukan di sidang parlemen hari pertama. Politik
Malaysia begitu tidak stabilnya. Ekonominya juga lagi runyam. Covid-nya
apalagi. Menteri
keuangan Malaysia lagi mengajukan persetujuan ke parlemen: agar rasio utang
pemerintah bisa dinaikkan menjadi 70 persen GDP. Luar biasa tinggi persentase
itu. Selama
ini rasio itu disetujui di angka 60 persen. Masih kurang tinggi. Utang
Malaysia sudah mencapai 62 persen sekarang ini. Tapi, mereka merasa tidak
khawatir. Semua utang itu dalam ringgit dan dilakukan di dalam negeri. Sesekali
wanita seperti Ummi bisa membuat video yang begitu menghibur kita di
Indonesia. (Dahlan Iskan) ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar