Sabtu, 04 Juli 2015

Quran dan Lompatan Kuantum

Quran dan Lompatan Kuantum

   Bambang Cipto  ;   Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
KORAN SINDO, 03 Juli 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Ketika Alquran diturunkan ke Jazirah Arab di mana mayoritas penduduknya adalah kaum jahiliah mestinya orang bertanya logika dasar penentuan tempat tersebut.

Terpilihnya Mekkah sebagai tempat diturunkannya Alquran merupakan sinyal sangat kuat bahwa logika dasarnya adalah Islam sejak awal berkeinginan mengentaskan masyarakat yang hidup dalam kegelapan peradaban menuju cahaya peradaban. Masyarakat Mekkah yang hidup dalam era kegelapan dan kebodohan peradaban pun terangkat dengan turunnya Alquran di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Alquran yang suci antara lain menganjurkan manusia mengangkat derajat manusia yang terjerat dalam sistem perbudakan yang telah sedemikian berurat-berakar pada masyarakat jahiliah. Itulah sebabnya di dalam surat al- Balad seruan Islam agar sistem perbudakan dihapuskan digambarkan sebagai al-Aqobah atau ”jalan yang mendaki lagi sukar” .

Sejak awal Tuhan telah paham bahwa tidak mudah menghapus sistem perbudakan dalam masyarakat yang telah sedemikian lama mempraktikkan cara-cara yang tidak manusiawi tersebut. Pesan Qurani tersebut merefleksikan betapa Allah sangat realistis dalam menyusun ayat-ayat Alquran sehingga sesuai dengan tuntutan era saat itu. Sekitar 1436 tahun yang lalu tidak begitu banyak keajaiban Alquran yang diketahui manusia walaupun saat itu Alquran menyebut dirinya membawa pesan rahmatan lil alamin .

Namun, saat ini orang semakin meyakini bahwa sangat banyak ayat-ayat Alquran yang sesuai kemajuan sains dan teknologi. Lompatan kuantum yang merupakan sebuah fenomena dalam fiksi ilmiah dan telah diwujudkan dalam sebuah film Quantum Leap bahkan sesungguhnya telah dimulai dengan Alquran. Lompatan kuantum dalam fiksi ilmiah tersebut digambarkan sebagai kemampuan seseorang untuk mundur ke masa lalu sebelum dia dilahirkan atau maju ke masa depan sesudah dia meninggal.

Pembacaan Alquran dengan sungguh-sungguh dan ikhlas sesungguhnya juga akan menempatkan manusia ke dalam lompatan kuantum tanpa harus meninggalkan waktu saat ini. Pada saat kita membaca kisah Nabi Musa atau Nabi Ibrahim dengan khusyuk seolah-olah kita benar-benar hidup dalam alam ribuan tahun yang lalu.

Apalagi, jika bisa memetik dan menerapkan akhlakul kharimah para nabi tersebut, walhasil sebenarnya kita pernah mundur ke belakang ribuan tahun yang lalu, kemudian balik kembali mempraktikkan amal-amal saleh yang dilakukan para nabi tersebut. Demikian pula saat kita membaca dan dengan khusyuk memahami terjadinya hari kiamat serta gambaran surga dan neraka.

Maka pada saat itu pikiran kita melesat sangat jauh ke waktu di depan kita. Bila kita sungguh-sungguh ikhlas dalam memahaminya, pikiran kita akan balik kembali kemudian memperbanyak amal saleh sebagai bekal kelak jika hari kiamat tiba. Karena sesudah hari kiamat manusia akan digolongkan ke dalam golongan kanan (ke surga) dan golongan kiri (ke neraka).

Alquran dengan demikian merupakan pintu lompatan kuantum yang sangat bermanfaat agar kaum muslimin dan muslimat belajar banyak dari masa lalu dan masa depan agar terbebas dari siksaan Allah dan mendapatkan pahala sebanyak mungkin di akhirat kelak. Membaca Alquran membuat manusia mampu menembus lorong waktu yang sangat panjang dan melelahkan tanpa harus meninggalkan waktu saat ini.

Alquran sangat berjasa memperlebar daya jelajah pikiran manusia hampir tanpa batas. Alquran membuka lebar tradisi perencanaan jangka (amat) panjang bagi mereka yang ikhlas membaca dan mengkajinya.

Pemahaman Alquran yang tepat dan terbimbing akan membantu penguasaan pengetahuan tentang sejarah peradaban manusia bahkan bagi mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi sekalipun. Alquran adalah inkubator bagi calon-calon manusia unggul dan islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar