Nasib
Afghanistan Setelah Kepergian Amerika Hamid Awaludin ; Mantan Menteri Hukum
dan HAM; Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar |
KOMPAS, 4 Mei 2021
Damai di Afghanistan bisa jadi kian jauh.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa pasukan Amerika Serikat
akan ditarik total dari Afghanistan pada tanggal 9 September 2021. Kehendak
Amerika Serikat tersebut diikuti juga oleh NATO. Bukan pada tanggal 1 Mei
2021, sebagaimana yang diperjanjikan antara kelompok bersenjata Taliban dan
Amerika Serikat, yang ditandatangani pada tanggal 29 Februari 2020 lalu,
ketika Amerika Serikat masih dipimpin oleh Donald Trump. Taliban pun meradang, penuh hardik,
menuntut ditaatinya perjanjian. ”Tidak ada dialog damai tentang Afghanistan
sebelum seluruh pasukan asing ditarik mundur dari negeri kami,” kata Taliban. Amerika Serikat bisa saja membantah argumen
Taliban dengan mengatakan, perjanjian yang ditandatangani tersebut tidak
hanya menyangkut penarikan pasukan Amerika Serikat pada bulan Mei 2021,
tetapi ada juga klausul yang mengharuskan Taliban menghentikan kekerasan
(cease fire), yang tidak pernah dilaksanakan hingga kini. Sebentar lagi perdebatan tentang siapa
sesungguhnya tidak menaati kesepakatan akan mengemuka. Sejak dari awal memang Amerika Serikat
sudah ingin hengkang dari Afghanistan. Masalahnya, negeri adidaya ini sudah
tak mampu membiayai pasukan dan perangnya yang telah berlangsung hampir 20
tahun berturut-turut. Inilah perang yang paling lama dialami oleh Amerika
Serikat. ”Saya tidak mau menjadi presiden kelima Amerika Serikat yang
berperang tanpa akhir di sana,” kata Biden. Dua
skenario Kemungkinan pertama yang bakal terjadi
dengan keputusan Joe Biden ini ialah perang kembali berkecamuk antara Taliban
dan Amerika Serikat serta antara Taliban dan pasukan Pemerintah Afghanistan.
Apabila ini terjadi, perang menjadi zero sum game. Masalahnya, Amerika
Serikat akan mempertontokan keandalan teknologi persenjataannya, tetapi rapuh
dalam mental pasukan, dan tidak terampil menghadapi medan pegunungan. Kita harus mengakui, setelah lebih dari 40
tahun berperang, pertama melawan Uni Soviet, 1979-1989, lalu melawan eks
pasukan Mujahidin, dan menghadapai Amerika 20 tahun terahir, Taliban sangat
terlatih, baik fisik maupun mental. Mereka terlatih menghadapi medan
pegunungan dengan berbagai kondisi cuaca ekstrem. Maka, apabila perang meletus kembali
sekarang, Taliban tetap sulit ditaklukkan karena sekarang Afghanistan memasuki
musim panas. Pasukan Amerika Serikat, NATO, dan Pemerintah Afghanistan bisa
jadi bulan-bulanan kembali karena mereka tidak tahan dengan cuaca ekstrem
panas. Pasukan Taliban teruji untuk urusan ini. Skenario kedua, Taliban bisa diyakinkan
untuk menerima rencana penarikan pasukan Amerika Serikat pada bulan September
2021. Namun, skenario ini tentu membutuhkan ongkos kompensasi yang begitu
besar. Taliban pasti akan meningkatkan tuntutan daya tawarnya setelah seluruh
pasukan asing keluar dari negeri mereka. Sejatinya, sejak ditandatanganinya
perjanjian antara Amerika Serikat dan Taliban setahun lalu, Pemerintah
Afghanistan dan Taliban sudah melakukan dialog damai dengan nama
Intra-Afghanistan Dialogue. Namun, hingga kini tidak ada kemajuan substantif
yang dicapai meski sudah berbulan-bulan lamanya mereka duduk berunding. Mereka hanya berkutat pada pembicaraan tata
tertib perundingan damai, bukan substansi perdamaian. Ini semua terjadi karen
Taliban memainkan taktik ulur waktu (buying time), menanti kepergian pasukan
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Dalam perspektif ini, Taliban sangat
percaya diri bisa mengalahkan pasukan pemerintah apabila pasukan asing sudah
keluar. Posisi Taliban tersebut, diperkuat lagi
dengan kenyataan bahwa selama lebih dari setahun ke belakang, Amerika Serikat
telah duduk semeja dengan mereka. Amerika Serikat telah menanggalkan label
”teroris” terhadap Taliban. Apakah Amerika Serikat mau kembali menggunakan
label tersebut terhadap orang atau kelompok yang telah diajak duduk semeja
sebelumnya. Ini akan menjadi bahan tertawaan kelak. Mengapa
Amerika berubah Pertanyaan yang mengemuka sekarang adalah
mengapa Amerika Serikat mengubah jadwal penarikan pasukannya dari bulan Mei
ke September 2021? Amerika Serikat sangat sadar, apabila
Amerika Serikat bersama NATO langsung menarik pasukan mereka pada bulan Mei
ini, tidak cukup waktu untuk menyiapkan pasukan Pemerintah Afghanistan, dalam
menghadapi Taliban, bila Taliban kembali menggempur pasukan pemerintah. Amerika Serikat paham betul, selama hampir
20 tahun kehadiran pasukannya bersama NATO di Afghanistan, lengkap dengan
teknologi persenjataan yang mutahir, toh mereka tidak bisa menghancurkan
Taliban. Bagaimana lagi dengan kemampuan pasukan Pemerintah Afghanistan untuk
menghadapi Taliban? Ada yang beranggapan bahwa pasukan
Pemerintah Afghanistan cukup banyak dan andal sekarang. Namun, jumlah angka
dan keandalan tersebut belum teruji di lapangan. Semua ini telah dikalkulasi
matang oleh Amerika Serikat sehingga Joe Biden mengundur penarikan
pasukannya. Joe Biden tidak menghendaki terjadinya balkanisasi di Afghanistan
pascakepergiannya kelak. Masalahnya, Joe Biden sangat sadar bahwa
perjanjian antara Amerika Serikat dan Taliban hanyalah perjanjian untuk
kepentingan Amerika Serikat belaka. Perjanjian tersebut sama sekali tidak
memberi tempat atau mengakomodasi kepentingan Pemerintah Afghanistan dalam
kaitannya dengan Taliban. Perjanjian Amerika Serikat-Taliban sangat
menitikberatkan pada keamanan Amerika Serikat agar Taliban tidak menyerangnya.
Juga ditekankan agar Taliban tidak membiarkan kelompok-kelompok teroris
menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk menyerang Amerika Serikat. Kalau toh ada yang bisa dikaitkan dengan
kepentingan Pemerintah Afghanistan, hanyalah klausul yang berbicara tentang
penghentian kontak senjata dan mendorong Taliban untuk duduk berunding dengan
Pemerintah Afghanistan. Maka, Joe Biden membutuhkan waktu lebih
lama guna menyiapkan segala kemungkinan yang bakal terjadi setelah Amerika
Serikat pergi dari Afghanistan. Saya pikir, salah satu agenda dalam penundaan
waktu penarikan pasukan asing tersebut adalah menyiapkan teknologi
persenjataan kepada pasukan pemerintah Afghanistan. Dan ini membutuhkan waktu
untuk pelatihan. Selain itu, Amerika Serikat juga
membutuhkan waktu untuk menyiapkan peta jalan bagi terwujudnya demokrasi di
Afghanistan. Yang pasti, apa pun motif penundaan
penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari Afghanistan, damai di negeri
para mullah tersebut masih jauh dari dambaan. ● |
selamat hari untuk semua orang di indonesia dan juga untuk semua orang di asia, nama saya mrs. fatimah fahariah, saya ingin berbagi kesaksian hidup saya di sini di internet untuk semua warga negara indonesia saya melalui ibu yang baik, Ny. KARINA
BalasHapusSetelah periode mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak sepanjang waktu, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya ditipu dan saya ganti Rp. 17.000.000 dengan pemberi pinjaman yang berbeda.
Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya yang kemudian mengatakan kepada saya untuk menghubungi MRS KARINA, yang adalah pemilik. PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND, jadi teman saya meminta saya untuk meminta permintaan dari Ibu KARINA, jadi saya percaya perjanjian dan hubungi Ny. KARINA
Saya meminta pinjaman sebesar Rp.800.000.000 dengan bunga 2%, jadi saya mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dan semuanya dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan Jaminan dan jaminan untuk transfer. pinjaman. Saya hanya setuju untuk mendapatkan sertifikat persetujuan lisensi aplikasi mereka. untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari satu jam telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu menyetujui sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah Rp. 800.000.000. Saya sangat senang karena ALLAH akhirnya menjawab doa saya dengan memberi saya permintaan hati saya.
Semoga ALLAH memberkati MRS KARINA karena membuat hidup saya mudah, membuat saya bertanya kepada siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk dapat menghubungi MRS KARINA melalui email: karinarolandloancompany@gmail.com untuk pinjaman Anda atau whatsapp +1 (585) 708-3478
Akhirnya, saya ingin mendukung Anda untuk semua yang telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar ALLAH akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda juga.