DEMO
HONGKONG (3) : Hujan Emas
dan Hujan Batu
14 June 2019
Oleh : Dahlan Iskan
Wajahnya sembab.
Matanya berlinang. Tapi tangannya
mengepal.
Bicaranya tegang. Penuh emosi.
Sedih dan jengkel menjadi satu pada
diri Carrie Lam.
Chief Executive Hongkong itu gusar:
dituduh akan menjual Hongkong. Oleh para demonstran yang memblokade gedung
parlemen. Hari Minggu lalu. Yang jumlahnya mencapai rekor: 1.030.000 orang.
Mayoritas anak muda.
Carrie Lam bukan politisi. la
birokrat karir. Terpilih dengan suara meyakinkan, 70 persen. Dalam sistem
pemilihan demokrasi yang beda banget.
Demo itu berulang Rabu lalu. Saat
Carrie Lam ngotot proposalnya harus tetap dibahas di DPR.
Bahkan harus sudah jadi UU Kamis minggu depan.
Jumlah yang demo Rabu lalu memang
'hanya' puluhan ribu orang. Tapi lebih militan. Anggota DPR benar-benar tidak
bisa masuk gedung parlemen. Pembahasan proposal Carrie Lam pun gagal dilakukan.
Terjadi bentrok hebat. Antara polisi
dan demonstran.
Yang juga hebat: tidak ada satu pun
yang meninggal.
Demonstran tetap menuntut pembatalan
proposal. " Withdraw! Withdraw!" teriak demonstran.
Carrie Lam: tidak akan.
Demonstran lantas minta Carrie Lam
mundur.
Carrie Lam: yang saya lakukan adalah
benar. "Saya tidak mau Hongkong jadi surga persembunyian para
penjahat," ujarnya. (lihat DI’s Way: Demo Hongkong dan Demo Hamil).
Carrie Lam terpillh dua tahun lalu.
Dengan perolehan suara begitu meyakinkan. Dia dilantik 1 Juli 2017. Oleh
Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang. Disaksikan Presiden Xi Jinping.
Lawannya di pemilihan waktu itu
hanya satu: John Tsang. Sama-sama birokrat karir. Sama-sama pernah menjadi
menteri sekretaris negara. Sama-sama pro-Beijing pula.
Di Hongkong, yang penduduknya hanya
7,5 juta orang memillki 26 partai potitik. Tapi perannya tidak begitu penting.
Siapa pun bisa maju sebagai calon independen. Untuk jabatan tertinggi sekali
pun.
Carrie Lam dan John Tsang adalah
calon-calon independen. Pemilihan pemimpin Hongkong tidak dilakukan secara
langsung.
Demokrasinya unik. Sejak zaman
Inggris masih berkuasa dulu. Pemimpin Hongkong dipilih oleh 1.200 orang. Carrie
Lam saat itu mendapat 777 suara.
Yang berhak memilih pemimpin adalah
komite pemilihan. Semacam MPR. Isi lembaga itu adalah: para anggota DPR (70
orang) dan wakil-wakil golongan masyarakat.
Anggota DPR adalah mereka yang
terpilih secara langsung di dapil masing-masing. Untuk masa jabatan empat
tahun.
Wakil golongan adalah mereka yang
dipilih oleh organisasi yang mewakili masyarakat. Di zaman Inggris hanya ada 9
jenis golongan: bisnis (diwakili dua orang), industri (2 orang), buruh (2
orang), hukum, kesehatan, akuntan, insinyur dan guru (masing-masing 1 orang).
Merekalah yang berhak memillh pemimpin.
Dengan begitu yang terpilih sebagai
pemimpin adalah yang kualitasnya tinggi
Pencitraan tidak ada gunanya.
Populer saja tidak taku.
Yang memilih pemimpin adalah yang
tahu persis siapa yang benar-benar berkualitas.
Belakangan jenis golongan itu
berkembang.
Bertambah.
Golongan bisnis misalnya, dibagi
lagi. Ada tambahan unsur restoran. Sebab di Hongkong begitu banyak orang yang
usaha restoran, katering dan makanan kecil. Ada juga bisnis pariwisata. Lalu,
real estate atau perumahan.
Kalau dikelompokkan secara umum MPR
itu terdiri dari golongan bisnis 300 orang, profesional 300 orang,
sosial/agama/buruh 300 orang dan politisi 300 orang.
Sedang DPR-nya beranggota 70 orang.
Yang separo dipilih langsung oleh rakyat. Lewat dapil di distrik masing-masing.
Yang separo lagi adalah utusan golongan. Yang terdiri dari 9 jenis golongan tadi.
Utusan golongan itu tidak sama: ada
yang dipilih langsung oleh anggota golongan. Ada juga semacam pemilu di
golongan itu. Misalnya yang mewakili guru. Dipilih langsung oleh semua guru.
Yang Jumlahnya 68.000 orang. Atau golongan akuntan yang jumlahnya 22.000
orang.
Tapi anggota DPR dari golongan buruh
dipilih oleh 590 organisasi buruh. Demikian juga golongan nelayan, dipilih oleh
organisasi nelayan. Dengan demikian DPR-nya sangat memahami denyut apa pun yang
ada di masyarakat.
Tentu partai-partai prodemokrasi
menganggap yang seperti itu bukanlah demokrasi. Mereka ingin melakukan
perubahan mendasar. Agar seluruh rakyat punya hak pilih yang sama.
Sudah banyak demo menuntut seperti
itu. Tapi belum berhasil. Yang jelas proses itu membuat Hongkong menjadi sangat
kuat. Meski kesenjangannya juga hebat. Pendapatan perkapita Hongkong 70.000
dolar pertahun. (Bandingkan dengan kita yang hanya sekitar 4.500 dolar/tahun).
Namun juga begitu banyak yang tidak bisa memiliki rumah.
Memang banyak hujan emas di
Hongkong. Tapi juga hujan batu. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar