Kontroversi
Obrolan Politik di Perusahaan Teknologi Andreas Maryoto ; Wartawan (penulis
kolom “Industri Digital) Kompas |
KOMPAS, 6 Mei 2021
Ada perkembangan menarik di kalangan perusahaan
teknologi digital. Mereka makin menekan perilaku-perilaku karyawan yang
cenderung memihak kepada kepentingan politik tertentu. Beberapa perusahaan
teknologi mulai memperketat perbincangan politik di tempat kerja dan juga
media sosial. Ada ungkapan “don’t talk politics at work” di kalangan mereka. Sejumlah media global membuat laporan
tentang hal tersebut sejak pekan lalu hingga pekan ini. Mereka menyebutkan
bahwa perusahaan perangkat lunak Basecamp di Amerika Serikat telah
mengumumkan bahwa mereka akan membatasi
perbincangan politik di tempat
kerja. Ada juga perusahaan perdagangan mata uang kripto Coinbase yang
menyatakan mereka bersifat apolitis merespons fenomena masalah politik di
Amerika Serikat. Google dan Facebook juga ingin membatasi perbincangan
politik di tempat kerja. Mereka pernah memberi tempat untuk mendiskusikan
secara terbuka sejumlah topik sensitif. Mereka mempersilakan opini-opini dari
karyawan dan memberi arena bagi karyawan untuk mengekspresikan dirinya namun
kebijakan itu kini bakal berubah. Banyak perusahaan teknologi telah melakukan
kebijakan pelarangan perbincangan politik sebelumnya. Kebijakan itu memunculkan debat baik di
kalangan internal karyawan maupun eksternal. Para pendukung melihat bahwa
perbedaan pandangan politik yang sangat tajam telah mengganggu kerja mereka.
Keberpihakan sebagian di antara mereka terhadap suatu pandangan politik
dipandang telah mengganggu. Sementara para penentang mengatakan bahwa
pembatasan itu akan mengurangi kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Dalam beberapa hari ini debat soal
perbincangan politik di perusahaan teknologi makin menguat. Secara umum
tampak kepentingan bisnis bertabrakan dengan keinginan dan aspirasi karyawan.
Akan tetapi perdebatan yang lebih mendasar adalah kriteria perbincangan
politik yang ada di dalam pelarangan. Ketika mereka peduli dengan masalah
sekitar dan mempertanyakan masalah itu, apakah ini bisa dimasukkan ke dalam
perbincangan politik sehingga tidak boleh diobrolkan? Mereka pun kemudian memberi contoh, problem
perubahan iklim adalah masalah fisik atau alam namun kemudian orang menyoroti
masalah itu berdasar kebijakan yang diambil sebuah negara, apakah ini
dikategorikan perbincangan politik? Ketika mereka melihat bisnis mereka dari
kacamata kebijakan politik luar negeri karena ada beberapa konflik
internasional, apakah perbincangan seperti ini termasuk ke dalam obrolan
politik? Seorang analis mengatakan, kebijakan itu
merupakan kebijakan yang berlebihan. Mereka terlalu takut dengan berbagai
risiko yang muncul ketika pandangan politik karyawan kemudian diartikan
sebagai sikap perusahaan oleh publik. Perusahaan kemudian menghitung berbagai
kemungkinan, salah satunya adalah kemungkinan dampak dari penilaian publik
itu terhadap masa depan bisnis mereka. Mereka kemudian melarang perbincangan
politik di lingkungan perusahaan. Keterbukaan informasi dan berekspresi
setelah kemunculan platform media daring dan media sosial menjadikan orang
mudah menyampaikan pendapat dan ekspresi. Mereka mempunyai media sendiri. Mereka
relatif kurang memiliki kendali terhadap berbagai opini dan ekspresi mereka
sehingga kadang menyinggung pihak lain. Lebih merepotkan ketika mereka
membawa nama perusahaan atau diasosiasikan dengan sikap perusahaan maka akan
memunculkan masalah yang lebih besar. Permasalahan seperti ini tidak hanya di
Amerika Serikat tetapi juga di berbagai negara. Pendiri Group Alibaba Jack Ma
mungkin menjadi contoh korban dari pernyataannya tentang layanan perbankan
milik pemerintah yang bisa ditafsirkan menyinggung pemerintah China. Ia bisa
ditafsirkan menyerang pemerintah China. Di Indonesia sudah banyak kasus
beberapa perusahaan harus berurusan dengan pemerintah dan juga publik terkait
dengan pernyataan mereka, termasuk perusahaan teknologi. Sejumlah perusahaan teknologi sudah bisa
merasakan dampak dari pernyataan bertendensi politik atau setidaknya
ditafsirkan bertendensi politis. Mereka mendapatkan boikot dari para
konsumen. Akibatnya mereka mengalami penurunan omzet penjualan menyusul
keributan pasca-pernyataan mereka. Mereka gagal melakukan klarifikasi karena
publik membuat tafsir sendiri. Beberapa sulit bangkit lagi. Perusahaan teknologi di Amerika Serikat
mungkin memiliki permasalahan serius menghadapi masalah politik di negara itu
yaitu keterbelahan publik karena pilihan politik yang berbeda. Perbedaan itu
makin mengeras sehingga menguras energi publik. Kecenderungan di Amerika
Serikat ini sudah mengarah kepada pembentukan kesukuan politik di berbagai
komunitas. Beberapa organisasi memang sudah terjebak pada pola pikir semacam
suku dengan berbagai identitas yang memisahkan mereka dengan kelompok lain. Oleh karena itu perusahaan teknologi
memilih melarang perbincangan politik di dalam perusahaan. Mereka tidak mau
terjebak di dalam keterbelahan itu. Mereka mungkin berpikir pelarangan ini
menjadi cara untuk mengurangi keterbelahan politik. Ibaratnya, cara itu
adalah jalan pintas agar perusahaan tidak terseret di dalam perpecahan di
dalam negeri. Perusahaan teknologi melihat perkembangan aktual dan berbagai
potensi keterbelahan itu sehingga membuat kebijakan pelarangan. Kini perusahaan teknologi tengah melakukan
mitigasi pasca-kebijakan yang dicerca oleh publik dan karyawan internal.
Mereka bersikukuh dengan kebijakan itu namun juga berusaha menangani
pelarangan itu. Mereka memberi sejumlah bonus kepada karyawan usai pelarangan
ini agar karyawan makin nyaman di perusahaan seperti dengan memberi tambahan
dana untuk kegiatan olah raga, menambah biaya pendidikan, dan lain-lain. Perusahaan teknologi di Indonesia sepertinya
harus bersiap dan makin kreatif menghadapi masalah perbincangan politik yang
berpotensi memunculkan masalah. Keterbelahan yang terjadi di Amerika Serikat
juga sedang terjadi di Indonesia. Upaya-upaya untuk mengurangi keterbelahan
sudah dilakukan namun masih kurang optimal. Perusahaan teknologi tentu
diharapkan bisa ikut mengurangi masalah keterbelahan sekaligus mengamankan
bisnis mereka yang sensitif dengan isu politik. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar